Chapter - 3

13.2K 1.5K 171
                                    


Disaat namja seusianya masih terlelap dengan tenang berbalutkan selimut hangat yang membungkus tubuh mereka diatas ranjang nan nyaman tanpa memikirkan bagaimana cara betahan hidup.

Disaat namja seusianya mengehemban ilmu diperguruan tinggi, duduk nyaman didalam kelas, memerhatikan bagaimana para profesor menambahkan ilmu mereka dengan baik baik. Tapi tidak dengannya.

Disaat namja seusianya menikmati bagaimana indahnya dunia, bertamasya sesukanya, pulang larut malam karena sibuk dengan pergaulan dan kegiatan menyenangkan yang mampu membuat mereka merasa bahagia dan tertawa lepas tanpa beban namun...

Sekali lagi tidak dengannya...

kakinya berjalan dengan pasti menyusuri aspal ibu kota diwaktu yang bahkan ayam saja masih enggan berkokok. Tubuhnya dibalut mantel hitam usang serta bennie putih yang menyembunyikan surai madunya.

Ia tak sendiri, didalam dekapannya ada seorang anak balita berusia 4 tahun yang tengah memeluk erat lehernya kepala balita itu  tersender pada bahunya. Rupanya balita itu masih mengantuk, ketara dari mata sipitnya yang terlihat sayu dan berat.

Sesekali ia berhenti hanya untuk membenarkan posisi balita dalam gendongannya.

Namanya Jung Jaehyun, seorang namja manis  bahkan bisa dibilang cantik. Berusia 19 tahun.

Kehidupan Jaehyun tidak seperti kebanyakan namja seusianya. Kehidupan Jaehyun berat... sangat berat...

Diusianya yang bahkan belum bisa dikatakan legal untuk hidup sendiri dan masih beegantung oleh orangtua tapi Jaehyun tidak begitu.

Jaehyun berasal dari panti asuhan sederhana dikota Seoul. Ia sengaja ditinggalkan begitu saja didepan panti asuhan itu hanya dengan sehelai kain yang bebalut tubuh merahnya juga secarik kertas berisi tangal lahirnya.

Tanpa nama...

Tanpa marga...

Seolah dibuang oleh keluarganya.

Jaehyun kecil tumbuh menjadi anak yang baik juga cerdas bahkan tak jarang ia memenangkan olimpiade dari mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir. Namanya tak pernah luput dari daftar murid beasiswa juga juara kelas.

Jaehyun selalu membantu sosok yang selalu ia panggil dengan sebutan 'eomoni' dipanti asuhannya mulai dari membersihkan rumah hingga menjaga serta mengajari adik adiknya dipanti asuhan.

Tapi ada satu adiknya yang sangat menempel padanya sampai sampai memanggilnya eomma, tidak tau pasti maksudnya apa tapi ia sangat sangat menyayangi anak itu.

Adiknya yang bernama Jeno ditemukan didepan pantia asuhannya sama sepertinya dulu namun bedanya adiknya ini sudah berusia kira kira 9 bulan sedang terlelap disebuah keranjang bayi diselimuti kain biru juga ada beberapa mainan disana. Sama sepertinya ia datang tanpa nama.

Nama Jeno sendiri merupakan perberian darinya. Secara ajaib setelah pemberian nama itu Jeno selalu bersama Jaehyun pokoknya harus Jaehyun yang mengurusnya bahkan tidurpun ia diranjang Jaehyun.

Setelah lulus sekolah menengah akhir Jaehyun meninggalkan panti asuhan yang membesarkannya dan memilih hidup sendiri. Jaehyun merasa karena ia sudah lulus sekolah, sudah sepantasnya ia menghidupi dirinya sendiri, sudah seharusnya ia mencari uang untuk perutnya sendiri. Jika ia masih disana ia hanya akan membebankan eomoni. Tentu iringi derai airmata eomoninya juga airmata adik adiknya yang lain.

Ia meminta izin pada eomoni untuk membawa Jeno bersamanya. Awalnya eomoni menolak tapi ia tidak bisa bebuat banyak mengingat bagaimana dekatnya Jaehyun dan Jeno.

HeartbeatWhere stories live. Discover now