17. Fake Love

1.3K 97 1
                                    

HyeonJin mengayunkan kedua kakinya, kini dia sedang duduk disebuah kursi taman menikmati dedaunan yang gugur ditiup angin. Ice creamnya sudah mencair digenggaman tangannya. Sudut bibirnya terangkat sebentar melihat orang-orang berlalu lalang dengan keluarga mereka. Sejujurnya HyeonJin sangat rindu perhatian Suga, dia merindukan sosok suaminya yang dingin tetapi berbeda jika bersamanya.

"Na, kamu belum tahu dimana Suga oppa?"

NaYeong yang duduk di sampingnya hanya mampu menghela nafas. Melihat mata berkaca HyeonJin membuat dirinya bingung. Sudah berkali-kali HyeonJin bertanya dimana suaminya itu.

HyeonJin menitihkan airmata lagi, kini tidak ada isakan yang keluar. NaYeong jadi iba jika seperti itu.

"Sstt astaga Hyeon! Ayo pergi ke rumah ibumu, sudah lama kan kamu tidak mengunjungi kedua orangtuamu hm?" NaYeong menepuk pundak HyeonJin. Wanita hamil itu seketika berbinar mendengar pernyataan NaYeong yang seketika membuat moodnya baik.

"Ayo" HyeonJin berdiri, dia mengulurkan tangan untuk membuang sisa ice cream yang digenggamnya. Matanya tidak berhenti berbinar bahagia. Setidaknya NaYeong bisa membiarkan HyeonJin bereuphoria dahulu terhadap perasaannya.

"Kita beli buah tangan dahulu"

HyeonJin mengangguk lagi, ugh itu membuat NaYeong ingin mencubit pipi cubby HyeonJin yang memerah tersebut. Pantas saja setiap pagi HyeonJin selalu menangis histeris karena tidak disangka setiap HyeonJin tertidur pada malam hari Suga selalu datang malah menggigit pipi gembul HyeonJin yang persis bakpao tersebut. NaYeong sendiri yang harus menenangkan tangisan HyeonJin setiap pagi.

Sepanjang perjalanan menyusuri taman HyeonJin terus bersenandung riang. NaYeong yang baru selesai membeli buah tangan hanya tersenyum.

Tapi derap langkah kaki tersebut harus terhenti tergantikan dengan bibir agak menganga.

Degupan jantung HyeonJin menjadi berpacu lebih cepat bersama nafas memburu. Dia berdoa semoga apa yang telah dilihatnya hanya sebuah ilusi yang tidak pernah terjadi. Tapi kedua bola matanya melihat jelas apa yang ada di depan sana.

Mata NaYeong yang terbelak melirik HyeonJin yang juga menghentikan langkahnya dengan tatapan yang sama. Disana dekat sebuah tiang lampu ada seorang yang begitu familiar baginya.

Bahkan HyeonJin dan NaYeong begitu kenal.

HyeonJin berkaca lagi, NaYeong malah sudah emosi melihat siapa orang itu.

"Aish! Min Yoongi sialan!" NaYeong sudah memgumpat. Dirinya tidak peduli lagi memanggil tanpa embel-embel 'oppa' yang lebih sopan.

HyeonJin yang tadi sudah menangis malah  tertawa remeh. NaYeong jadi tegang sendiri merasakan aura tidak enak pada sekitarnya. Sepertinya ibu hamil di sampingnya telah mencapai batas kesabaran, rssa frustasi yang begitu ketara jelas ketika NaYeong melihat daei ekor matanya.

Ya, HyeonJin wajib marah. Ibu hamil itu boleh cemburu, berarti itu menandakan jika HyeonJin mencintai Suga. Lelaki yamg ditungguinya sejak kemarin, seorang lelaki yang telah mengambil separuh hidupnya, lelaki yang mengikrarkan kalimat skral dalam sebuah pernikahan. Dan lelaki iyu yang telah menjadi suaminya dan saling mencintai hidup dan mati.

Terdengar konyol memang. Tapi itu sebuah fakta yang tidak dibuat HyeonJin.

HyeonJin berdehem sebentar. Menata kerudungnya yang menutupi penglihatannya. Dilipat sampai siku kemeja merah yang sedang digunakannya, tentu saja itu kemeja suaminya lalu milik siapa lagi? Langkah kakinya pelan mendekati dua insan yang berpelukan begitu romantis.

"Ck, ini yang namanya cemburu?" Disentuh dadanya yang terasa menggerogoti tubuhnya.

"Astaga kenapa rasa ini semakin sakit huh?" HyeonJin masih tertawa disela tangisannya. Rasa lelah sudah mendominasi pada dirinya. Lelah menitihkan airmata setiap harinya.

Will You Marry Me? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang