[epilogue] 11.11

2.6K 499 101
                                    

belum pada tidur kan ya? hehe
jangan lupa di play ya audio diatas;)
_________________________




rashaad mendudukan dirinya di kursi taman yang berada di sudut kota tersebut, semilir angin senja menerpa permukaan kulit wajahnya lembut.


perlahan tangannya membuka kotak berwarna biru langit itu, hatinya terasa begitu sakit saat melihat satu sticky note dibalik tutup kotak tersebut.



teruntuk kamu, daviandra rashaad. yang terlalu jauh untuk digapai

ㅡayasha.



pemuda itu memaksakan senyumnya setelah membaca pesan pembuka itu. rashaad kembali menarik atensi nya kepada isi kotak tersebut.


1 buah cassete tape beserta earphone bewarna hitam dan satu buku kecil yang lebih terlihat seperti album


jemarinya tergerak untuk mengambil tape tersebut, ia menyampirkan earphone-nya di telinga lalu memencet tombol play yang ada diatas tape tersebut.


"hai rashaad, apa kabar? aku kau harap baik."


rasanya sakit mendengar itu semua, rashaad menekan tombol pause lalu menghela nafasnya kasar. ia kembali menatapi tape tersebut dan kembali menekan tombol play


"hahahahaha apaansih sok baku banget ya gua?"


rashaad terkekeh mendengar ucapan gadis itu, jauh dilubuk hatinya ia merasa rindu sekali dengan gadis jutek itu.


"shaad, there's something you need to know. sesuatu yang mungkin bisa bikin lo ngejauh dari gua atau gimana, tapi gua pengen lo tau ini shaad"


terdengar helaan nafas ryujin dari tape tersebut, "gua suka sama lo, shaad. gatau dari kapan yang jelas gua suka.


lo bisa bilang gua gila atau gimana karena tiap hari ngirimin lo sticky note, tapi lo cuma perlu tau satu hal, gua ngelakuin ini semua karena gua tulus sama lo, shaad."


"iya iya gua tau, dimata lo cuma ada wulan, dan gua ga maksain hal itu.


shaad, gua suka sama lo dengan cara gua sendiri.


gua selalu jatuh hati tiap kali ngeliat lo ketawa walaupun sama wulan,


gua suka ngeliatin lo waktu main futsal yang abis itu lo malah ribut sama iden kalo ga aric,


gua suka lo yang sering judes sama gua, gua suka lo yang kadang kadang perhatian tapi nyebelin,





rashaad, gua suka sama lo walaupun gua jauh dibelakang sini.





walaupun gua cuma bisa nge denger suara ketawa lo dari jauh, ngeliat lo yang sering mayungin wulan kalo hujan,


dan yang suka ngeliat lo capek sendiri karena ngejer wulan.


shaad, kali ini gue nyerah.


gua sadar kalo gua gak pantes buat lo. gua akan pernah bisa gantiin posisi wulan di hidup lo, shaad.


gak akan pernah bisa."


mata rashaad sudah memerah karena sedari tadi menahan air matanya untuk turun, tenggorokannya juga terasa begitu sesak setelah mendengar semuanya.


"aduh kok jadi lebay gini ya gua hahaha.


btw, maafin gua ya shaad kalo kadang gua suka bikin lo kesel, suka bikin lo gondok karena sifat gua yang cuek abis gini hahaha.


sehat terus ya shaad, jangan sakit sakit lagi. gua sedih tiap kali liat lo masuk rs.


titip salam buat bunda ya. titip salam juga buat tama sama lila, bilangin kalo gua tuh sayanggggggggg banget sama mereka.


yaudah sekian,


bye rashaad, sampai jumpa dilain waktu."


rekaman itu terhenti begitu saja, tatapan rashaad kini berpindah ke arah matahari yang mulai tenggelam di barat.


pemuda itu memejamkan matanya, membiarkan semua air matanya turun kali ini. ia menangis dalam diam.


rashaad tidak mengerti kenapa semuanya harus seperti ini. kenapa harus ryujin? kenapa harus dirinya?


tapi pemuda itu sadar bahwa ia tidak bisa mengelak takdir, apalagi yang sudah terjadi.


"hai aya," bisik pemuda itu pelan, "jujur, gua kangen sama lo sekarang."


nafas pemuda itu tercekat, terlalu sulit untuk melanjutkan kata katanya,


"aya, makasih.

makasih buat semuanya, makasih pernah hidup buat gua.

aya, gua gak tau lagi mesti ngomong apa kali ini,"


rashaad bangun dari duduknya, matanya masih menatap lurus ke arah matahari senja hari itu.


"aya lo gak pernah mati," rashaad tetap melanjutkan kata katanya walau ia tau bahwa tidak akan ada balasannya yang didengarnya.


"karena lo hidup sini,





hidup bersama gua dan selalu berdetak setiap saat buat gua." ucap pemuda itu sambil meremat dada bagian kirinya


"sampai bertemu lagi di kehidupan selanjutnya, ayasha."














HELLO, YOU
end.





















note:
yAY FINALLY BUKU INI END

coba tulis pendapat kalian setelah baca buku ini hehehe

oiya, aku bakal bikin side story nya kalo vote buku ini udah 800 ya

terakhir, terimakasih banyak buat yang udah baca buku ini dari awal sampe akhir.





love,
adinda.

hello, you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang