56

6.4K 526 12
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka tiba juga di bandara New York.

Sedari tadi tangan Jungkook terus saja memeluk pinggang Haneul dengan possesive seolah keramaian bandara akan menelan gadis itu. Haneul yang diperlakukan seperti itu pun tersenyum tipis dalam kegelisahannya.

Bukannya ia tidak percaya pada janji Jungkook, namun gadis itu hanya takut jika reaksi yang orangtua Jungkook berikan tidak akan sesuai dengan harapan mereka.

"Jangan khawatirkan apapun, apa pun yang mereka katakan, aku tidak akan menerima penolakan atas keputusanku" bisik Jungkook kemudian mengecup puncak kepala Haneul. Setidaknya kecupan singkat yang pria itu berikan dapat sedikit membuat Haneul lebih tenang.

"Kau memang keras kepala Kookie-ya" sahut Haneul dan Jungkook pun hanya terkekeh pelan ketika mendengarnya.

"Tapi kekeras kepalaanku tidak akan membuatmu kecewa, aku janji!"

.

"Ugh, lelah sekali" ucap Haneul sembari merenggangkan tubuhnya.

"Tidurlah terlebih dahulu, aku akan membangunkanmu jika ada sesuatu hal yang penting" ucap Jungkook sembari menata beberapa barang bawaan mereka di sudut ruangan.

"Hm.. sepertinya aku mau mandi terlebih dahulu saja" ucap Haneul kemudian berjalan menuju koper miliknya dan mengambil beberapa perlengkapan mandi sekaligus baju ganti yang ia butuhkan.

Sekitar lima belas menit kemudian, suara Haneul berhasil kembali membuat Jungkook terjaga saat dirinya tertidur di atas sofa dengan posisi terduduk itu.

"Kookie-ya" panggil Haneul lagi dengan nada yang terdengar gelisah itu, lengkap dengan kepala yang telah menyembul dari balik pintu.

"Kenapa hm..?" Tanta Jungkook saat telah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Em.. itu anu" Haneul sendiri pun bingung bagaimana cara menjelaskannya hingga membuat Jungkook yang tidak mengerti apa apa itu juga ikut bingung.

"Kenapa hm..? Katakan saja, gwaenchana" ucap Jungkook meyakinkan.

"Em itu.. a-aku sedang ke-kedatangan tamu, dan a-aku tidak membawa i-itu" ucap Haneul disusul dengan wajahnya yang memerah itu. Biar bagaimana pun Jungkook adalah seorang pria, dan Haneul sangat malu ketika harus membahas hal hal seperti itu dengan pria mana pun.

"Oh, baiklah, tunggu sebentar, akan ku belikan di minimarket bawah" ucap Jungkook dan Haneul pun hanya dapat mengangguk pelan.

Jungkook yang tidak mau membuat Haneul menunggu terlalu lama itu pun langsung berjalan keluar kamar hotel yang ia tempati dan berjalan menuju minimarket yang berada di lantai dasar.

Sesampainya disana, Jungkook yang tidak tau harus membeli yang mana pun hanya dapat mengambil asal agar Haneul tidak menunggu lama di dalam kamar mandi. Bahkan Jungkook sendiri juga tidak mempedulikan tatapan kagum sekaligus aneh yang kasir di hadapannya itu berikan padanya. Mungkin tatapan itu semata mata karena melihat Jungkook yang tampan yang justru membeli keperluan wanita

Usai dengan transaksi yang terjadi, Jungkook pun berjalan kembali ke kamar hotelnya. Bahkan Jungkook yang malas menunggu lift yang masih jauh dengan lantai dasar itu pun memilih untuk berlari melalui tangga yang tersedia. Mungkin sebuah keberuntungan Jaehyung menyewakan kamar hanya sebatas lantai tiga sehingga Jungkook tidak perlu mengeluarkan tenaga jauh lebih banyak lagi.

Sepertinya Jungkook juga harus berterima kasih pada guru guru yang dulu sering menghukumnya untuk berlari mengitari lapangan sehingga jika ia disuruh untuk menaiki tangga seperti ini tidak akan pernah menjadi sebuah maslah yang besar bagi pria bermarga Jeon itu.

Setelah tiba di kamarnya, Jungkook pun segera mengetuk pintu kamar mandi dan menyerahkan barang yang ia beli kepada Haneul.

Jungkook pun menyengrit bingung saat Haneul tiba tiba duduk di sampingnya dan menggenggam tangan pria itu erat.

"Jungkook-ah, jika aku datang bulan




















berarti itu tandanya aku tidak hamil bukan?"

Good Kisser ●JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang