6

2.9K 158 2
                                    

***Ketika titik lemah menghampiri, disitulah saat yang tepat untuk tersenyum dan tertawa selepasnya, setidaknya 1% kesedihan menguap bagai air menjadi awan, ya walaupun balik lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***
Ketika titik lemah menghampiri, disitulah saat yang tepat untuk tersenyum dan tertawa selepasnya, setidaknya 1% kesedihan menguap bagai air menjadi awan, ya walaupun balik lagi.

***

"Aw- pelan-pelan," Arkha meringis kesakitan.

"Ish! Kamu kenapa sih harus ikut tawuran? Gak baik! Liat nih, ini luka, trus ini luka juga, trus- ya ampun siku kamu ikut luka?! Aku gak suka kamu kayak gini Arkha!" Perempuan berambut panjang digerai, masih memakai baju putih abu-abu, mengobati luka Arkha karena tawuran tadi siang.

"Iya-iya, tapi kalo aku gak ikut, gak asik," ucap Arkha tertawa, sedangkan perempuan dihadapannya memelotot dengan alis membentuk kebawah.

"Apasih pentingnya hal-hal kayak gitu? hal-hal yang berbau kekerasan itu, ngerugiin diri sendiri Arkha! bukan diri sendiri aja yang rugi orang lain juga, kamu tuh kalo diomongin selalu bilang iya-iya trus, tapi masih juga tawuran, ish!!" ucap Kalisa menekan kapasnya di wajah Arkha.

"Awww--emph," ringis Arkha kembali, "bawel ah, udah mirip sama Mama aku ya," ucap ARkha mengusap puncak kepala Kalisa sambil tertawa pelan.

Kalisa mencubit tangan Arkha dengan cepat, Arkha meringis "Aw! Sebenarnya kamu sayang gak sih sama aku?" ucap Arkha mengelus tangan yang dicubit.

Kalisa memajukan wajahnya,"E N G G A K," ucapnya kemudian berdiri sambil tertawa menenteng kotak P3K.

Kalisa meletak kotak P3K di meja, "Oke, kalo kayak gitu, aku bakal ikut tawuran terus, sampe mati aja kali ya, mau?" ucap Arkha berjalan ke arah Kalisa berdiri.

Kalisa diam kemudian berbalik badan dengan wajah sendu, Arkha bingung, padahal ia hanya bercanda, Arkha mendekat, "kamu kenapa?" tanya Arkha melihat kalisa menunduk.

Kalisa mengangkat wajahnya, wajah sendu tersirat di sana, "aku..," ucapnya menjeda, Arkha tambah bingung, "kamu kenapa Kal?" tanyanya.

"AKU YANG BAKAL LIATIN KAMU MATI, HAHAHAHA!!" ucap Kalisa tertawa kencang.

Deg.

Arkha mengerjapkan mata beberapa kali, ia mengacak rambutnya gusar, keringat peluh menghiasi wajahnya, tanpa sadar setetes air mata jatuh dengan sendirinya tanpa diundang.

Arkha mengelap sudut matanya, melihat air mata penuh kerinduan, "kenapa lo jatuh lagi sih?" Gumamnya sendiri dengan nada yang jarang ia tunjukkan pada orang lain. Nada lemahnya seorang Arkha. Nada-nada yang tercipta karena kesedihan dan rasa bersalah dimasa lalu.

SMA & SMKWhere stories live. Discover now