Usaha

5.3K 297 2
                                    

Assalamualaikum
Semoga kalian tetap setia dicerita ini ya
Langsung aja baca yuk!

###

"Aku pikir, aku bisa menunggu kamu. Sampai kapanpun. Tapi nyatanya, tidak. Maaf, aku tidak suka menunggu".

"Humaira".

"Ayo kita akhiri saja semua ini" gumam Meira dengan air mata yang sudah jatuh.
.
.
.
.
.
Arshad diam. Tatapannya lurus ke depan. Entah kenapa perkataan Meira sangat membuat hatinya terluka.

Hening.

Hanya terdengar suara isakan Meira.

"Aku akan berpura-pura tidak mendengar perkataanmu saat ini" ucap Arshad memecah keheningan.

Ia kemudian berdiri dan pergi. Tapi langkahnya terhenti begitu ia mengingat sesuatu.

Meira mendongak. Menatap punggung Arshad.

"Assalamualaikum" pamit Arshad. Ia lalu meneruskan langkahnya kembali.

Air mata Meira makin deras melihat Arshad yang benar-benar pergi.

Aku nggak pernah tahu teorinya bagaimana, tapi merelakan seseorang kenapa sesakit ini...

***

SMA 12 cukup heboh dengan kedatangan Meira dengan seorang cowok. Apalagi cowok itu memakai seragam yang berbeda. Membuat semua mata yang melintas menatap keduanya.

Termasuk Arshad dan kawan-kawannya.

Arshad keluar dari mobil, begitu pula dengan Rafif. Sementara Hizam lebih memilih untuk memarkirkan mobil.

"Tuh, cowok loe datang" bisik Yuda.

Meira langsung menoleh. Penasaran dengan yang dikatakan Yuda.

"Gue balik dulu ya. Entar gue jemput" pamit Yuda begitu Arshad datang.

Meira mengangguk. Ia melambaikan tangan "Hati-hati".

Meira berbalik begitu motor Yuda sudah pergi. Ia sengat terkejut melihat Arshad yang sudah berdiri dihadapannya. Bahkan jarak keduanya begitu dekat. Hingga Meira mundur beberapa langkah.

"Siapa, Ra?" tanya Rafif yang berdiri di samping Arshad. Ia benar-benar penasaran dengan cowok tadi. Pasalnya cowok itu bisa membuat mimik sahabatnya menjadi tidak tenang.

"Sahabat gue" jawab Meira. Ia tahu Arshad menatapnya. Makannya Meira memilih melihat Rafif.

Untuk saat ini Meira tidak sanggup menatap Arshad.

"Gue duluan ya, Raf" pamit Meira tanpa menoleh ke Arshad sedikit pun.

Arshad hanya diam. Ia menatap punggung Meira yang semakin menjauh.

"Masa sahabat sedekat itu. Kayak pacaran aja" lirih Rafif yang masih dapat didengar Arshad.

***

Husna tersenyum tipis begitu melihat Meira masuk ke dalam kelas. Tapi semyumnya menghilang tatkala Arshad yang juga masuk.

"Apa mereka berangkat bareng" pikir Husna.

Husna terus menatap Arshad, sementara cowok itu malah sibuk menatap Meira.

Meira duduk dibangku sebelah Husna tanpa berkata apapun. Bahkan melihat Husna pun tidak.

Keduanya saling diam hingga Pak Yadi datang. Dan memulai pelajaran.

***

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang