~ Part 6 - Kunci ~

10 0 0
                                    


Tian segera menemui Ken yang berada dalam ruang kerjanya di kantor. Dia melaporkan segalanya ke Ken. Beserta amplop yang dititipkan. Setelah itu Tian pergi meninggalkan Ken. Dia memeriksa surat perceraian mereka,

"Dengan mudahnya dia tanda tangan semuanya."
gumam Ken melihat semuanya sudah ditanda tangan.

Matanya menangkap kunci apartemennya dan amplop bernamakan dirinya.

"Kenapa kunci ini ada di sini?"
bingung Ken mengambil kunci itu.

Dia membuka amplop tersebut dan mengeluarkan isinya. Sebuah surat, buku rekening yang dia berikan serta ATM-nya dan cincin pertunangan serta pernikahan mereka. Ken segera membuka surat itu,

Dear, Suamiku, Tn. Ken.

Rasanya lucu ketika aku memanggilmu Tn. Ken dan kamu selalu memasang wajah jutekmu itu padaku. Ingin rasanya aku mencubit pipimu hingga merah tapi aku takut kamu akan membentakku nanti.

Lamaran darimu sejujurnya membuatku seperti terbang. Siapa juga yang menolak menikah dengan pria tampan sepertimu, ups..., jangan sombong ya, Tn. Ken. (Pasti wajah jutekmu keluar.)

Namun aku sadar, dihati kamu tidak ada aku di sana. Sama sekali tidak ada, yang ada hanya Verly. Begitu juga ketika kamu melakukan hubungan suami-istri denganku. Bayanganmu selalu pada Verly padahal aku yang ada di bawahmu saat itu.

Kamu berhasil membuatku mati rasa, Tn. Ken. Ditambah kamu selalu membela dan menuruti Verly tanpa bertanya perasaanku.

Sekarang aku merasa menyerah sama seperti kamu di hari terakhir kita ketemu. Surat perceraian itu sudah aku tanda tangan dan semoga kamu bisa menemukan sosok yang mirip dengan Verly.

Aku juga mengembalikan buku rekening, saldonya berkurang hanya untuk berbelanja kebutuhan rumah saja, Tn. Ken, dan kedua cincin yang kamu berikan.

Aku tidak ingin berada lama di apartemen ini. Memori suram menghiasi setiap ruang apartemen ini. Kamu bisa menjualnya jika kamu tak mau tinggal di sini.

Lewat surat ini, aku ingin mengucapkan terima kasih sudah pernah masuk dalam hidupku dan selamat tinggal, Tn. Ken aroganku. Aku minta, jangan mencariku dan aku akan menjaga diriku sendiri.

Bye, My love ex-husband.

Shevia.

Ken merasakan kesesakan dalam dadanya ketika selesai membaca surat dari Shevia. Dia menelepon Tian untuk menanyakan ke mana Shevia pindah. Ken segera meraih kunci mobilnya dan membawa itu semua,

"Dia kembali ke rumah Papanya."
gumam Ken menjalankan mobilnya menuju alamat rumah Shevia.

Wajahnya begitu kusut dan segera mengetuk pintu tersebut,

"Ada apa, Pak?"
tanya seorang ibu.

"Saya mau bertemu dengan Shevia."
jawab Ken melongok ke dalam.

"Shevia? Anak pemilik rumah ini? Wah, dia tidak tinggal di sini, Pak. Rumah ini masih saya kontrak selama setahun ke depan."
jelas ibu itu.

Terjebak dalam persahabatanWhere stories live. Discover now