1 - Jari Manis

22.5K 1.3K 191
                                    

Sejak lahir, Tuhan memberi bekal berupa tanda soulmate pada setiap pasangan. Namun, kehendak untuk bersama pasangan takdir dikembalikan kepada manusianya masing-masing. Bahkan tak jarang yang memutuskan untuk memilih orang yang bukan soulmate-nya.

Renjun sama sekali tidak berharap untuk menjadi orang yang seperti itu. Ia ingin bersama pasangan yang memang ditakdirkan Tuhan sejak lahir. Maka dari itu, ia memutuskan untuk menyendiri hingga usianya yang ke 20 tahun ini. Loh, masih muda ya?

Tahu kenapa usia legal menikah itu 19 tahun usia internasional?

Karena usia itu adalah usia paling lambat ia bertemu dengan soulmate-nya. Namun entah karena Renjun yang malas mencari, ia tidak bertemu juga dengannya. Padahal teman-teman dan mantan pengejar cintanya dulu sudah bertemu soulmate masing-masing.

Intinya, saat ini Renjun sudah setahun melewati masa pertemuannya dengan sang soulmate. Dengan arti lain, ia bisa saja sudah bertemu dengan soulmate-nya tapi tidak sadar atau memang soulmate-nya belum ada di dunia.

"Siapa sih? Bikin pusing saja."

Renjun belum lelah sebenarnya. Ia bertemu banyak orang di sekolah dan universitasnya tetapi belum ada satupun yang menggentarkan hatinya. Renjun juga bingung, tanda di jari manisnya belum keluar juga. Apakah itu tandanya ia tidak punya soulmate?

"Sabar Njun. Pasti ketemu kok."

Doyoung, kakak tingkat yang tinggal bersama dengannya menenangkan dirinya sambil mengajak Renjun ke meja biasa di kafenya bekerja.

"Kak Doyoung shift malam lagi?"

"Iya Njun. Kamu mau part-time bantuin aku?"

"Kak Doyoung gak usah rekrut orang baru lagi napa? Aku udah cukup kok," ucap seseorang tinggi dengan pakaian pelayan.

"Aigo, kamu tuh masih sekolah, Sung. Aku nggak mau kena undang-undang tenaga kerja."

"Plis deh hyung, aku udah 18 tahun. Sebentar lagi juga masuk universitas."

Renjun yang daritadi duduk memerhatikan keduanya hanya terkekeh.

"Eh, ada Renjun."

Alis Renjun terangkat satu. Seperti tidak akan terbiasa dengan Jisung yang selalu menghapus derajat hyung saat bersamanya.

"Jisung, aku lebih tua darimu lo."

"Tua umur doang kan?"

Ini lagi. Giliran Doyoung yang terkekeh. Dongsaeng-dongsaengnya memang menarik.

"Oh ya, Sung. Kalau nggak salah Jisung udah keluar tandanya kan? Bisa kan kamu temenin Renjun curhat dulu?"

"Hah?"

Renjun dan Jisung sama-sama menganga, tidak mengerti.

"Itu tuh, kasian Renjun belum keluar juga tanda jari manisnya. Kali aja kamu bisa ngasih tips."

"Lo hyung?"

Jisung gagap. Dia bingung dengan perintah itu.

"Udah, temenin ngobrol dulu napa. Toh, pelanggan juga belum pada datang."

"Tapi kan perlu persiapan hyung."

"Ada Haechan, santai."

Doyoung mengedipkan matanya dan menghilang dari meja tempat Renjun duduk dan Jisung berdiri. Renjun pun berdeham.

"Jadi? Kamu udah ketemu soulmate? Gak pernah bilang."

"Doyoung hyung itu bercanda Njun. Lagian, yang bermasalah itu kamu. Seriusan belum ketemu? Udah 20 kan?"

MOMENTSWhere stories live. Discover now