Chapter - 14

9.3K 783 86
                                    


Maaf ya aku lama gak update.

NB: Chapter ini ada hint untuk book khusus Lucas yang entah nanti akan jadi One shoot, atau two shoot.








Riak daun berjatuhan terbawa angin musim gugur selalu menjadi musik indah tersendiri bagi Jaehyun.

Sudah beberapa hari ini Jaehyun selalu duduk dihalaman belakang mansion Seo untuk sekedar menyaksikan daun kecoklatan gugur dari dahannya, berjatuhan terbawa angin berkumpul bersama daun-daun jatuh lainnya.

Musim gugur kini menjadi musim kesukaan si namja manis berbadan dua setelah ia tinggal bersama sang pangeran. Sebab ia tidak perlu lagi merasakan dingin menusuk akibat angin musim gugur dimalam hari saat ia pulang bekerja.

Sudah lebih dari satu musim gugur ia lewati dengan penuh kehangatan dari segala arah membuatnya tak takut kedinginan akan udara menusuk itu terutama dimalam hari.

Namun sepertinya hari ini pemilik hati Johnny tidak menghabiskan waktunya di halaman belakang seperti beberapa hari terakhir.

Tubuh namja itu terduduk kaku diruang makan ditemani segelas coklat panas buatan salah satu maid.

Jemarinya saling bertaut gelisah mencerna atmospher mencekam yang menyelebungi mansion besar tempatnya bernaung.

Semalam sebelum tengah malam dua tertua keluarga Seo muncul dengan aura hitam mengitari keduanya. Tidak ada mimik ramah terpatri diwajah tegas keduanya. Baik Saraya maupun Kris terlihat bergitu marah.

Jaehyun bahkan tidak berani menyapa.

Memilih bersembunyi dibalik tubuh tegap sang kekasih yang menyambut kedatangan keduanya. Sambutan penuh hormat hanya dibalas anggukan singkat sebelum kedua orang tersebut masuk keruang kerja kepala keluarga Seo.

Jaehyun tidak tahu apa yang terjadi dengan keluarga kekasihnya, ia tidak tahu mengapa Kris yang seharusnya di China bisa ada Seoul. Begitupun dengan Tuan Seo yang seharusnya berada di Canada. Satu hal yang Jaehyun tahu pasti.

Mereka sedang dalam masalah...









Tok

Tok

Tok


Jaehyun mengetuk pintu bercat hitam dihadapannya, ditangan kanannya ada baki berisi roti dan teh kesukaan kakak tertuanya.

Sengaja membawakannya keruang kerja dihadapannya karena ia tahu si pemilik ruangan belum sarapan.

Cklek

Ragu-ragu ia membuka pintu sebab tidak ada jawaban dari dalam.

"Noonim" sapanya kala sudah melewati pintu hitam.

Jujur, nafas Jaehyun tercekat. Ruangan itu benar-benar dipenuhi bau nikotin, menusuk dadanya.

"Jaehyun, apa yang kau lakukan disini?" jawabnya panik.

Si pemilik ruangan buru-buru bangkit dari kursi kebesarannya yang berbahan kulit juga berwarna hitam.

Tangannya menjejalkan sebatang nikotin menthol pada asbak penuh puntung tanpa celah. Sebelah tangannya mengibas-ngibas udara yang tercemar asap putih berbau khas nikotin terbakar disekitarnya.

"Aku membawakan roti dan teh" ucap si namja manis melangkah mendekat.

Belum ada 3 langkah, tungkai itu berhenti berayun saat melihat isyarat agar ia kembali ketempat semula.

Saraya mendekat, menghampiri adiknya yang tengah mengandung setelah melepas Blezer abu-abu yang dari semalam ia belum lepas sejak sampai di mansion.

Tangannya mengambil alih baki ditangan Jaehyun, "terima kasih untuk roti dan tehnya. Tapi sebaiknya kau tidak masuk keruanganku, disini bau asap rokok. Tidak baik untuk kesehatan dan janinmu."

Setelah berucap, yeoja berusia 34 itu membimbing adiknya untuk keluar dari ruang kerjanya.

Tidak membiarkan Jaehyun menghirup udara bercampur asap rokok yang pekat lebih lama lagi.

Kini keduanya duduk disofa panjang ruang tv. Saraya menyantap roti yang Jaehyun berikan setelah menelan satu pil untuk lambung terlebih dahulu sebab ia belum menyantap apapun dari semalam, ditambah ia melewatkan sarapan tadi pagi.

Deheman pelan Jaehyun lakukan guna menghilangkan kegugupan sebelum ia menyuarakan isi hatinya.

HeartbeatWhere stories live. Discover now