4. Wedding, HyeonJin POV

3K 211 11
                                    

HyeonJin point of view

Hari yang kutunggu tiba, aku akan menyandang sebagai seorang istri dari Suga BTS. Oh, aku tidak memikirkan risiko yang aku ambil ini. Menikahi seorang idol yang begitu legendaris ini, Min Yoongi lelaki bertubuh tidak tinggi memiliki suara yang husky. Nyatanya diriku sendiri juga tidak menyangka penantianku selama 5 bulan terlaksana juga. Dan tujuh hari lagi pernikahanku dengan Suga akan diadakan. Tentu saja akan diadakan di Indonesia, karena tempatnya yang strategis jauh dari wartawan dan media. Bisa dibilang tempat tinggalku terpencil.

Soal pernikahannya adikku, Ayana juga akan menikah setelahku. Mungkin tiga bulan lagi. Oh, astaga aku merasa bersalah. Walaupun kata adikku yang tidak masalah diumurnya yang masih terlalu muda. Tetapi katanya 'hanya' selisih 3 tahun. Kini umurku genap 24 tahun dua bulan yang lalu.

"Cagiya..?" Oke, aku hanya bisa memutar bola mataku malas. Suga begitu manja kepadaku sekarang.

"Kenapa kamu tidak sedih kalau kita akan berpisah hm?" Napasnya yang dekat telingaku membuatku risih.

"Menyingkirlah." Bentakku padanya.

Tapi selalu saja ia menertawakan suaraku yang melengking. Ujung-ujungnya ia menaeik pipiku gemas. Untung gak main cium eh?

Hanya akan berpisah 5 hari saja kenapa aku harus sedih?
Bukannya Suga akan mengurus urusan pekerjaan komposernya di Korea, dan berkas-berkas pernikahan disana?

Kalau diriku sendiri, bahagia sekali tidak ada jahilan usil lelaki ini. Hahahaha, membayangkan saja membuatku bahagia sekali.

"Jaehwan dan HyeKyo akan ikutkan?"

Suga tersenyum lantas mencubit kedua pipiku ini "Wae hm?"

"Kenapa kamu tidak asik sekali sih!" Kataku mengeluh menggunakan bahasa Indonesia.

Suga yang selalu sabar ketika diriku dalam mode bosan seperti ini. Mendengar berbagai bahasa aneh yang terlontar dari bibirku.

"Suga Oppa tidak belajar bahasa Indonesia?" Tanyaku kemudian dalam bahasanya itu.

Suga masih diam, membuatku agak sedih sebenarnya.

"Ah, molla mungkin kamu tidak ingin membaca surat dariku. Kamu tahu kan? Aku lulusan Sastra." Mataku mendongak. Bertubrukan dengan mata sipitnya yang berhasil membuat diriku terpesona.

Menatap langit malam yang berada di atas dengan gemerlap bintang. Merasakan semilir angin malam yang menerpa wajahku.

Suga tersenyum. Ikut menikmati suasana malam hari ini. Hanya ada suara jangkrik, yang menemani.

Aku masih setia menggenggam kertas yang aku bawa, sebuah tulisan abal-abal karyaku. Mungkin aku akan menyodorkannya nanti. Sebuah kata-kata hasil jerih payah tanganku kemarin malam. Terlalu alay mungkin.

Satu tanganku menyangga tubuhku langsung bersentuhan dengan lantai marmer yang aku duduki sekarang ini.

Hanya ada satu dipiranku yang terus membuatku gelisah

Apa Suga akan bahagia bersamaku, menjadi seorang imam bagiku, menuju jalan Tuhan

•••

Mungkin aku jengkel setengah mati sekarang, Suga berniat mengajakku jalan-jalan. Lalu di tengah jalan Suga bertemu dengan ibu-ibu tetangga.

Dan...

Memuji ketampanan calon suamiku. Aku sudah mengumpat berkali-kali dan disinilah aku sekarang, berjalan bersama Suga sambil bergandengan tangan. Dan setelahnya datang sekitar 10 orang tua yang menghampiri kami setelah habis membeli sayuran.

Will You Marry Me? [END]Where stories live. Discover now