Perubahan Meira

6.1K 346 2
                                    

Assalamualaikum
Maaf kalo alurnya jadi nggak jelas dan kurang ada feel
Langsung aja yukkkk....

###

Meira menatap surat pemberian Arshad yang tergeletak di meja belajarnya. Jujur saja, ia tak berani membuka apalagi membaca balasan dari Arshad. Mengingat bagaimana surat yang ia tulis kemarin.

Tok tok tok...

"Masuk!".

Melihat siapa yang masuk membuat Meira tersentak. Secara refleks ia berdiri.

"Papa?".

Farhan datang dengan senyuman yang dipaksakan. Meira dapat dengan jelas melihat hal itu.

Papa kenapa?

Seumur-umur baru kali ini Meira melihat kesedihan di mata papanya. Meskipun Meira sering membuat ulah, tapi papanya sama sekali tak pernah menunjukkan wajah sedih seperti sekarang ini.

"Kamu belum tidur, sayang?" lirih Farzan mengusap puncak rambut Meira pelan.

Meira yang merasa canggung hanya menggeleng.

Farzan diam. Ia duduk di pinggir kasur. Diikuti oleh Meira.

"Meira, selama ini papa selalu turuti semua keinginan kamu. Sekarang, papa punya satu permintaan. Kamu mau kan kabulin permintaan papa?".

"Apa?".

Farzan menghela nafas panjang. Seolah berat untuk mengatakan sesuatu.

"Ayo kita pindah ke luar kota".

Deg!

Apa ini?

Kenapa papa tiba-tiba ingin pindah?

"Papa tau, ini berat untuk kamu. Tapi papa yakin, ini yang terbaik buat kita.Kamu mau kan?".

"Tapi kenapa papa tiba-tiba ngajak pindah?" tanya Meira. "Apa ini ada hubungannya sama mama?".

Farhan terdiam. Ia menatap kosong pemandangan di depannya.

"Maafkan papa, Meira...".

Meira terdiam. Bukan permintaan maaf yang ingin ia dengar.

Kedua tangannya terkepal erat. Merasa kesal dan marah.

Kenapa dia datang jika harus membuatku dan papa sedih?

***

"Arshad Maulana Rafisqy" lirih Husna membaca tulisan yang ia tulis sendiri. Tanpa sadar senyumnya merekah.

Sedetik kemudian ia menggeleng dan mencoret nama Arshad.

"Heishhh apa yang gue lakuin sih!".

"Sadar Na, Arshad itu milik Meira, sahabat loe!".

"Tapi Meira kan nolak Arshad. Jadi, Arshad bukan milik Meira kan".

"Astaughfiruallahaladzim, Husna!!! Mau Meira nolak atau enggak, belum tentu juga Arshad mau sama loe".

"Sadar Husna, sadar" ujarnya bermonolog sendiri.

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang