Surat Uranus

20.5K 1K 28
                                    

Pada Hari ini,
Jam sekian,
Masih di Bumi.

Untuk penghuni Uranus,
Kusampaikan salam dalam Bahasa Indonesia. Semoga kalian mengerti.

Selamat pagi, atau malam? atau tidak ada istilah itu disana?

Hai,
Tidakkah planet kalian sedang gempar?
Kurasa ada salah satu bagian dari anggota kalian yang melarikan diri, atau bahkan justru terdampar sampai disini. Di Bumi, tempatku berasal.
Dia benar dari sana kan? aku curiga, karena bila kusebut manusia, kurasa tidak ada yang menyerupainya. Sosok yang menurutku terlalu menikmati sisa kehidupannya di Bumi. Dia selalu santai, bahkan saat ada hati yang telah ia porandakan.

Bila benar, berperan apakah dia disana? pengumpul debu magnet? atau pengendali tenaga gravitasi? Sepertinya hidupnya masih berkecimpung dalam dunia tarik menarik. Pasalnya, dia saat ini pun sedang begitu. Meski diam, dari dalam tubuhnya seolah memberikan energi magnetik pada manusia. Dan kurasa, aku telah menjadi salah satu besi yang tertarik pada satu sumber berbahaya di ujung sana. Biru.

Jika kalian telah selesai membuat roket untuk datang kesini, semoga secepatnya. Tolong bawa dia pulang, biarkan jarak memberikan ruang agar aku mampu bernafas bebas. Biarkan hati juga ikut istirahat dan mematikan diri terhadap perasaan. Karena hadirnya, lilin yang berusaha kumatikan tak kunjung padam juga.

Satu lagi,
Bawa saja dia pulang jika hadirnya hanya sebatas angan.
Bagaimana mungkin dia diciptakan serupa bintang? Pantas dikagumi tanpa pernah mampu dimiliki.
Bawa dia pulang, Uranus! Bawa segala harapan dan doa yang selalu terpanjat dalam diam. Karena dengan hadirnya disini pun akan percuma, nyatanya tidak pernah ada yang tau hati itu milik siapa.

Biru,
Pulanglah, jangan buat aku menghianati kekasihku.

Bila surat ini telah sampai di Uranus, aku akan berganti mengabarkan sesuatu lain pada Neptunus. Bahwa mungkin, rotasiku akan berusaha kukembalikan kepadanya. Semoga saja.

Terimakasih,
Tertanda
Aku
Dengan waktu yang masih terlalu pagi untuk merindukan.

BIRUWhere stories live. Discover now