Chapt 10 : Rutinitas

4.4K 203 11
                                    

Terlihat seorang laki-laki yang baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan sebuah handuk kecil yang kini tengah melingkari pinggangnya. Sambil bersenandung kecil,laki-laki itu mulai mengayunkan kakinya menuju sebuah lemari besar yang terlihat di pojok sebelah kanan. Setelah itu ia mengambil atasan berbahan kaos berwarna putih dan celana training selutut berwarna hitam yang ia pilih untuk digunakan malam ini.

Setelah semua selesai ia 'pun berjalan menuju ranjang king size-nya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas  ranjang yang empuk itu. Kini pikirannya melayang dengan kejadian yang ia alami sore tadi.

Alfha...

Ya,laki-laki yang kini tengah bergelung dengan pemikirannya itu adalah Alfha. Kini ia mempunyai cara bagaimana ia membawa Azzahra dari tempat tinggalnya kali ini dan membawanya kehadapan orang tuanya. Setelah Alfha berfikir,mungkin inilah keputusannya untuk menikahi Azzahra agar ia tak dikeluarkan dari keluarganya. Bagaimana pun ia tidak ingin keluar dari keluarga yang sudah membesarkannya dengan penuh cinta dan kasih sayang yang mereka berikan padanya. Hanya karena Azzahra ia sampai di ancam untuk keluar dari keluarganya itu?! Luar biasa. Pikir Alfha. Sebenarnya seberapa besar salah yang Alfha lakukan hingga ia di ancam hingga seperti itu?! Bahkan di luar sana banyak yang lebih dari itu. Sekiranya itulah yang ada dalam pikiran Alfha saat ini.

Ting...

Suara ponsel Alfha membuyarkan pikiran Alfha. Ia pun segera mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas samping ranjangnya dan membuka sebuah pesan masuk yang dikirim dari sekretarisnya.

Secretary
Maaf pak mengganggu,saya cuma ingin memberitahu bahwa berkasnya sudah saya kirimkan.

Itulah isi pesan yang Alfha dapatkan dari sekretarisnya itu. Lalu ia pun membalasnya.

Me
Hmmm,ku harap besok selesai.

Secretary
Baiklah pak.

Alfha kembali menyimpan ponselnya itu. Lalu ia beranjak untuk duduk dengan bersandar di kepala ranjang. Ia memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa pening. Pikirannya terbagi dua. Disisi lain ia memikirkan mengenai perusahaannya yang kini tengah sibuk-sibuknya mengurusi proyek baru yang memang tidak bisa Alfha pindah tangankan kepada orang kepercayaannya di kantor karena dalam proyek ini Alfha memang harus turun tangan sendiri.

Tapi disisi lain ia terus berpikir tentang masa depannya dengan Azzahra kelak. Bagaimana ia bisa hidup bahagia jika ia hidup dengan orang yang tidak ia cintai sama sekali. Apakah nanti ia bisa menerima Azzahra dengan ikhlas? Apakah nanti ia bisa menjadi seorang imam yang baik buat Azzahra?

Imam??

Bahkan sampai saat ini pun ibadah Alfha masih saja bolong-bolong,bagaimana menjadi imam yang baik?!

Memikirkannya saja sudah membuat pikiran Alfha semrawut. Bagaimana jika nanti?! Tapi bagaimana pun Alfha juga tidak ingin jika ia dipisahkan dari keluarganya. Mungkin ini adalah langkah awal bagi Alfha dalam menghadapi masa depannya nanti. Walau ini harus berakhir dengan sebuah ikatan yang tidak bisa ia putuskan begitu saja.

☆☆☆

Sejak kejadian sore tadi,Azzahra bisa dikatakan lebih banyak diam daripada biasanya. Setelah satu minggu full ia tidak bertemu dengan Alfha dan berharap tak kan bertemu dengannya lagi,justru Tuhan memilih jalannya sendiri sehingga Azzahra dan Alfha dipertemukan kembali saat ini.

Azzahra khawatir,bagaimana jika Alfha mencarinya? Bagaimana jika Alfha mengulangi kejadian buruk itu kembali? Azzahra tidak ingin itu terjadi. Bagaimana pun ia sudah memilih bahwa ia tidak ingin berurusan kembali dengan Alfha.

Tapi takdir?

Tidak ada yang tau. Azzahra hanya berharap semoga takdir bisa berdamai dengannya. Semoga apa yang ia takutkan tidak terjadi.

"Ra,kamu kenapa sih ngelamuuunn terus. Mikirin apa? Mikirin cowok br*ngsek itu? Udah Ra kamu gak usah pikirin. Kamu tenang aja ya. Disini aku bakal jagain kamu kok." Ucap Karina ketika melihat sahabatnya terus terdiam.

Azzahra yang mendengar ucapan Karina hanya tersenyum menanggapinya. "Engga kok. Kamu tenang aja. Aku cuma sedikit gak enak badan aja."

"Kamu sakit?..." Tanya Karina sambil mengulurkan lengannya ke arah kening Azzahra. "...sedikit demam sih. Mau ke dokter?"

"Gak usah. Aku cuma butuh istirahat aja kok." Balas Azzahra.

"Ohh,ya udah kalau gitu cepat kamu istirahat." Ucap Karina yang diangguki oleh Azzahra.

☆☆☆

Sinar matahari mulai menerobos ke sela-sela jendela kamar milik Alfha. Sang pemilik kamar itu kini terlihat mengerang kecil sambil meregangkan otot-ototnya. Setelah itu ia pun beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap pergi ke kantor.

Setelah semua selesai,Alfha pun berangkat dengan mengendarai mobilnya. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tak lama kemudian Alfha pun sampai di kantornya. Ia pun segera turun dari mobil lalu berjalan menuju lift yang menghubungkan lantai satu dengan ruangan kerjanya di lantai atas.

Tinggg!!!

Dentingan lift berbunyi pertanda bahwa lift tersebut sudah sampai. Segera Alfha keluar dan berjalan kembali menuju ruangannya.

"Selamat pagi pak." Sapa seorang wanita sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormatnya. Wanita yang tak lain adalah sekretaris Alfha.

"Pagi" Balas Alfha singkat setelah itu ia berlalu menuju ruangannya tepat di sebelah kanan meja sekretarisnya itu.

Alfha pun duduk di kursi kebesarannya dan langsung mengerjakan berkas-berkas yang sudah tersedia di mejanya.

Tok tok tok...

Ketukan pintu terdengar di kedua telinga Alfha. "Masuk." Ucap Alfha tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas di hadapannya.

Ceklekkk...

Pintu pun terbuka dan terlihatlah seorang wanita yang menyapa Alfha tadi di depan ruangannya.

"Maaf pak. Saya cuma mau mengingatkan bahwa 10 menit lagi meeting akan segera dilaksanakan." Ucapnya sambil menunduk.

"Siapkan saja bahannya."

"Baik pak. Kalau begitu saya permisi."

Alfha hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan dari sekretarisnya yang baru saja keluar dari ruangannya.

☆☆☆

"Kamu yakin mau kuliah? Bukannya semalam kamu gak enak badan?." Tanya Karina

"Iya Rin. Lagian sekarang aku udah gak kenapa-napa kok..." Balas Azzahra "..ya udah yuk."

"Yuk"

Ya,hari ini Azzahra memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya kembali setelah kemarin Azzahra mengambil ijin selama satu minggu. Azzahra tidak ingin terus bolos kuliah karena itu bisa membuat tugasnya semakin menumpuk karena ia tertinggal. Maka dari itu hari ini ia memutuskan untuk kuliah kembali.

Tbc
---***---

A/n:
Semrawut = Setau author ini kalau di sunda ya,artinya tuh kayak 'berbelit-belit' atau 'berantakan' pokonya intinya tuh malah bikin pusing gitu.(Author gak bisa jelasin arti yang jelasnya,tapi intinya tuh kayak 'sesuatu yang bikin pusing')

Maaf ya kalau chapt ini gak jelas😄sebernernya gak niat update tapi mumpung lagi ada waktu kosong jadi author buat😅

See you next chapt👀

MistakeWhere stories live. Discover now