20: Mantan?

3.5K 118 9
                                    

Happy Reading❤

"Jangan pernah mengeluh tentang kemarin. Buatlah esok yang lebih baik dengan memanfaatkan hari ini."

~Lusiana Putri Anandita

***
Ana membuang nafasnya kasar, ia harus mengingat kembali mantannya ia dulu yang pernah menyakitinya.

"Jadi..."

Flashback On

"Hei!" Teriak seseorang mengagetkan Ana.

"Vano! Kebiasaan deh suka ngagetin aku dari belakang." Ucap Ana cemberut.

"Iya iya maaf Lusiana." Ucap Vano sambil mengusap usap puncak kepala Ana.

Sontak Ana langsung menutup wajahnya menyembunyikan rona merahnya.

"Nah kan tutup muka lagi, kenapa sih? Kan aku mau liat muka kamu yang lagi merah." Vano tertawa karna melihat tingkah lucu Ana.

Tangan Ana pun turun perlahan setelah menetralkan wajahnya kembali.

"Kamu inget kan sekarang hari apa?" Tanya Vano.

"Hari Sabtu? Besok Minggu yey!"

"Bukann, beneran lupa ya?" Tanya Vano sedih karna Ana tak mengingat hari spesialnya.

"Oh iya," Ucap Ana tiba tiba, sontak membuat Vano menatap Ana penuh harap.

"Sekarang kan hari valentine." Ucap Ana sambil menatap Vano.

"Jadi?"

"Sekarang hari anniversary kita yang satu tahun?" Tanya Ana sambil memegang tangan Vano.

"Iya, jangan lupa nanti malam ya nanti aku kerumah kamu." Ucap Vano.

"Oke!" Semangat Ana.

Karna Vano pernah berjanji padanya saat mereka sudah anniversary ia akan memberikan kado spesial untuk Ana.

***
Pukul 07.30

Ana bersiap siap menggunakan gaun warna biru kesukaannya yang sudah lama Ana simpan, ia akan memakainya saat ada acara penting saja.

Dan sekarang adalah saat saat yang paling Ana tunggu, Anniversary satu tahun Ana dan Vano berpacaran.

Ia memulai pacaran dengan Vano saat ia SMP kelas delapan. Masih cinta monyet ceritanya tu hehe.

"Bang Renan, bang Sandi! Ana pergi dulu ya!" Teriak Ana sambil membenarkan rambutnya.

"Mau kemana Ana?" Tanya Renan.

"Mau jalan sama Vano,"

"Jangan pulang malam banget ya." Ucap Renan menghampiri Ana.

"Oke bang, assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

#Skip

Saat sudah sampai direstaurant, Vano hanya diam tak mengeluarkan sepatah katapun.

"Vano?" Tanya Ana karna Vano tak berbicara sama sekali saat Ana sampai.

"Hm?"

"Kok diam aja?" Tanya Ana.

"Na? Kalo aku ngelakuin sesuatu ke kamu, apa kamu bakal marah?" Tanya Vano seperti kebingungan.

Humoris.VS.RomantisWhere stories live. Discover now