Biang Rusuh Kelas

120 37 51
                                    

Lo itu bukan cuma biang rusuh kelas tapi juga biang rusuh di kehidupan gue. ~Agatha

$$$

''Can pinjem buku catatan matematika lo dong. Lo tau kan gue belum sempet nulis kemarin, buku gue aja diumpetin tu sama garandong jelek,'' ucap Agatha seraya duduk disebelah Candy.

Garandong jelek yang dimaksud Agatha tak lain dan tak bukan yaitu Morgan, ia selalu menjuluki Morgan dengan julukan yang tidak ada bagusnya. Begitupula dengan Morgan ia juga tak mau kalah mengatai Agatha sebagai nenek lampir, annabel cantik dan entah ejekan apalagi.

''Yah lo nggak dari tadi sih Tha, udah keduluan tuh sama Morgan,'' sahut Candy.

Candy adalah sahabat baik Agatha sejak Smp dan selama 4 tahun ini ia selalu satu meja denganya. Candy adalah salah satu murid yang terbilang cukup populer di sekolahnya. Itu berkat kakaknya, yang dulu mantan ketua osis sekaligus sekarang ini menjadi pelatih band di Sma Bakti Negara. Selain itu ia juga mempunyai paras yang ayu, selalu mendapatkan ranking terbaik dikelas dan ditambah lagi ia juga jago bermain basket.

''Yah kenapa lo mau sih.''

''Lo tau kan Morgan pasti akan nglakuin segala cara buat gue nggak nolak permintaannya.''

Benar yang dikatakan Candy, Morgan pasti selalu punya cara agar orang lain menuruti permintaanya. Mau tak mau Agatha langsung menghampiri meja Morgan.

''Balikin bukunya Candy, tuh orangnya udah minta.'' seru Agatha.

Morgan yang tengah tergesa-gesa menyalin buku catatan milik Candy pun menoleh ke arah pemilik suara.

''Candy yang minta apa lo? Nggak usah sok munaf deh. Sini duduk gabung sama gue. Gue tahu kok lo juga belom nyatet materi kemarin kan?'' tebak Morgan sembari menunjuk kursi di sampingnya

''Hahaha... modus lo bisa juga Gan.'' Devano yang berada disamping Morgan hanya tertawa mendengar ucapan dari temanya itu.

''Idihhh... jijik gue satu bangku sama lo.''

Morgan hanya mengedikkan kedua bahunya sambil tetap menulis materi yang belum selesai.

Agatha tau Morgan pasti tak akan memberikan bukunya Candy, ia harus segera meminjam buku catatan orang lain kalau tidak bu Tini akan marah besar kalau ternyata ada siswa yang tidak lengkap catatan matematikanya.

''Win, pinjem catatan matematika lo dong. Urgent nih,'' pinta Agatha pada Winda. Winda adalah anak yang pendiam, selalu jadi korban kejailan Morgan juga. Mungkin karena penampilan keseharianya yang mencerminkan seperti kutu buku.

Winda segera mengambil bukunya dari dalam tas dan diserahkan kepada Agatha. ''Nih.''

''Makasih Winda cantik, baik banget lo.'' Winda hanya mengangguk.

Dengan cepat Agatha langsung menyalin catatan matematika milik Winda. 5 menit lagi bel masuk dan bu Tini adalah guru yang sangat on time sekali.

''Nih Can buku lo, thanks ya.'' Morgan tiba-tiba menghampiri meja Candy untuk mengembalikan buku yang di pinjamnya tadi pagi.

''Iya, sama-sama,'' ucap Candy.

''Wihh..pinjem buku catatan siapa lo?'' Tanya Morgan yang kini telah berada di hadapan Agatha.

Kesal karena tak di tanggapi oleh Agatha, Morgan pun merebut buku yang tengah di salin oleh Agatha

"Heh Morgan, balikin nggak," teriak Agatha. Namun Morgan tak semudah itu mengembalikan buku tersebut. Terjadilah kejar-kejaran sekarang ini. Tak ada yang mau mengalah hingga akhirnya bel masuk berbunyi.

Suara derap sepatu itu makin jelas mengarah pada kelas X1. Semua anak terdiam, tak terkecuali Morgan.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru yang dikenal killer itu.

"Pagi buuu."

"Saya minta buku catatan kalian di kumpulkan di meja saya sekarang."

Mereka langsung mematuhi perintah bu Tini, karena mereka tahu terlambat mengumpulkan saja pasti akan di berikan pidato yang memekakan telinga.

Setelah dirasa telah mengumpulkan semua, bu Tini sesegara mungkin memeriksa catatan anak didiknya itu. Hingga tiba dimana buku milik Morgan pun di periksa.

"Morgan sini kamu," perintah bu Tini. Merasa namanya di panggil, dengan enggan akhirnya ia maju ke depan.

"Iya bu."

"Catatan yang kemarin mana?" tanya bu Tini dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.

"Lah yang ini bu." Morgan menunjuk buku dimana ia terakhir menulis.

"Lihat ini materi pelajaran kapan yang kamu tulis? Kemarin ibu sudah menjelaskan sampai matriks dan yang kamu tulis malah bab program linear." Akhirnya kemarahan bu Tini keluar juga sampai-sampai matanya hampir keluar.

Semua anak tertawa entah karena kebodohan Morgan yang salah mencatat atau melihat bu Tini yang sedang marah. Dan yang paling kelihatan tertawa paling keras yaitu Agatha.

"Kenapa malah pada tertawa, kalian pikir ini panggung lawakan apa. Dan untuk Agatha kamu pun juga sama. Catatan kamu nggak lengkap," seru bu Tini yang ternyata kemarahanya juga belum reda.

"Tapi bu saya bisa jelasin. Itu semua gara-gara Morgan bu, tadi Morgan ngambil buku saya." Merasa ia tak salah sepenuhnya, Agatha membela diri. Namun ujungnya juga sia-sia.

"Saya tidak terima alasan apapun. Kalian berdua saya hukum selama seminggu ini membantu pak Jono menjadi petugas perpustakaan."

"Tapi bu..."

¤¤¤



Bonus pict

Si biang rusuh kelas 😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si biang rusuh kelas 😂😂

[Girls Series] AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang