Jin x Hwi

5.2K 303 63
                                    

Happy reading!

Daehwi mempercepat langkahnya. Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Daehwi harus bergegas sebelum volume air yang jatuh dari langit ini meningkat. Di dekapnya erat bungkusan plastik yang berisi obat penurun panas tersebut. Lantas berlari menuju rumahnya.

Daehwi berhasil sampai di rumah tepat beberapa detik sebelum hujan deras mengguyur. Dirinya segera menuju dapur untuk mengambil segelas air dan sepiring bubur untuk Hyung-nya yang sedang sakit.

"Hyung.." panggilnya.

"Eoh." yang lebih tua hanya menengok sebentar lantas memejamkan matanya kembali. Efek demam yang menyebabkan kepalanya terasa sakit.

"Makanlah. Setelah itu minum obatnya." Daehwi duduk di pinggir ranjang tempat Hyung-nya terbaring lemah.

"Aniya.." Jinyoung menggeleng pelan. Suaranya terdengar sangat lemah. Daehwi jadi miris melihat kondisi Hyung-nya itu.

"Kau harus makan, Hyung. Sesuap pun tak apa. Yang penting kau bisa meminum obatmu setelah itu." Daehwi mengusap surai coklat Jinyoung dengan lembut.

Lagi Jinyong hanya menggeleng lemah. Daehwi menghela nafas. Jujur saja ia sangat khawatir dengan kondisi Jinyoung sekarang. Jinyoung jarang sekali sakit. Namja berwajah kecil itu juga memiliki pola hidup yang sehat sehingga tidak mudah terserang penyakit. Namun yang didapati Daehwi kemarin sore adalah tubuh Jinyoung yang tergeletak tak berdaya didepan pintu kamarnya.

Daehwi meringis mengingatnya. Walaupun Jinyoung hanya demam biasa, suhu tubuhnya lambat sekali turun. Bahkan mungkin tidak turun sama sekali. Daehwi tidak terbiasa dengan Jinyoung yang seperti ini. Daehwi rasanya ingin menangis.

"Hyung bagaimana jika aku suapi? Bubur ini hampir dingin. Diluar juga sedang hujan. Kau harus mengisi perutmu agar kau tidak masuk angin." Daehwi mencoba membujuk Jinyoung lagi.

Jinyoung membuka matanya perlahan. Berusaha bangun dari tidurnya lantas bersandar pada dinding ranjang.

Daehwi tersenyum, merasa berhasil membujuk Jinyoung. Lantas menyuapkan sesendok bubur ke mulut kecil Jinyoung. Satu demi satu suapan hingga bubur tersebut nyaris tak bersisa. Daehwi tersenyum puas.

"Jja. Sekarang minum obatmu."

Jinyoung hanya bisa pasrah. Ia tidak memiliki kekuatan untuk menolak tablet pahit yang disodorkan Daehwi kepadanya.

Setelah meminum obatnya, Daehwi membantu Jinyoung berbaring kembali. Daehwi hendak membawa nampan berisi mangkuk dan gelas yang sudah kosong ke dapur saat Jinyoung menahan pergelangan tangannya.

"Jangan pergi." suara lemah Jinyoung membuat Daehwi iba.

"Hyung aku hanya akan membereskan ini sebentar lalu kembali lagi." Daehwi tersenyum lembut lantas berlalu menuju dapur.

Tak berselang lama Daehwi kembali ke kamar Jinyoung dengan sebaskom air dan handuk kecil ditangannya. Daehwi bergerak mendekat kearah Jinyoung. Tangannya dengan cekatan mengganti kompres Jinyoung agar demamnya cepat turun.

Daehwi menatap Jinyoung dengan perasaan campur aduk. Aneh. Tidak biasanya ia seperti ini. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang hinggap di perutnya.

Daehwi masih memandangi wajah Jinyoung yang tengah tertidur. Nampak jelas hyungnya itu tidur dengan tidak nyaman. Daehwi segera menaikkan selimut Jinyoung hingga sebatas dada. Ia tidak ingin Jinyoung kedinginan.

Entah mendapat keberanian dari mana tangan lentiknya bergerak mengelus pipi Jinyoung dengan lembut. Merapikan surai hitam Jinyoung yang tidak tertata rapi. Pandangannya menyendu.

Bae x LeeWhere stories live. Discover now