08: Kotak Merah

5.4K 233 58
                                    

Happy Reading❤

"Kalo masa lalu ada dia, kalo masa depan ada gue yang selalu nungguin lo"

~Demian Riko Ananta~
Yang paling ganteng diantara yang ganteng'-'

***
Hari Minggu
Hari ini adalah hari yang paling malas untuk beraktifitas bagi gadis yang bernama Ana.

Salah satunya malas untuk mandi, belajar, keluar rumah, bermain, dll. Kecuali kalau ada yang mengajaknya jalan, ia pasti sangat semangat. Kerasa banget jomblonya nih, hehehe.

Ana menatap langit kamarnya dengan tatapan kosong. Sudah dua tahun lamanya Ana tidak pernah melihat lagi cowok brengsek itu lagi. Ana sangat menyesal karna telah menyukainya.

Ana membuang nafasnya kasar "Ana lo harus lupain kejadian dua tahun yang lalu itu, di sini lo udah mulai mempunyai kehidupan baru yang lebih nyaman." Gumam Ana.

Ceklek...
Pintu kamar Ana terbuka.

"Kebiasaan deh bang, kalo mau masuk ketuk pintu dulu." Ucap Ana merutuki bang Sandi karna memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Hehehe maaf deh." Ucap Sandi dengan cengir khasnya.

Sandi pun langsung keluar dari kamar Ana dan menutup pintu.

Tak lama kemudian...
Tok..tok..tok..

"Masuk bang, yaelah harus di ulang gitu ya?" Ucap Ana jengkel karna melihat kelakuan abangnya.

Sandi pun memasuki kamar Ana lalu duduk di samping Ana.

"Lo masih mengingat kejadian dua tahun yang lalu itu?" Tanya Sandi memastikan.

"Hm." Ana mengangguk.

"Udah lah, gak usah di pikirin lagi, dia udah minta maaf juga kan?" Tanya Sandi lagi.

"Udah sih, tapi bang..." Ucap Ana menggantung.

"Udah udah gak usah di pikirin, belum tentu dia mikirin kamu. Mending mikirin abang yang masih jomblo ini, lo juga jomblo kan?" Ucap Sandi dengan menaik turunkan alisnya.

"Gak ah males, urus aja dulu abang sendiri yang masih JOMBLO!"

Ana langsung lari keluar kamarnya setelah mengatai abangnya.

"Ana!" Teriak Sandi.

"Kenapa bang?" Tanya Ana di balik pintu kamarnya.

"Durhaka lo sama abang sendiri!"

"Eh bang, itu mbak inem lagi di depan gerbang, katanya nungguin abang!" Teriak Ana, Ana pun langsung ngacir pergi menuju ruang tengah.

"Durhaka lo, gue doain gue tambah cakep!"

"Amin!"

***
"Muka lo kenapa sih?" Tanya Renanda yang sedang memakan cemilan sambil menonton siaran televisi bersama Ana dan Sandi.

"Bang Sandi lagi galau bang, katanya di putusin sama mbak Inem." Ucap Ana sambil tertawa.

"Serah lo dah!" Ucap Sandi dengan mulut di maju-majukan.

"Berarti bener lo di putusin sama mbak Inem?" Tanya Renanda memastikan.

"Gak lah dih, Gue masih mau sama yang muda kali." Balas Sandi dengan melipatkan tangannya di dada.

Tok..tok..tok..

"Ana aja bang yang bukain pintunya." Ucap Ana ke Renanda dan Sandi.

Ana pun bangkit dari tempat duduknya dan melangkah keluar rumah untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintu rumahnya.

Ana membuka pintu rumahnya.
"Eh ada apa pak Tarjo?" Tanya Ana ke seseorang yang mengetuk pintu rumahnya yaitu pak Tarjo, satpam di rumahnya.

"Ini mba Ana ada kiriman, gak tau dari siapa, katanya untuk mba Ana." Ucap pak Tarjo, lalu memberikan sebuah kotak merah yang terbungkus rapih.

"Eh iya makasih pak, kalau boleh tau yang kirimnya siapa ya?" Tanya Ana.

"Gak tau mba dia cowok, pas bapak mau tanya namanya eh... orangnya udah lari duluan."

"Oh yaudah makasih pak Tarjo,"

"Sama-sama mba."

Kemudian pak Tarjo pun pergi. Ana masih terdiam, ia berfikir sebentar siapa yang mengasih kotak merah ini?.

Karena Ana ingin tahu isi di dalamnya ia langsung membuka kotak merah itu.

Ana pun membuka kotak merah itu. "Aaaaaaaaa!!"

Ana berteriak ketakutan dan melemparkan kotak merah itu jauh-jauh. Ana pun jatuh tersungkur, ia menangis terisak-isak karna ketakutan.

Bagaimana ia tidak ketakutan, isi yang ada di dalam kotak itu bangkai tikus yang sudah terpotong-potong. Dan foto Ana yang di penuhi oleh darah tikus itu.

"Ana lo kenapa?" Tanya seseorang tepat di belakang Ana.

Dia Sandi dan Renanda menghampiri Ana karna Ana tadi berteriak. Sandi memeluk Ana erat-erat, mengusap punggungnya agar berhenti terisak.

Ck.. brengsek! Pasti cowok itu lagi! Batin Sandi.

Renanda melihat kotak merah yang berada di depannya. Ia langsung membukanya.

"Siapa yang kasih kotak ini?" Tanya Renanda ke Ana.

Ana hanya menggeleng 'tidak tahu' ia masih menangis dalam pelukan Sandi.

Bangsat! Lo udah buat adik gue ketakutan. Kalo lo ketemu, abis lo! Batin Sandi.




~~~

Alhamdulillah bab 8 kelar🙏

Kira-kira siapa yang kasih kotak merah itu ya? Kayaknya dendam banget tuh sama Ana.

Ditunggu kelanjutan cerita Ana, semakin seru loh😊.

Baca+ voment juga👍
Ajak teman kalian untuk baca H.R

Salam Lily
Pacar sah sehun❤😂

Humoris.VS.RomantisWhere stories live. Discover now