Chapter - 15

7.8K 732 69
                                    

Manik almont menatap satu persatu barang yang ada diruangan baru bernuansa hijau pastel dimansion keluarga Seo. Jemarinya menyentuh beberapa dari isi ruangan itu, membuahkan senyuman manis diwajah cantik berkulit seputih susu.

Ranjang bayi, sofa berukuran sedang, karpet lembut, lemari berukuran cukup besar berisikan baju-baju bayi, meja untuk mengganti popok, banyak mainan baik ditata maupun di gantung, dan sebuah tas yang sudah dipersiapkan untuk dibawa kapanpun saat akan persalinan, semua benda itu memenuhi ruangan tersebut.

Semakin lama Jaehyun menatap apa-apa saja yang ada diruangan itu semakin mengembang pula senyumnya. Tangannya beralih membelai perut buncitnya yang kini tinggal menghitung hari untuk bisa bersama sang buah hati didunia.

Jaehyun tidak pernah membayangkan ini sebelumnya, terlintaspun tidak. Tidak pernah terbayang jika nasibnya akan seberuntung ini, menjadi kekasih Johnny Seo dan sekarang mengandung anak namja tampan itu. Benar-benar suatu kehormatan tersendiri bagi Jaehyun yang notabenenya bukan siapa-siapa.

"Lihat, banyak sekali yang menyayangimu" monolog Jaehyun dengan tangan setia membelai perutnya.

Ya, barang-barang yang mengisi kamar itu sebagian besar pemberian dari keluarga Johnny. Sebelum disulap menjadi kamar bayinya, ruangan ini sebelumnya adalah kamar bayi milik Taehyung anak Saraya, karena dulu Saraya, Seokjin, dan Taehyung tinggal di mansion itu sampai Taehyung berusia 8 tahun.

CKLEK

"Sayang..." suara berat mengalihkan perhatian Jaehyun.

Masih dengan senyum mengembang Jaehyun menatap kekasihnya yang kini berjalan kearahnya dengan tangan merentangkan lebar-lebar memberi tanda agar Jaehyun masuk kedalam pelukannya.

"Hyungiee..." jawab Jaehyun dengan nada manja lalu masuk kedalam pelukan Johnny.

Johnny memeluknya erat tetapi tidak terlalu menekan sebab takut buah hati mereka terhimpit. Bibir tebal Johnny mengecup puncak kepala kekasih cantiknya.

"Kau menyukainya?" tanya Johnny pada Jaehyun yang masih dalam pelukannya.

Jaehyun mengangguk kemudian melepaskan pelukannya untuk menatap wajah tampan sang dominant, "Neomu joha. Gomawoyeo, hyungie".

Johnny tersenyum senang mendengar jawaban Jaehyun, sebenarnya ia takut namja cantik itu tidak menyukai kamar bayi ini berserta isinya pasalnya sebagian besar barang-barang yang mengisi kamar ini adalah pemberian, Johnny takut tidak sesuai dengan selera kekasihnya.

Keduanya saling tatap. Menyelami manik satu sama lain yang dipenuhi kebahagian sederhana mereka.

"Cantik sekali" jemari Johnny membelai sayang pipi chubby Jaehyun.

Sudah ratusan kali Johnny memujinya dengan berbagai pujian tetapi rasa malu masih selalu hinggap kala kata-kata manis itu tertuju untuknya. Pipinya selalu mengeluarkan semburat merah menggemaskan yang menambah kecantikannya.

Jaehyun tidak menjawab ia kembali memeluk Johnny, menyembunyikan wajahnya didada bidang namjanya.


.


.

.

.


Jaehyun menghembuskan nafasnya perlahan-lahan tangannya meremas squishy pemberian Chanyeol yang katanya untuk melampiaskan rasa sakit.

Ia melirik jam dinding dikamar Jeno yang menunjukkan pukul 3 sore. Sudah terhitung 6 jam perutnya terasa sakit.

HeartbeatWhere stories live. Discover now