Chap 4

225 13 2
                                    

Untuk readers yang udah baca bart sebelumnya terus ngak tau siapa sih yang dibilang Kim Ji Won dan Park Seo Joon, ini author kasiin gambarnya...

Untuk readers yang udah baca bart sebelumnya terus ngak tau siapa sih yang dibilang Kim Ji Won dan Park Seo Joon, ini author kasiin gambarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimana udah pada taukan sekarang...

Happy Reading...

Dalam hati Ayu sekarang, penuh dengan umpatan dan hinaan terhadap wanita yang menyiramnya kopi, walaupun sempat di balas tapi malunya itu.

Ayu memarkirkan mobil dibagasi rumahnya, sedikit bingung dalam dirinya kenapa emosinya sekarang tidak bisa terkontrol, masalah sedikit saja dia langsung emosi.

Sebuah suara nyanyian membuat Ayu tersenyum, suara alunan musik itu dari rumahnya itu berarti Fina sudah pulang.

Fina dan Ayu sama-sama menyukai musik, tapi, musiknya beda yang satu suka Indonesia dan yang satu Korea.

Itulah mengapa mereka memiliki ruangan santai masing-masing, Fina biasanya menggunakan ruangan tamu dan TV.

Sedangkan Ayu, ia lebih memilih menyendiri di sebuah ruangan yang didalamnya, serba Korea mulai dari poster artis, sebuah cermin besar yang biasanya digunakan para dancer untuk latihan, ruangan itu juga dilengkapi dengan Proyektor dan sebuah Sound System juga ada beberapa alat musik seperti gitar, disana juga terdapat sebuah sofa berwarna cream dengan motif bunga minimalis, disinilah Ayu selalu melepas semua masalah dan menghabiskan waktu luangnya, ruangan ini juga sudah di desain kedap suara jadi sebesar apapun suara musik atau teriakan tidak akan terdengar dari luar, kecuali jika pintu terbuka karena itu akan berlaku hanya jika pintu tertutup.

"Ya ampun baju kamu kenapa? Kok kotor terus pulangnya lambat, kenapa?" Fina langsung menghampiri ayu dan melontarkan pertanyaan.

"Panjang! Nanti aku ceritain tapi aku mandi dulu yah" ucap Ayu dengan sangan lesu dan lemas, seperti seorang yang melakukan lembur padahal masih sore.

"Ya udah,,,aku udah masak, jangan lupa makan yah!" Ayu hanya mengangguk kemudian memasuki kamarnya dengan lesu.

###___

Sabtu, hari dimana para pegawai menikmati masa libur, itu juga yang akan dilakukan Ayu, hari ini rencananya dia akan pergi berbelanja, biasanya mereka berdua bergantian jika Ayu yang belanja dan memasak berarti Fina yang membersihkan rumah.

Mobil Ayu berhenti di parkiran salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta, sebenarnya dia juga ingin mrmbeli beberapa pakaian untuknya.

"Aduhh...heii!"

Ayu berteriak kesakitan saat melewati sebuah mobil hitam, bagaimana tidak, saat pintu itu terbuka bertepatan dengan lewatnya Ayu jadi sudah pasti dia terkena kibasan pintu mobil itu.

Seorang pria keluar dengan kaca mata bening terpasang di wajahnya, raut wajah ayu seketika berubah kaget, pria yang telah ia bentak itu adalah Alvin yang terlihat sangat berbeda.

Yang dulunya selalu Ayu lihat menggunakan setelan jas lengkap, sekarang hanya menggunakan kaos oblong dan sebuah celana trening biasa.

Tapi walau dengan penampilan yang biasa tidak mengurangi sedikit pun kadar ketampanannya, bahkan dengan wajah datar tampa ekspresi.

"Bapak sengaja yah, bapak mau balas dendam sama saya!"

"Pertama saya ngak sengaja dan ok maaf, saya ngak ada niat buat balas kamu" Alvin menjelaskan dengan nada dingin, tapi Ayu masih tidak percaya.

"Saya ngak percaya tuh pak, bilang aja kalau bapak ini mau balas saya karena perlakuan saya terhadap pacar bapak kemarin"

"Kamu tuh keras kepala juga yah, ok gini pertama saya minta maaf, kedua saya ngak pernah ada niat buat balas dendam sama kamu dan ketiga..." Alvin menggantungkan kalimatnya.

"Rini bukan pacar saya" tampa memperdulikan Ayu, Alvin lebih memilih pergi meninggalkan ayu yang masih mematung.

Wajah ayu sekilas tampak berpikir "oh...jadi dia bukan pacarnya" Tidak mau ambil pusing, Ayu kembali pada rencananya yaitu belanja.

Keranjang Ayu sudah hampir penuh dengan beberapa jenis sayur, buah dan bahan untuk memasak, jumlahnya juga tidak sedikit karena ini persiapan untuk satu bulan.

Saat hendak pergi, mata Ayu kembali dialihkan ke sosok pria tinggi yang tampak kebingungan, sebenarnya Ayu malas harus bertemu Alvin lagi tapi karena malaikat dalam hatinya muncul, ia berpikir untuk membantu Alvin.

"Ada yang bisa saya bantu Pak!" Ayu mengeluakan suara dengan datar, ia tidak mau tampak hina di depan bosnya itu.

"Ah kebetulan,,,bisa kamu bantu saya membeli semua ini" Alvin memperlihatkan sebuah kertas yang berisi daftar belanja yang sudah disiapkan oleh pembantu Alvin.

"Cukup banyak, tapi baik saya akan bantu" Alvin memperlihatkan senyumnya, senyum yang begitu tulus dan memukau.

Ayu sempat tidak menyangka dia bisa tersenyum seperti itu, pantas ia jarang tersenyum senyumnya terlalu indah untuk diperlihatkan ke semua orang.

Dengan lihai Ayu memilih dan mengambil semua bahan yang ada dalam daftar, karena sudah terbiasa berbelanja ia melakukan itu dengan cepat dan mudah.

"Bapak ngak punya pembantu yah kok belanja sendiri?" Ayu mengeluarkan suara untuk menghilangkan aura canggung di antara mereka.

"Punya, tapi dia lagi ngak masuk anaknya masuk rumah sakit, jadi saya yang belanja dia hanya menuliskan bahan-bahan yang harus saya beli" jelas Alvin singkat, tampak rasa bingung di wajah Ayu.

Setelah semua bahan itu lengkap, mereka berdua berjalan beriringan menuju ke kasir, belanjaan Alvin yang terlebih dahulu di hitung kemudian menyusul belanjaan Ayu.

Kasir itu menyebut total belanjaan Alvin, segera Alvin merogoh sebuah kartu yang berada di balik kantongnya.

"Sekalian dengan belanjaan wanita ini mba!"

"Loh ngak usah pak saya bisa bayar sendiri" Ayu menolak untuk di bayarkan.

"Emang saya bilang kamu ngak bisa bayar" Alvin membalas perkataan Ayu dengan ketus, membuat mulut ayu yang tadi terus berbicara seketika terdiam, skatmat.

"Makasih" ucap Alvin kepada wanita yang menjadi kasir itu.

Tampa menunggu Ayu, Alvin  melangkah mendahului Ayu yang masih sibuk dengan belanjaannya, sedikit langkah cepat diambil Ayu untuk mengimbangi jalan Alvin.

Mereka telah sampai di area parkir, tempat mobil mereka terparkir, Alvin memasukkan belanjaannya ke dalam bagasi mobil begitu juga Ayu.

"Makasih Pak, udah di bayarin belanjaan saya"

"Santai aja dan bisa ngak kalau di luar kantor kamu panggil saya Alvin, sayakan ngak tua-tua banget" Ucap Alvin seraya menatap ayu

"Ahh iya..Sekali lagi makasih A..lvin" ayu menyinggungkan senyum yang menawan yang mampu membuat Alvin terbuai.

"kamu bisa anggap itu balasan karena kamu udah bantu saya belanja dan juga maaf atas kejadian tadi!" Sebelum memasuki mobil, Alvin mengedipkan sebelah matanya kemudian memasuki mobil dengan senyum mengembang di wajahnya.

Sepanjang perjalanan Ayu terus memikirkan perlakuan Alvin yang sukses membuat jantungnya bekerja tidak beraturan.

"Apa sikap dia berubah sesuai tempat yah, kalau di kantor dingin banget tapi kalau di luar manis banget!! Apa aku harus bertemu dia diluar kantor aja yahh" ayu terus menggerutu dan berkelana dengan pikirannya sendiri.

********
Terima kasih semua sudah menyempatkan waktu untuk baca!!!

Jangan lupa meninggalkan vote dan comment

Love Crazy BossWhere stories live. Discover now