Paper Heart (3)

1.2K 151 8
                                    

Minggu-minggu berganti menjadi bulan. Tak terasa sudah hampir tiga bulan sejak Daehwi mengakui perasaannya terhadap Jinyoung di depan Guanlin. Semenjak itu, Daehwi tidak lagi memendam perasaannya sendirian. Ia mulai terbuka dan sering bercerita pada Guanlin. Entah itu tentang ia yang melihat Jinyoung hari itu atau tentang bagaimana jantungnya berdegup kencang kala dirinya berpapasan dengan Jinyoung di koridor. Semua Daehwi curahkan kepada Guanlin. Dan Guanlin selalu menyediakan kedua telinganya untuk Daehwi.

Selama tiga bulan itu pula Guanlin mati-matian menahan perih dihatinya. Membiarkan telinganya pekak akan cerita-cerita membosankan Daehwi tentang Jinyoung. Memaksakan senyumnya kala Daehwi memuja Jinyoung.

Ah, Guanlin tidak mengira rasanya akan se-menyakitkan ini. Pikirnya, ini akan mudah karena Daehwi hanya kagum pada Bae Jinyoung. Namun kenyataan bahwa 'sahabat' tercintanya itu memendam rasa sejak pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini membuatnya menciut seketika.

Mengetahui seorang Bae Jinyoung adalah cinta pertama Lee Daehwi itu rasanya tidak jauh lebih baik daripada kalah pertandingan basket.

"Ah, meolla."

Guanlin mengacak-acak rambutnya frustasi. Memikirkannya saja membuat Guanlin stres sendiri.

"Kau kenapa?" sebuah suara membuat Guanlin menolehkan kepalanya. Netranya menangkap sosok yang menjadi bagian dari masa lalunya.

"Hyung.."

Guanlin terkesima saat sosok itu mendekat ke arahnya. Tersenyum manis padanya. Ah, rasanya sudah lama sekali Guanlin tidak mendapatkan senyuman itu.

"Jihoon hyung ada apa kemari?" tanya Guanlin. Wajahnya sudah lebih baik ketika ia membenarkan kembali tatanan rambutnya yang tadi sempat berantakan.

"Tidak boleh ya?" Jihoon balik bertanya. Senyum manis masih tersungging di wajahnya.

"Hanya.. Rasanya sedikit aneh."

Sementara Jihoon tertawa hambar.

"Ada yang lucu?" tanya Guanlin. Ia merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Jihoon. Mantan kekasihnya itu bersikap seperti bukan Jihoon.

Ah, mantan kekasih ya?

"Apa yang membuatmu merasa stres Guanlin-ah? Anak itu lagi?"

Guanlin tidak terlalu suka saat Jihoon mengatakan 'anak itu lagi'. Terdengar sangat tidak nyaman di telinganya.

"Siapa yang kau maksud 'anak itu lagi'?" oh ayolah, nadanya sarkas sekali.

"Hei santai bung. Siapa lagi yang ku maksud? Tentu saja Lee Daehwi." Senyum manis Jihoon berubah menjadi senyuman aneh yang jahat di mata Guanlin. Nada bicaranya yang santai terdengar meremehkan di telinga Guanlin.

Hey, Guanlin yang cuek ini akan berbeda jika sudah berurusan dengan Lee Daehwi.

Dasar. Budak cinta.

"Ada apa dengannya?" Guanlin malah melempar pertanyaan pada Jihoon yang di sambut kekehan hambar oleh lawan bicaranya.

"Bukankah aku yang seharusnya bertanya begitu?" Jihoon menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Memandang remeh lawan bicaranya.

Bae x LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang