~ Part 4 - Resign ~

21 0 0
                                    


Karena tekad Shevia yang ingin mengenal Ken lebih dekat, dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri dari kantor. Surat pengunduran dirinya telah diajukan Shevia kepada Bosnya dan Verly. Verly berusaha menahannya,

"Kenapa mesti berhenti, Via? Memangnya Ken tidak izinkan kamu kerja apa?"
tanya Verly menyebut-nyebut nama Ken.

"Ken tidak masalah jika aku kerja tapi... aku cuma mau lebih fokus mengenal Ken. Apalagi perkenalan aku sama Ken bisa dihitung beberapa bulan sebelum menikah. Mumpung masih belum ada buntut."
jawab Shevia.

'Buntut?!? Menyentuhku saja tidak pernah, apalagi melakukan hubungan itu.'
batin Shevia menyimpannya dalam hati.

"Oh, oke sih. Oh ya, ini ada data tentang Ken, apa yang dia suka dan tidak suka, mungkin ini akan membantu kamu dalam mengenal Ken."
ingat Verly memberikan laporan tentang Ken.

"Kamu tahu tentang ukuran kemejanya?"
tanya Shevia tak percaya.

"Iya, aku kan dekat sama Ken sejak SD dan aku selalu memberikan hadiah ulang tahun ke dia. Sayangkan kalau barang pemberian kita tidak sesuai ukuran dan tak dipakai jadi aku sempat tanya ke Ken untuk ukuran bajunya."
jelas Verly mengapa dia bisa tahu soal sekecil itu.

"Oh, begitu. Terima kasih, Ver."
kata Shevia mau tak mau menerimanya.

Ajeng dan Sofi mendekati Shevia setelah Verly memutuskan untuk pergi makan siang dengan Papanya dan suaminya. Shevia membaca semua yang didata di sana.

"Ci, u percaya sama kata-kata dia?"
tanya Sofi.

"Dia sampai tahu sedetail ini untuk seorang cewek ke cowok yang bukan pasangannya, ini sih aneh."
jawab Sofi melihat data itu.

"Tapi mungkin saja dia tahu, berteman sejak SD, Bro."
balas Shevia.

"Begini saja. Mending u tanya Ci Cha-Cha nanti. Kan kita mau ketemu dia nanti sore."
saran Sofi.

"Iya, nanti aku tanya."
balas Shevia.

'Tanpa ditanya pun, aku juga tahu, Sofi. Pasti ada yang aneh sama hubungan mereka berdua. Entah Ken atau Verly yang saling menyukai. Ditambah Ken tak pernah pulang beberapa hari ini.'
batin Shevia.

Janjian mereka dilakukan di mal biasa dekat kantor. Patricia datang melihat sebuah map yang dipegang Shevia. Matanya melotot karena kebiasaan Shevia yang gila kerja.

"Anak rajin u, sampai bawa pulang tugas saja."
sindir Patricia duduk.

"Bukan tugas kali."
balas Shevia.

"Itu loh, Ci, yang gw whatsapp u tadi."
sambung Sofi.

"Hah?!? Ini data tentang laki u, Vi? Gila ini sih lengkap banget."
kaget Patricia membaca laporan itu.

"Kayaknya gw tidak seperti ini ke laki gw. Ukuran sepatunya saja, gw lupa-lupa ingat."
oceh Patricia.

"Tapi itu lengkap. Tidak sekalian ukuran celana dalamnya, Ci."
sambung Ajeng.

Shevia meliriknya.

"Mulai pintar ini anak."
puji Patricia menepuk bahu Ajeng.

Terjebak dalam persahabatanWhere stories live. Discover now