Pamit

3.9K 279 99
                                    

Assalamualaikum guys
Mohon maaffffffffttt bangetttttt
Author tidak bermaksud untuk melalaikan cerita ini. Namun memang keadaan yang tidak memungkinkan. Tapi sebagai gantinya, author sudah buat chapter ini secara khusus lebih banyak dari biasanya.
Mungkin tinggal satu atau dua chapter lagi, cerita ini akan selesai.
Terlepas dari happy atau sad, author ingin kalian semua menerimanya dengan lapang dada hehehe😉

###

Keluarga Fitri dan Arshad berkumpul di rumah Abah Tohir. Mereka sedang mencemaskan keberadaan Arshad yang tidak kunjung kembali tanpa kabar. Padahal beberapa hari lagi adalah hari pernikahan.

Kepala Fitri menyandar pada bahu Bu Eka. Wajahnya murung dan matanya sembab, menandakan betapa sedihnya ia sekarang ini.

Bagaimana tidak,

Laki-laki yang sangat ia cintai sejak dulu, telah pergi meninggalkannya.

Sakit.

Sedih.

Malu.

Semuanya menjadi satu.

Menghancurkan hati Fitri sampai ke dalam-dalamnya.

"Jadi bagaimana, Bah? Pernikahan sudah didepan mata. Tapi Arshad masih belum juga ada kabar" dengus Ustadz Mahmud.

"Sabar Ustadz, Aisyah sedang mencari informasi mengenai keberadaan Arshad sekarang. InsyaAllah secepatnya kita tahu dimana Arshad. Dan pernikahan bisa dilanjutkan seperti yang sudah direncanakan" jelas Abah Tohir.

"Apa Abah bisa jamin hal itu? Bagaimana kalau seandainya, sampai besok pun kita tidak tahu dimana Arshad? Bagaimana dengan pernikahannya? Saya malu, Bah! Malu!".

Ummi Laila menghela nafas panjang.

Ia tidak menyangka putra kesayangannya akan pergi seperti ini.

Bu Eka membelai lembut rambut Fitri. Berusaha menenangkan hati putrinya. Ia tahu perasaan Fitri sekarang.

Gadis mana yang tidak sedih bila pernikahannya kemungkinan besar dibatalkan?

"Saya akan tanggung jawab mengenai hal itu. Ustadz tidak perlu khawatir" Abah Tohir menenangkan. Padahal di dalam lubuk hati terdalam, tersimpan kecemasan.

"Tanggung jawab seperti apa, Bah?".

"Tenang, pak. Sabar...." gumam Bu Eka.

"Sabar bagaimana, Bu? Putri satu-satunya kita terancam gagal menikah! Bagaimana bapak bisa sabar?".

"Pernikahan akan tetap terjadi, Ustadz tenang saja" ujar suara berat laki-laki yang baru saja datang.

Laki-laki itu adalah Arshad.

Ya,

Arshad sudah kembali.

Membuat Abah Tohir, Ummi Laila, Fitri, Ustadz Mahmud, dan Bu Eka terkejut.

"Assalamualaikum" salam Arshad.

"Waalaikumsalam".

Arshad langsung mencium tangan Abah Tohir, Ummi Laila dan orang tua Fitri.

Sementara Fitri yang melihat kehadiran Arshad benar-benar merasa tidak menyangka.

Arshad kembali?

Padanya?

Bukankah Arshad sudah bersama Meira lagi kemarin?

Ini mimpi bukan?

"Dari mana saja kamu, nak? Kenapa kamu nggak angkat telfon dari ummi?".

Remaja Masa Kini (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang