44. Petualangan

6.7K 215 6
                                    

Gelora 💗 SMA

Pukul 10.00 waktu setempat, setelah sarapan kami memulai untuk berpetualang menjelajahi tempat-tempat wisata yang cukup terkenal di Bali.

Tempat pertama yang kami singgahi adalah Pura Besakih.

Pura Besakih adalah tempat persembahyangan umat Hindu di pulau Bali dan merupakan Pura terbesar di Indonesia karena memiliki jumlah bangunan pura yang banyak baik kecil maupun besar. Lokasi Pura Besakih terdapat di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karang Asem, Bali. Berwisata ke tempat ini, kita akan menyaksikan dengan lebih dekat bagaimana umat Hindu melakukan ritual-ritual keagamaannya. Kesan pertama yang aku lihat pada bangunan pura ini adalah megah, mewah dan mistis. Di sekitar area pura banyak sekali pedagang kaki lima yang menjajakan barang-barang khas Bali. Namun yang paling banyak adalah pedagang buah salak asli Bali. Bentuk buahnya bulat, ukuran buahnya lebih kecil dari salak pondoh, tapi memiliki tekstur lebih halus dan memiliki rasa lebih manis dan segar. Di tempat ini aku membeli dua besek salak Bali buat oleh-oleh. Teman-temanku juga pada borong. Bahkan ada yang membeli hingga sampai 10 besek. __Gila ... itu buat oleh-oleh atau kulakan, ya? Hehehe ...

Tempat kedua yang kami kunjungi adalah Pasar Seni Sukawati.

Pasar Sukawati adalah Pasar Seni yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Bali. Seperti manik-manik, lukisan, pakaian, dan berbagai macam bentuk kerajinan tangan yang unik-unik dipajangkan di sini. Harganya sangat variatif dan tentunya sangat terjangkau sehingga Pasar Seni Sukawati menjadi sangat terkenal hingga ke mancanegara. Lokasi Pasar ini berada di Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.

Oh ya ... di tempat ini aku sempat bertemu dengan Randy. Kami berdua menjelajahi dan melihat-lihat macam-macam hasil industri kreatif tangan yang nyentrik berupa gantungan kunci, asbak dan lain sebagainya. Bentuknya juga unik dan lucu-lucu. Percaya atau tidak, ada lho gantungan kunci yang berbentuk alat vital laki-laki. Iiihhh ... gemes deh, karena dibuat sedetail mungkin hingga nyaris persis seperti organ kelamin pria sungguhan. Aku pengen beli, tapi malu, hehehe ... Di tempat ini, aku dan Randy cuma membeli kaos putih bertuliskan Bali dan kami memilih corak yang sama biar terkesan couple. Duh ... to twiit bingitz seeh Ran!

Tempat ketiga yang kami kunjungi adalah pantai Kuta.

Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata pantai yang terletak di kecamatan Kuta sebelah selatan kota Denpasar. Pantai ini sering disebut dengan Pantai Matahari Terbenam (Sun Set) berlawanan dengan pantai Sanur yang dikenal dengan Pantai Sun Rise-nya. Di pantai ini banyak sekali pengunjung yang berasal dari luar negeri alias Bule. Baik bule hitam maupun bule putih, merah dan coklat. Pokoknya semua bule berkumpul di pantai ini.

''Poo ... Lihat itu!'' Akim menunjukan sesuatu kepadaku.

''Apa, Kim?'' tanyaku kepo.

''Lihat sebelah sana!'' Telunjuk Akim mengarah ke salah satu turis mancanegara yang sedang santai berjemur di pasir pantai.

''Wow ....'' takjubku, karena melihat Bule itu telanjang dada, bahkan nyaris bugil karena hanya mengenakan cancut yang super ketat hingga menampakan tonjolan organ kelelakiannya yang gede.

''Hahaha ...'' Akim jadi tertawa.

''Kamu pasti senang 'kan, Poo melihat pemandangan seperti itu?'' celetuk Yopi.

''Apaan, sih ...'' cibirku malu-malu.

''Hahaha ...'' Teman-temanku yang lain jadi pada ngakak.

''Eh ... kita minta foto bareng dia, yuk!'' ujar Awan nyeletuk.

''Ih ... norak, deh!'' timpalku.

''Gapapa ... buat kenang-kenangan'' kata Awan.

''Iya ... kayaknya seru juga tuh, foto bareng Bule. Tapi cari Bule yang cewek dong!'' sambung Boni.

''He-em ...'' tambah Yadi.

''Kalau buat Poo mah, Bule cowok aja ... hehehe!'' kata Akim ngeledek.

''Akiiimmmm ....'' Aku mencubit perut Akim hingga dia meringis kesakitan. Rasain!

''Udah ... ayo, sini!'' Tiba-tiba Awan menarik tanganku dan memaksaku untuk mendekati salah satu Bule yang berbadan kekar dan hanya mengenakan celana dalam ketat.

''Hallo, Mister!'' kata Awan menyapa cowok bule itu yang ternyata berwajah ganteng juga. Tapi sudah dewasa. Mungkin berumur sekitar 30 tahunan.

''Hi!'' balas Bule itu lengkap dengan senyuman manisnya. Iiih ... lucu dan menggemaskan! Kok Awan berani ya, menyapanya. Awan memang hebat!

''May i take your picture, Sir?'' ujar Awan tanpa canggung. Awan memang jago bahasa inggrisnya.

''Of course!'' sahut si Bule tampan itu antusias.

''Will you want to Selfie with us?'' tanya Awan lagi.

''Okay!'' jawab Bule mantap.

''Poo ... ayo, sini!'' Awan kembali menarik lenganku.

''Jangan malu-malu, iiihhh ...'' lanjut Awan memaksaku untuk mendekati si Bule.

Aku hanya meringis dengan perasaan yang bercampur aduk. Gemeter, takut, sekaligus senang. Dan tak lama kemudian, cekrek-cekrek! Aku dan Awan ber-selfie ria bersama cowok bule tersebut.

''Thank you so much, Mister!'' ujar Awan sambil menepuk punggung si Bule itu. Sok akrab banget, ya!

''You are welcome, Dude!'' timpal si Bule sambil membalas tepukan di bahu Awan. Cieee!

Setelah mendapatkan foto bersama Bule, Awan langsung memamerkan hasil jepretannya kepada Akim, Yopi, Boni dan yadi. Lantas, mereka berlima jadi berebutan untuk melihat foto-foto tersebut.

Ketika mereka sedang sibuk bercandaan, aku diam-diam menyingkir dari mereka. Aku berjalan ke tempat yang lebih teduh dan terlindung dari sengatan matahari senja yang cukup menyilaukan. Di sini, di bawah pohon rindang aku menatap betapa luasnya pantai Kuta yang indah. Berpasir putih dan berair biru kehijauan. Sejauh mata memandang akan terasa adem dan nyaman, apalagi di tambah dengan tiupan angin yang semilir. Uuughh ... nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan!

Oh ya, dari sini aku juga melihat cowok idamanku yang sedang bersenda gurau dengan sejumlah teman-temannya. Dia adalah Randy yang nampak asik berfoto ria bersama teman-teman dekatnya. Aku jadi iri, aku ingin sekali berfoto bareng Randy di pantai Kuta ini. Tapi sepertinya aku tidak memiliki kesempatan itu, karena di sana aku melihat ada Rudy yang senantiasa ada di samping Randy. Aku masih segan bila harus berinteraksi dengan Rudy. Aku tidak dendam dan tidak pula membencinya, namun aku belum bisa melupakan perbuatannya kepadaku.

''Poo ...'' Seseorang menyentuh pundakku. Aku langsung menoreh dan aku melihat ada si Akim, dia memang kadang-kadang seperti setan yang datang tiba-tiba.

''Kamu mau selfie bareng aku, Poo?'' tanya Akim.

Aku tersenyum manis. Lalu tanpa banyak kata aku segera mengiyakan dengan menganggukan kepala. Aku dan Akim pun ber-selfie dengan berbagai macam pose lucu yang mengocok perut. Cekrek ... cekrek! Hingga kami puas dan kehabisan gaya.

''Woyyy ... berduaan wae! Bareng ngapa bareng!'' seru Yopi dari kejauhan.

''Pacaran aja kalian berdua!'' imbuh Awan.

''Iya ... ajak-ajak kita dong!'' lanjut Boni.

''Hehehe ...'' Yadi Cuma cengengesan aja.

''Ayo, sini!'' tanganku melambai ke arah mereka berempat. Kemudian mereka langsung gerudukan mendekati aku dan Akim. Selanjutnya kami berenam melakukan sesi pemotretan dengan style segokil-gokilnya.

Hari mulai gelap. Waktu sudah beranjak malam. Semua rombongan berkumpul dan masuk ke badan Bus masing-masing. Kami mengakhiri petualangan hari ini di pantai Kuta dan akan melanjutkan petualangan kembali pada esok hari. Dengan hati riang dan penuh kesan. Kami kembali ke penginapan untuk makan malam dan beristirahat.

Gelora 'G' SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang