Chapt 18 : Lalu...

951 60 9
                                    

Acara demi acara berjalan dengan lancar. Terlihat Alfha yang kini tengah berjalan dengan lemas menuju kamar di apartemennya. Untuk malam ini Arissa dan semua pihak sepakat agar Alfha dan Azzahra menginap di apartemen Alfha karena lebih dekat dengan Gedung tempat pernikahan Alfha dan Azzahra diselenggarakan. Sedangkan Alma,Ibu Azzahra itu, Arissa ajak agar menginap di kediamannya.

Yang Alfha rasakan saat ini adalah rasa lelah yang mendominasi. Selain itu Alfha juga merasa seluruh tubuhnya terasa remuk setelah seharian ini Ia dan Azzahra menjamu para tamu yang hadir di acara pernikahannya itu. Hal yang ingin dilakukannya saat ini adalah mandi dan tidur.

Namun, tepat ketika Ia menapakkan kakinya dekat ranjang Ia melihat Azzahra yang tengah berbaring membelakanginya. Ia menghela nafas berat. Mau tak mau kini Ia harus tidur bersama sang istri.

Istri?

Bahkan kata itu masih terasa kelu untuk Ia ucapkan. Namun siapa sangka, tanpa Alfha sadari jauh dalam lubuk hatinya Ia merasa sesuatu yang aneh terutama ketika Ia melihat wajah cantik Azzahra siang tadi -ketika Ia mencium kening Azzahra dengan jarak yang begitu dekat-.

Seperti perasaan membuncah yang siap membeludak kapan saja. Bahkan Ia sendiri tak menyadari bahwa seharian ini Ia selalu menunjukkan senyum manis, bahkan sangat manis. Senyum yang telah lama ini hilang seakan ikut tenggelam ke dasar laut yang paling dalam dengan kenangan kelam yang telah Ia alami dulu.

Kini senyum itu terbit kembali.

Dan tanpa Alfha sadari, langkah kakinya tiba-tiba saja bergerak mendekat ke arah sisi ranjang yang Azzahra gunakan untuk tidur dan berdiri tepat didepan tubuh Azzahra yang tengah tidur menyamping. Alfha pun menundukkan kepalanya. Dengan perlahan Ia mendekatkan wajahnya dan segera mengambil ciuman yang begitu dalam di kening Azzahra.

Lengkungan kecil dari bibirnya, terbit begitu saja. Lengan kokoh itu terulur hendak membenarkan selimut yang dikenakan Azzahra.

Namun, seakan tersadar dari apa yang dirinya lakukan,Alfha pun segera bangkit dan berlalu ke kamar mandi untuk menjernihkan pikirannya. Ada apa denganku? Pikir Alfha

☆☆☆

Azzahra mengerjapkan matanya ketika Ia mendengar suara alarm berbunyi dari ponsel miliknya. Tangannya hendak terulur untuk mengambil ponsel -yang terus berbunyi nyaring itu- sebelum Ia merasakan sesuatu yang berat menyentuh bagian perutnya. Ia pun melirik dan langsung mengernyit ketika melihat tangan kekar yang melilit di perutnya itu. Sesuatu yang hangat pun terasa menerpa di bagian tengkuknya. Azzahra pun mulai membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang tengah memeluknya itu.

Mata Azzahra melotot melihat siapa pelakunya. Ia pun segera melepaskan lilitan tangan itu dari tubuhnya.

Alfha,yang tak lain adalah si pemilik lengan kekar itu pun langsung terbangun ketika merasa lengannya dihempaskan seseorang dan tubuhnya di dorong begitu kuat hingga Ia terlentang. Ia pun melirik sebelahnya dan melihat Azzahra dengan wajah masamnya. "Mengapa kau memelukku hah! Kau ingin mencari kesempatan dalam kesempitan?!" Pekik Azzahra.

Alfha mengernyit, siapa yang memeluknya? Aku? Aku memeluk Azzahra? Benarkah?Tanyanya dalam hati. Alfha merasa bahwa Ia tak memeluk Azzahra. Alfha hanya merasa bahwa tidurnya semalam begitu nyenyak hingga Ia tak bermimpi apapun.

Hanya kenyamanan yang Ia rasakan. Ya,nyaman. Mungkin karena memang aku merasa sangat lelah. Pikir Alfha.

Alfha pun bangun dari tidurnya dan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang