CHAPTER 3

682 108 8
                                    

✧✧✧ — Please appreciate me, give me a vote and comment after you read this story. Thank you for understanding — ✧✧✧








Pagi ini Jaehwan terlihat sibuk menata makanan diatas meja. Namun saat Jaehwan hendak menaruh gelas berisi air putih, Jaehwan tidak sengaja menumpahkan airnya ke lantai.

"Ah, bagaimana ini? Woojin akan marah kalau melihat ini."

Telinga wolf milik Jaehwan yang sudah keluar sejak tadi mulai turun menyatu dengan rambutnya. Dengan segera Jaehwan membalikkan tubuhnya untuk mencari kain kering. Tanpa Jaehwan sadari, Woojin berjalan masuk ke dapur masih menggunakan piyama dilengkapi wajah baru bangun tidurnya.

"Kamu sudah menyiapkan sara-"

"JANGAN MENDEKAT!!"

Terlambat, saat Jaehwan berbalik Woojin sudah terpeleset karena air dilantai itu, membuat Woojin jatuh menimpa tubuh Jaehwan yang berada didepannya. Bibir mereka bertemu, keduanya terdiam tampak terkejut. Namun beberapa saat kemudian, Woojin sadar dan langsung bangkit berdiri diikuti oleh Jaehwan.

"Maafkan aku, Woojin-ah... aku tidak sengaja menumpahkan air saat hendak menaruh gelas ke atas meja..."

"Tidak bisakah kamu lakukan itu dengan hati-hati? Cepat bersihkan lantaiku!"

"Baru saja mau aku bersihkan, kamu sudah datang kesini duluan."

"Jangan menyalahkan tuan mu!"

"Eish, baiklah. Maafkan aku tuan muda Park Woojin."

Jaehwan memajukan bibirnya sambil berjongkok untuk membersihkan air lantai itu sementara Woojin duduk di kursi untuk memakan sarapan yang sudah disiapkan Jaehwan, pancake dengan madu sebagai saus dan dua buah potong pisang sebagai topping nya.

"Tuan muda, Anda tidak mandi dulu? Bukankah hari ini Anda harus bekerja?"

"Hari ini aku bisa datang agak siang. Kamu berangkat saja duluan. Pakai salah satu mobilku yang ada di bagasi."

"Bolehkah aku pakai mobilmu? Yang mana saja?"

"Ya, terserah kamu."

Jaehwan tampak senang karena mendapat izin untuk memakai mobil milik Woojin. Jaehwan langsung memeluk tubuh Woojin lalu mencium pipi Woojin, tanpa menyadari bahwa yang dicium tampak terkejut.

"Aku akan ganti baju, lalu berangkat duluan. Sampai nanti bertemu dikantor, Woojin-ah! Oh ya, have a nice day!"

Jaehwan berjalan meninggalkan ruang makan menuju kamarnya, sementara Woojin tampak menutup wajahnya dengan satu tangan. Wajah Woojin terlihat sangat memerah.









✿❀✿❀✿❀✿❀✿❀✿❀✿






Sesampainya di kantor, Jaehwan membuka notes yang memang dia sediakan untuk mencatat pekerjaan Woojin hari ini. Jaehwan melihat bahwa siang nanti Woojin ada jadwal untuk melakukan wawancara dengan calon-calon pegawai yang sudah dicari oleh perusahaan untuk menggantikan posisi kepala manager yang sudah dipecat beberapa hari yang lalu. Jaehwan lega karena selama posisi kepala manager kosong, Jaehwan lah yang ditunjuk oleh Woojin untuk mengurus pekerjaan kepala manager dan membuat Jaehwan sangat pusing.



Jaehwan mengalihkan pandangannya pada daftar calon-calon pegawai yang sudah berada diatas mejanya, cukup banyak calon pegawai yang harus mereka wawancara dan mereka seleksi. Jaehwan menghela nafas.

"Aku ini sekretaris sekaligus asisten Woojin ya? Tugasku banyak sekali."

Pada saat Jaehwan membolak-balik daftar calon pegawai mereka, tiba-tiba tangan Jaehwan terhenti pada salah satu data CV milik calon pegawai bernama Kang Daniel. Jaehwan terdiam melihat foto yang dilampirkan pada CV tersebut. Daniel seperti memiliki aura yang berbeda.

"Aku harus memberi tau soal ini pada Woojin... ini pasti akan menjadi masalah besar!"

Jaehwan segera meletakkan map berisi data-data milik para calon pegawai mereka diatas mejanya, lalu Jaehwan mengambil ponselnya untuk menghubungi Woojin.









✿❀✿❀✿❀✿❀✿❀✿❀✿









Handphone milik Woojin yang berada diatas meja nakas kamarnya terus berdering sejak tadi, namun sang pemilik tampak menghiraukannya. Sang pemilik terlihat duduk disudut ruang kamar mandinya. Woojin merasakan rasa panas yang menyesakkan dadanya, membuat Woojin tidak bisa bernafas.

"Jaehwan.... shit! What happen with me?"

Woojin berusaha melangkah untuk mendekati handphone nya yang sejak tadi berbunyi. Woojin melihat nama Jaehwan tertera di layar handphone nya. Woojin mengangkat panggilan dari Jaehwan itu.

"Woojin! Sepertinya kita harus membicarakan calon_"

"Kim Jaehwan... pulanglah... tolong... aku."

Setelah mengatakan itu, Woojin tidak sengaja menjatuhkan ponselnya. Woojin jatuh tidak sadarkan diri. Sementara Jaehwan yang berada disebrang sana tampak diam mematung. Butuh waktu beberapa detik sampai akhirnya Jaehwan berlari ke parkiran kantor lalu langsung tancap gas ke rumah Woojin.



Jaehwan memarkirkan mobilnya di depan pagar rumah, lalu langsung berlari masuk ke rumah tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Woojin? Park Woojin? Kamu dimana?"

Tidak ada jawaban. Jaehwan benar-benar khawatir. Namun baru saja Jaehwan hendak melangkah masuk ke kamar Woojin, Woojin sudah keluar dari kamarnya dengan menundukkan kepalanya.

"Woojin, kamu baik-baik saja? Ada apa? Kenapa kamu meminta aku untuk pulang?"

Jaehwan meraih tangan Woojin. Jaehwan sangat terkejut saat merasakan tangan Woojin terasa sangat dingin hampir seperti es, padahal biasanya sedingin-dinginnya tangan seorang Vampire, Jaehwan masih dapat merasakan kehangatan karena keluarga Woojin lebih suka hidup dengan sosok manusia dari pada sosok Vampire mereka.

"Woojin..."

Woojin mengangkat wajahnya, membuat Jaehwan membulatkan matanya. Mata Woojin bewarna merah darah, kulitnya pucat seperti mayat, dan Woojin tampak memperlihatkan taringnya.





TBC

[ CHAMJJAEN : END ] Dark MoonWhere stories live. Discover now