Chapt 11 : Terlupakan

5.1K 225 19
                                    

Azzahra dan Karina kini tengah berada di sebuah taman di Kampus tempat mereka menuntut ilmu. Terlihat Azzahra yang kini tengah membolak-balikkan sebuah buku tebal yang berada di pangkuannya. Sementara Karina kini tengah mencatat sesuatu di atas sebuah buku kecil.

Tak lama datanglah seorang wanita menggunakan sebuah dress cantik yang melekat ditubuh proposionalnya. "Hai," Sapanya.

Azzahra dan Karina yang merasa di sapa 'pun mengangkat kepalanya dan mendapatkan sebuah senyuman manis dari wanita yang kini berada tepat di depan mereka.

"Boleh aku duduk disini,?" Tanya wanita itu.

"Oh silahkan." Balas Azzahara dan mempersilahkan wanita tersebut untuk duduk di hadapan mereka.

"Maaf mengganggu ya. Kebetulan saya mahasiswa baru disini. Bolehkah saya berkenalan dengan kalian?" Tanya wanita itu.

Azzahra dan Karina saling menatap satu sama lain. Mereka bingung dengan kedatangan wanita itu dan tiba-tiba saja mengajak mereka untuk berkenalan. Hingga akhirnya Karina lah yang menyahuti pertanyaan wanita tadi.

"Boleh kok. Tak kenal maka tak sayang kan?," Ucap Karina yang berusaha mencairkan suasana.

"Hahah..Iya. Kenalin ya,aku Naifa." Ucap wanita itu sambil mengulurkan lengan kanannya.

"Karina" Balas Karina yang dilanjutkan oleh Azzahra.

"Azzahra"

Setelah itu mereka 'pun berbincang-bincang untuk saling mengenal satu sama lain.

☆☆☆

"Oh iya Naifa,ngomong-ngomong kamu tinggal dimana? Tadi mau nanya cuma lupa hehehh," Ucap Karina. Kini mereka tengah berjalan di koridor Kampus. Mata kuliah mereka sudah selesai. Sangat kebetulan sekali,ternyata Naifa masuk kelas yang satu jurusan dengan Azzahra juga Karina.

"Oh aku tinggal di dekat-dekat sini kok. Kalau kalian mau,main ke rumah aja yuk." Sahut Naifa.

"Emmmm,iya deh kapan-kapan kita main ya," Ucap Karina.

Setelah obrolan itu Naifa 'pun berpamitan menuju parkiran,karena dia berkata bahwa dia membawa mobil. Naifa sendiri sudah mengajak Azzahra dan Karina untuk ia antar ke kost-an mereka,tapi mereka menolak dengan alasan takut merepotkan Naifa apalagi arah jalan yang akan mereka lalui berbeda arah. Maka dari itu Azzahra juga Karina menolak ajakan Naifa.

☆☆☆

Langit kini mulai berganti menjadi gelap pertanda bahwa malam akan tiba.

Masih terlihat,Alfha. Seorang laki-laki berparas tampan itu kini masih bergelut dengan tumpukan kertas-kertas yang masih menumpuk di hadapannya. Ia seakan tak peduli walau kini hari mulai gelap. Terkadang terdengar suara keyboard yang bersahutan seakan memecahkan keheningan di ruangan besar itu.

Di gedung besar itu,hanya terlihat tiga sampai empat orang saja yang masih berada di tempat tersebut. Yang mana hanya ada dua orang satpam,satu OB,dan terakhir Alfha sendiri.

Alfha lebih memilih menyelesaikan tugasnya di kantor daripada di apartementnya. Mengapa? Karena Alfha sendiri,termasuk golongan orang pelupa yang kadang ketika ia membawa tugas-tugasnya itu ke apartementnya,maka di pagi hari ketika ia akan beranjak menuju kantor,entah ia sedang kelimpungan karena bangun kesiangan atau tidak dan entah apa juga yang ada diingatannya,Alfha selalu saja tak ingat bahwa kemarinnya ia membawa pekerjaanya ke apartement.

Pernah dulu,ketika ia sedang menyelesaikan proyeknya yang baru selesai dibangun baru-baru ini,berkas penting yang seharusnya selalu ada di tangan Alfha itu tertinggal di apartementnya ketika ia akan mengadakan meeting pembahasan terakhir sebelum mulai terjun ke lapangan. Dan itu membuat dirinya hampir jantungan. Bagaimana tidak? Jika saja proyek tersebut gagal,maka ia harus siap rugi bermilyar-milyar dan hal tersebut otomatis akan membuat nama dirinya dan perusahannya turun sehingga itu akan mengancam kebangkrutan perusahaannya karena tidak ada minat lagi dari klien yang baru.

Tapi untung saja,meeting tersebut diundur esok hari yang memang kebetulan klien-nya itu ada panggilan penting dari pegawainya. Setelah ia mendengar bahwa meeting-nya di undur barulah ia bisa bernafas lega.

"Oke selesai..." Ucap Alfha seraya melepar pulpen di atas mejanya dan menutup laptopnya. "...uhhh lapar sekali ini." Gumam Alfha sambil memegang perutnya yang terus berbunyi karena tak kunjung ia isi.

Setelah itu ia pun beranjak untuk pulang setelah sebelumnya ia memesan makanan yang ia suruh untuk diantarkan ke apartementnya.

Sesekali Alfha melihat jam yang melingkar di tangannya yang menunjukkan pukul sebelas tiga puluh malam.

Ia pun bergegas menuju mobilnya dan langsung menancapkan gas menuju apartementnya. Selain lapar,Alfha juga merasa lelah. Ia ingin segera sampai apartementnya lalu menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya itu.

☆☆☆

Kini,Alfha sudah sampai di apartementnya tepat ketika makanan yang ia pesan juga sampai di depan ruang apartementnya. Alfha pun keluar dari lift lalu beranjak menuju ruang apartementnya setelah membayar pesanannya itu.

Setelah sampai di dalam Alfha segera membawa piring di dapur untuk memindahkan makanannya yang masih terbungkus rapi di sebuah wadah dalam keresek.

☆☆☆

Kini Alfha sudah siap tidur dengan boxernya. Malam ini ia akan tidur dengan bertelanjang dada. Sebenarnya ini memang kebiasaan Alfha sejak lama,namun beberapa kali bundanya melarang Alfha untuk tidak tidur dengan bertelanjang dada seperti itu karena takutnya ia akan masuk angin. Alfha sendiri hanya bisa menurut apa yang dikatakan bundanya. Karena jika tidak,bundanya itu akan terus berkicau layaknya burung yang tidak diberi makan. Jadi kebiasaannya itu hanya ia terapkan sesekali saja.

Alfha 'pun duduk dengan bersandar di kepala ranjang. Ia mengambil sebuah benda tipis nan canggih itu yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. Ia melihat sebuah pop up di lockscreen-nya. Terdapat sebuah pesan dari sekretarisnya yang membuat Alfha hampir melupakan hal yang berada di dalam pesan tersebut.

Secretary
Maaf pak,saya cuma mengingatkan bahwa keberangkatan menuju Jepang dipercepat  pukul 07.00 pagi.

Ya,besok pagi tepat pukul tujuh Alfha akan pergi ke Jepang untuk memenuhi undangan pertemuan CEO dari perusahaan yang bekerjasama dengannya.

Sekitar dua minggu Alfha akan tinggal disana.

"Astaga!..." Pekik Alfha seraya menepuk jidatnya. Kini ia baru teringat akan Azzahra yang akan ia bawa ke hadapan orang tuannya juga konsekuensi yang diberikan ayahnya jika dirinya tidak segera menemukan Azzahra.

"...bagaimana mungkin aku melupakan hal ini?! Arrrghhhhh" Kini Alfha hanya bisa menggeram kesal dan mengacak rambutnya frustasi.

Konsekuensinya...

Itulah yang Alfha takutkan.

Tbc
---***---

Halo-halo🙌
Uhhh update lagi😜makasih yang masih nunggu update-tan chapter nya😘

Author juga mau ngucapin
'Minal Aidzin wal faidzin,mohon maaf lahir dan batin💓' selamat hari raya idul fitri ya 🎉🎉 (bagi yang merayakan) >maaf telat ngucapinnya😅

Seperti biasa author mau minta maaf nih kalau cerita nya makin aneh,makin banyak typo😖

Authornya masih pemula dung😢

Maaf juga update-nya lama😓

Sekiranya segitu dulu ya dari author😇sekali lagi kalau ada yang mau tanya-tanya tentang cerita ini jangan sungkan. Kalian bisa chat langsung ke author. Author bakalan jawab kok,insya alloh. Oke...

See you next chapt👀

MistakeWhere stories live. Discover now