Chap 9

174 13 0
                                    

Hahahaha😂😂 author update langsung banyak yah kuy soalnya paketan data lagi ngak ada...

Happy Reading...

Ayu POV

Rasanya begitu lain, wanginya juga lain tapi rasanya begitu nyaman, perlahan kesadaran mulai mengusaiku dan berakhir dengan mataku yang sudah terbuka secara sempurna.

Pertama yang kulihat adalah meja dan buku-buku, kedua sesuatu yang berada di bawah kepalaku, kuputar kepalaku ke samping dan apa yang kulihat.

Bahkan aku sampai menutup mulutku dengan tangan, bagaimana bisa aku tidur di pangkuan bosku sendiri yang tak lain adalah Alvin.

Dia juga tertidur dengan posisi duduk dan tangan yang melipat di dadanya, jasnya juga sudah ditanggalkan dan hanya menyisakan kemeja berwarna dengan dasi yang mulai melonggar.

Secara perlahan dan begitu pelan aku berusaha membangunkan diri, aku harap ia tidak terbangun sampai aku keluar.

Sedikit melirik jam tanganku dan itu menunjukkan pukul 14:02, berarti cukup lama aku tertidur!, tampa pikir panjang aku langsung membereskan semua dokumen berniat membawanya pergi bersama denganku.

Tapi entah apa, rasanya sedikit kasihan melihat Alvin yang sedang tertidur dengan posisi seperti itu pasti tidak nyaman.

Aku melepas jas yang melekat di tubuhku hingga hanya menyisakan sebuah kemeja dengan motif garis, kemudian kugulung hingga membentuk sebuah gumpalan, kuletakkan jasku yang sudah tergulung di sofa, dengan hati-hati aku mulai membaringkan tubuh Alvin yang pasti teramat kekar itu.

Dia tidur seperti pingsan, bila dipukul mungkin dia tidak akan bangun, Sudah hentikan! Aku meraih jas milik Alvin yang diletakkan dikursi kebesarannya, jas itu kugunakan untuk menyelimutinya dengan harapan dia akan lebih nyaman.

Cukup dengan Alvin! sekarang aku harus meninggalkan ruangan ini sebelum ada yang melihatku dan berpikir yang tidak-tidak.

Jika seseorang melihat tingkahku sekarang mungkin mereka akan berpikir aku habis mencuri, tapi terserah! Dapat ku lihat wajah penuh tanda tanya dari sekertaris Alvin saat melihatku lewat di depannya.

Aku bahkan tau jika pandangannya mengikutiku sampai aku terlewat, kuhentikan langkah kakiku dan berbalik memandangnya.

"Mba, apa pu yang ada di pikiran mba sekarang, singkirkan! Itu tidak seperti yang mba pikir" seruku dengan sedikit malu dan segan.

Dia hanya terkekeh sambil terus mengangguk, tapi aku yakin dia pasti sedang mengejekku, ok! jangan perdulikan dia dan kembali lah pada pekerjaanmu Ayu.

Sepanjang aku berjalan hampir semua mata memandangku, bagaimana tidak! Mereka pasti berpikir apa yang seorang wanita dan pria lakukan dalam satu ruangan hampir 6 jam, mengingat keadaanku yang berantakan dan sudah tidak memakai jasku yang tadi terpasang dengan sempurna.

Sarah yang lebih dulu menyadari keadaan segera menghampiri dan mengimbangi jalanku, dari wajahnya saja aku sudah tau apa yang ada di dalam otaknya itu.

"Kamu baru keluar dari ruangan Pak Alvin?" Tanya memastikan namun dengan wajah yang menggoda.

"Iya, dia ngasih aku kerjaan banyak banget!" Tuturku yang mulai terbawa dan teringat kejadian tadi.

"Apa kau yakin hanya mengerjakan ini" ucap sarah dengan jari telunjuknya yang menunjuk kertas yang ku bawa.

"Tentu saja!" Aku menghentikan langkahku kemudian menatap Sarah menyelidik.

"Singkirkan pikiran mesum itu dari otakmu!"

"Hello! Bagaimana aku tidak berpikir mesum, apa yang kau lakukan disana hingga begitu lama, aku menelpon dan tidak ada jawaban, sekarang kau keluar dengan keadaan berantakan dan kemana jasmu?"

"Sudahlah Sarah aku capek, kembalilah bekerja dan hilangkan pikiran liarmu itu!" Perintahku sebelum meninggalkan Sarah yang masih terus mengoceh.

Alvin POV

Saat aku membuka mata hal pertama yang kulihat adalah langit-langit, ku hembuskan nafas gusar secara terus  menerus sesekali memejamkan mata dan berkelana dengan pikiranku.

Kulirik sekilas jam yang melingkar di tanganku, sudah jam 3 itu artinya satu jam lagi para pegawai akan pulang.

Ku amati keadaan sekitar tidak ada yang berubah, kecuali, sedikit bingung saat aku menyadari jas yang tadi kuletakkan di kursiku kini berada di atas tubuhku.

Mengingat apa yang batu kulalui membuatku tersenyum, bahkan aku sudah seperti anak gadis yang baru pertama merasakan, cinta!

Kembali sesuatu menarik perhatianku, ku ambil apa yang dari tadi menyangga kepalaku dan ini jas wanita, aku kenal betul siapa pemiliknya, siapa lagi kalau bukan Ayu!

"Jadi dia yang melakukan ini!"

###___

Author POV

Sedikit merenggangkan tubuh di lakukan oleh Fina, dia bekerja sebagai seorang sekertaris! Tentu saja sekertaris Fian Irwansyah.

Fian Irwansyah putra pertama dari dua saudara memiliki seorang adik perempuan bernama Dinda Farawansyah.

Semenjak ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan, Fian mengambil alih semua bisnis dan perusahaan ayahnya, sedangkan Dinda? Dia masih siswi kelas dua SMA.

Selain Dinda, Dia (Fian) hidup dengan ibunya yang bernama Darma, umurnya sebaya dengan ibu Ayu dan juga ia terbilang awet muda, walau masih muda dan cantik ia tidak berniat menikah lagi, kenapa? karena ia menghargai cinta almarhum Suaminya, selain itu Dinda juga melarangnya.

Hendra ayah dari Alvin Mahendra adalah kakak dari Darma, ibu dari Fian Irwansyah, artinya kedua pria muda dan tampan itu adalah sepupu kandung.

Fina sedang berdiri di pinggir jalan tepatnya di depan kantor, ia tengah menunggu taksi, kenapa? Hari ini Ayu, dia akan pulang terlambat karena lembur.

Jadi terpaksa Fina pulang dengan taksi, biasanya jika pulang dengan taksi atau sejenisnya ongkos yang dikeluarkan Fina akan diganti oleh Ayu, itu merupakan wujud dari rasa bersalahnya.

Piippppp

Suara yang cukup besar itu berasal dari belakang, cukup besar hingga mampu membuat Fina tersentak.

Fina sedikit bergeser dan sebuah mobil melaju dan melambat di sampingnya, mobil itu berhenti dan menampakkan Fian yang hanya menggunakan kemeja tampa dasi.

"Kamu lagi nunggu taksi?" Tanya Fian memastikan.

"Nunggu kuda pak!" Ucap Fina konyol, bersamaan dengan raut wajah Fian yang berubah menjadi sebuah cengiran dan kekehan kecil.

"Kalau kamu nunggu kuda ngak papa saya rela jadi kudanya, jadi kamu bisa pulang bareng saya!" Ucapan yang baru saja keluar dari mulut Fian itu cukup kuat untuk membuat Fina berdesir dan merasakan yang namanya BAPER.

"Ya udah kalau bapak maksa" ucap Fina sebelum berlalu memasuki mobil.

Fian hanya tersenyum jahil ia tau betul sifat sekertarisnya yang teramat lucu dan humoris, menuturnya! Sekilas Fian melirik ke belakang dan mendapati Fina yang ingin membuka pintu mobil.

Namun dengan cepat ia menghentikan Fina, "stop"

"Kenapa pak?" Tanya Ayu yang tampak bingung.

"Kamu pikir saya sopir, duduk di depan!" Fina hanya menurut dengan wajah datar, tapi jauh dalam hatinya ia sedang melompat-lompat kegirangan.

*********
Baik readers! cukup dulu update dari author, terus lanjut yahh ke part selanjutnya!!

Jangan lupa meninggalkan jejak kalian dengan memberi vote dan comment!!

Terima Kasih

Love Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang