6 - Aura

6K 651 78
                                    


Kali pertama Renjun bertemu langsung dengan Chenle, ia bisa melihat aura idola cilik itu. Putih menyilaukan, dan membuatnya merasa minder ketika diminta menjadi penjaga bocah itu.

"Ge, bantu Lele bisa bahasa korea ya."

Chenle yang saat itu teramat imut membuat Renjun tersenyum dan mengiyakan apapun permintaan Chenle padanya.

"Wah, gingsul Renjun-ge kiyowo."

Renjun tersipu meskipun mungkin saja cuma kata itu yang terlintas di pikiran Chenle ketika mengungkapkan ketertarikannya pada sesuatu. Iya, menurut Renjun, kiyowo adalah satu-satunya kata selain annyeonghaseyo yang dikuasai oleh Chenle sehingga Renjun pun memberikan jasa translator di manapun Chenle merasa kesulitan.

Alhasil, Chenle pun menempel padanya seperti anak ayam. Abaikan Jisung yang protes karena julukannya sebagai baby chick diambil Chenle.

"Kamu tuh bayi ayam Jisung, bukan anak ayam."

"Jisung kiyowo. Hahahaha."

Begitulah keseharian mereka hingga dalam waktu 3 bulan Renjun dan Chenle debut bersamaan dengan trainee NCT Dream lainnya. Renjun yang selalu membantu Chenle dalam hal apapun membuat mereka disebut sebagai sepasang saudara yang terpisah sekian lama.

"Renjun-ge kiyowo."

Terlalu sering disebut imut oleh Chenle seharusnya membuat Renjun terbiasa. Namun, debaran jantungnya ketika dipuji atau dipeluk oleh Chenle membuatnya tidak bisa tenang. Terlebih setiap kali Chenle tersenyum saat menatapnya, ia bisa melihat aura berwarna putih itu memancar dari dalam diri Chenle yang membuatnya untuk sesaat tertegun. Kenapa cuma Chenle?

"Aku memang mendengar beberapa orang yang mengeluarkan warna aura tetapi kalau setiap saat aneh juga. Kamu pernah melihat warna auraku?"

Mark menjelaskan ketika ia akhrinya memutuskan menanyakan keanehannya. Ia bahkan sudah memeriksa dokter dan nyatanya matanya normal-normal saja.

Maka, ketika ia menanyakan langsung pada Chenle dan menerima pelukan kencang darinya, ia tidak mengerti.

"Renjun-ge, aku sudah tahu dari awal melihat warna pink itu."

"Pink? Apa sih Le?"

"Renjun-ge, kita soulmate."

"Hah?"

"Iya, soulmate."

"Maksud?"

"Ih, masa perlu Lele jelasin sih. Itu lo Ge, pasangan, belahan jiwa, takdir, benang merah, apa lagi sih bahasa koreanya? Pokoknya kita ditakdirkan bersama Ge. Aduh, seneng banget aku Ge."

"Hah?"

Renjun masih cengo dan Chenle memutuskan untuk mencium bibir Gege-nya itu. Renjun yang shock hanya bisa mematung. Pasalnya, ini kali pertama ada orang yang mencium bibirnya. Orangnya itu Chenle lagi.

Chenle yang sadar akan kepolosan Gegenya itu pun mulai melumat pelan hingga Renjun lemas dan kehabisan napas.

"Masih belum mengerti Ge?"

Renjun merona parah. Napasnya terengah, sebagian karena shock sebagian karena kekurangan oksigen. Renjun tidak berani menatap balik Chenle yang menatapnya penuh afeksi. Bahkan tanpa menatap matanya pun ia melihat warna putih dari aura Chenle mulai melingkupi dirinya, menenangkan sekaligus mendebarkan.

"Gege nggak mau jawab? Apa perlu Lele cium lagi?"

Renjun menggeleng. Ya ampun, di mana kelelakiannya? Kok dia merasa seperti cewek yang baru ditembak gebetan begini sih?

"Le, apa itu artinya kita jodoh?"

Lele sontak tersenyum dan memperlihatkan mata sipitnya.

"Iya Ge. Kita jodoh, kita pasangan."

"Tapi..."

"Tapi?"

Chenle setia menunggu lanjutan kalimat Renjun. Namun, karena Renjun masih belum juga mengumpulkan kelelakiannya, ia tidak langsung menjawab.

"Gege jangan banyak berpikir. Kerutan di dahi ini tidak cocok untuk Gege-ku yang cantik."

Chenle menyentil pelan dahi Renjun, lalu kembali memberikannya pelukan.

"Kalau kamu sempat lupa, kuingatkan kalau aku ini cowok Le."

"Banyak kok cowok cantik, tetapi Gege yang tercantik."

"Le..."

"Jangan gitu Ge. Gege kan tahu kalau Lele tuh tulus waktu bilang Gege cantik. Serius."

"Trus, tentang kita?"

"Menurut Gege gimana?"

"Aku pengennya biasa-biasa aja Le. Aku pengen tetep sebagai kakak kamu, tetap main dan bercanda seperti biasa."

"Iya, Lele juga maunya begitu."

"Tapi Le, kamu emang pernah suka sama Gege?"

"Ih, dari awal kali. Waktu Lele bilang Renjun-ge kiyowo, memang waktu itu kiyowo. Memang Gege nggak ngerasain kalau Lele selalu pengen deket sama Gege?"

"Habis, kamu mainnya sama Jisung terus."

"Gege cemburu?"

"Cemburu cuma untuk yang tidak percaya diri."

Chenle tertawa dan kembali menghadiahkan Renjun kecupan di bibirnya.

"Sekarang aku ngerti kenapa Renjun-ge yang jadi soulmate-ku."

"Huh?"

"Ge, apapun yang terjadi, hati Chenle cuma buat Renjun-ge."

----





"Zhong Chenle, maksudmu nyebut Gege sebagai Black Widow itu apa hah?"

"Kok marah sih? Kan Lele serius pas bilang kalau Renjun-ge itu cantik."

"Tapi itu superhero cewek."

"Karena superhero di Avengers nggak ada lagi yang secantik Renjun-ge."

"Tapi, kamu tahu kan Black Widow itu..."

"Oh..."

Berkat otak jeniusnya, Chenle pun langsung memeluk Renjun yang kini lebih pendek darinya.

"Tenang aja Ge. Ingatan dan cintaku kepada Gege tidak akan bisa terhapus semudah itu. Lagian Chenle sudah janji pada Gege. Apapun yang terjadi hati Chenle cuma buat Renjun-ge. Jadi, kisah cinta Gege nggak akan ngenes seperti Black Widow."

Kalimat terakhir itu diakhiri pekikan high pitch Chenle yang pinggangnya dicubit Renjun.



-----

END - 2 Mei 2018

----


[Chenle x Renjun]
Note:

Saya kesal banget. Gara-gara lupa nge-save, ketikan 1k words yang satu setengah jam saya buat untuk last chapter ini hilang. Kesel nggak sih? Jadinya saya ngulang lagi ngetik, hiks, untung plotnya masih inget.

By the way, ini last chapter untuk Moments Season 1. Tiga chapter terakhir agak canon semua karena memang moments triggered. Jadi, maafkan yang tiga chapter awal, settingnya beda. Semoga karakternya masih masuk ya.

Dan dengan chapter ini saya mengumumkan akan hiatus (lagi) untuk satu setengah bulan ke depan karena saya merasa bahwa wattpad ini cukup addiktif bagi saya yang perlu fokus tinggi pada kondisi saya sekarang ini.

Terima kasih atas reader yang sudah membaca (meramaikan views), apalagi yang  sudah memberikan vote dan komentar di setiap chapternya, saya shock karena fic ini masuk ranking 500an yang bahkan saya nggak tahu ternyata ada sistem ranking di sini.

Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa di Moments Season 2.

MOMENTSحيث تعيش القصص. اكتشف الآن