Chapter 4

2.1K 164 18
                                    

Isakan memilukan itu sempurna membungkamnya diseberang telpon sana. Hatinya ikut terasa sakit mendengarnya. Mulutnya terasa gatal untuk menyampaikan kalimat penenang. Ia terlalu gengsi. Mendengar isakan yang sedikit mereda membuatnya semakin terdorong untuk menghibur. Kecamuk dalam hatinya pun final.

"Jangan menangis, Joon Myeon-ah!" Pelan dan sukses membuat suasana lebih cangguk. Isakan itu langsung terhenti. "Berhentilah menangis, kau tidak cocok saat menangis" candanya untuk mencairkan suasana.

***

Suara itu sangat hafal di telinganya. Mantan membernya, ya itu suara mantan membernya. Sedikit terobati saat mendengar suaranya, namun semakin menyayat hati dengan kalimat penghibur itu. Kenapa kau kembali bodoh. Umpat Suho dalam hati.

"Hyung, aku tinggal dulu. Silakan kalian bicara" Sehun sangat paham suasana kali ini. Canggung dan menegangkan. Ia pun memutuskan untuk membiarkan kedua hyungnya ini saling bicara. Ditutupnya pelan pintu kamarnya. Lama ia berdiri di depan pintu. Apakah aku melakukan hal yang benar. Setelah berpikir beberapa saat Sehun pun menginggalkan posisinya dan pergi menuju ruang tamu.

***

Kyungsoo yang melihat Sehun berjalan mendekat pun langsung membenarkan posisi duduknya.

"Apa Suho hyung sudah tidur?". Sehun hanya menjawabnya dengan gelengan pelan.

"Ada apa dengan wajahmu Sehunnie?" Xiumin pun merangkul pundak adik kecilnya.
"Suho hyung membuatmu sedih?" Lanjut Chanyeol. Lagi-lagi hanya dijawab dengan bahasa tubuhnya.

"Hyung... sepertinya aku bersalah" ucapnya final disertai jeda pada kalimatnya. Semuanya pun mengerutkan dahi mendengar ucapan Sehun.

"Kau menjahili siapa lagi?" Baekhyun mencoba sedikit mencairkan suasanya yg sedikit hening.

"Yak memangnya Sehun itu kau!" Teriak Chen sambil menunjuk tepat di wajah Baekhyun. Ia hanya mencibir mendengarnya. Baru saja mereka akan memulai pertengkaran terdengar suara pintu yang dibuka dengan kasar. Muncul Suho dari balik pintu dengan topi dan jaketnya. Berjalan tergesa-gesa menuju pintu keluar. Seolah ia tidak merasa menjadi pusat perhatian dari membernya.

"Joon, kau mau kemana?" Tegur Xiumin. Namun yang ditegur berlalu begitu saja dan menjawabnya dengan bantingan pintu keras. Semuanya terkejut dan bahkan beberapa melebarkan pupil matanya. "Ada apa dengannya? Sepertinya tadi baik-baik saja?" Sambungnya sambil merogoh saku dan mengeluarkan handphone. Diketikan beberapa nomor dan menelponnya. Namun hanya dijawab oleh operator diserang sana. "Nomornya tidak aktif! Ada apa dengan anak itu. Ini sudah malam"

"Coba hubungi manajer hyung saja, hyung. Mungkin Suho hyung ada jadwal", Xiumin hanya mengangguk dan menelpon manajer hyung. Mereka mendengarkan dengan seksama obrolan Xiumin dan sang manajer, dan sangat excited saat mengakhiri obrolan.

"Malam ini ia tidak ada jadwal. Nanti kalau ia menghubungi, manajer hyung akan memberi tahu kita". Para member hanya mengangguk paham dan kembali pada kesibukan masing-masing.

***

Sekarang sudah tengah malam dan Suho tidak cukup bodoh untuk berkeliaran di jalanan. Ia terus berjalan menuju gedung SM. Padahal jarak antara asrama dan gedung lumayan jauh. Sesekali ia membenarkan topinya saat melewati beberapa orang. Sesampainya di gedung ia segera menuju ruang latihan yang berada di paling bawah. Langkahnya tergesa seolah ia akan telat masuk sekolah.

I. When your smile has goneWhere stories live. Discover now