Chapter - 7

12.8K 1.3K 198
                                    

Namja bersurai madu yang mana pinggang rampingnya dipeluk erat oleh seseorang dibelakangnya mulai terbangun dari alam mimpinya. Sedikit menggeliat meregangkan otot ototnya lalu mengembuskan nafasnya berulang kali mencoba mencari tau jika nyeri didadanya masih terasa atau tidak saat ia menarik nafas.

Ia tersenyum tipis karena tidak merasakan nyeri itu lagi didada bagian kirinya. Tangannya menjalar menyentuh lengan kekar yang memeluk erat pinggang rampingnya dari belakang, kepala si pemilik tangan bersandar pada tengkuknya. Senyum tipisnya berkembang menjadi senyuman lebar mengingat kejadian semalam.

Pipinya memanas, mengapa ia malu saat mengingatnya meski ia sangat bahagia semalam. Mimpi yang tidak pernah ia bayangkan terjadi dihidupnya, didunia nyata. Sulit dipercaya.

Ah sudahlah, bisa dipikirkan lagi nanti mengenai perasaan bahagianya ini sekarang ia harus menjalani tujuannya tinggal dirumah ini. Tujuannya adalah untuk membantu Johnny mengurus kedua adiknya. Kemarin saat memasak makan malam Jaehyun sempat bertanya pada maid maid yang bekerja dirumah ini mengenai makanan apa yang penghuni rumah ini santap saat sarapan.

Jaehyun tidak mau asal membuat makanan, ia harus bertanya dulu. Mereka menjawab jika ketiga tuan mudanya itu hanya sarapan roti diolesi selai juga sereal. Kedua adik Johnny tidak mau makan sarapan buatan para maid karena sarapan yang biasa mereka makan adalah western style breakfast sementara maid disini hanya terbiasa masak makanan korea.

Jaehyun berusaha melepas lengan yang melingkar indah dipinggangnya. Ia harus bersih bersih dan menyiapkan sarapan. Saat berhasil melepaskan lengan Johnny, Jaehyun melihat jam dimeja nakas. Jam 5, ia bangun satu jam lebih lambat dari biasanya, mungkin karena ia tidak bekerja maka ia bisa bangun terlambat tapi ia merasa tubuhnya cukup istirahat.

Ia bergegas keluar dari kamar Johnny menuju kamar anaknya, mengecek apa anaknya tidur nyenyak atau tidak. Membuka pintu kamar anaknya perlahan sedikit mengintip dari sela pintu. Anaknya masih terlelap dengan nyeyaknya bersama boneka kesayangannya. Ia tidak masuk karena tau membangunkan tidur nyenyak anaknya.

Setelah mengecek Jeno, Jaehyun kembali kekamar Johnny untuk membersihkan dirinya dengan air hangat yang keluar dari pancuran shower, membaluri seluruh tubuhnya dengan busa busa yang tercipta dari sabun cair.

Kini Jaehyun sedang mematut dirinya dihadapan cermin besar yang mejadi pintu lemari Johnny. ia mengenakan celana trining hitam dan sweartshirt putih, sedikit merapihkan rambutnya. Merasa sudah selesai, Jaehyun keluar dari kamar Johnny untuk membuat sarapan didapur.

Sampai didapur ia melihat beberapa maid sedang membersihkan mansion ini, ada yang sedang mengelap meja makan, ada yang sedang membersihkan guci guci besar diruang keluarga, ada juga yang sedang menyapu lantai yang menurut Jaehyun tidak kotor. Mereka menyapa Jaehyun dengan sedikit membungkuk hormat, dibalas bungkukan Sembilan puluh derajat oleh namja Jung itu.

Ia berjalan mendekati kulkas lalu membuka kedua pintu kulkas itu lebar lebar menatap satu persatu bahan yang memenuhi kulkas besar itu mencari bahan yang pas untuk apa yang akan ia masak pagi ini.

"western breakfast... western...." Gumamnya lalu matanya tertuju pada satu pack bacon disalah satu rak bagian atas.

Jaehyun mengambil bacon itu lalu menimang nimang kira kira apa lagi yang bisa ia masak. Sebetulnya memasak western breakfast itu mudah tapi ia sedikit bingung, takut orang orang yang akan menyantap sarapannya tidak suka.

Ia menyambar satu pack (?) telur juga sosis lalu membawanya menuju pantry untuk disulap menjadi pengisi perut dipagi hari ini.

Sekiranya tiga puluh menit Jaehyun berkutat didapur, berhadapan dengan kompor tanpa ia sadar salah satu tuan penghuni rumah ini tengah berdiri dengan jarak 3 meter dari meja pantry.

HeartbeatOù les histoires vivent. Découvrez maintenant