Chapter 25

1.5K 113 77
                                    

Setelah hampir empat bulan mereka berperang, semuanya kini hampir usai. Lay atau Zhang Yixing sudah benar-benar hengkang dari grup yang membesarkan namanya itu. Ia pergi meninggalkan para member tanpa memberi penjelasan seperti yang sudah ia janjikan. Selama itu pula ia seperti hilang ditelan bumi. Tak ada yang tahu dimana keberadaannya dan apa saja yang ia kerjakan selama ini.

Sedangkan para member, mereka mencoba untuk menata dan meletakkan pada posisi semula segala hal yang telah hancur lebur. Senyum yang lama hilang pun mulai kembali tampak. Mereka semakin mengeratkan pegangan tangan satu sama lain, saling merangkul dan menguatkan. Memang belum semuanya usai, namun mereka mencoba untuk berdamai dengan diri masing-masing. Kecuali satu orang.

Suho berdiri menatap hamparan bunga Sweet pea dari balik jendela. Warna ungu, merah dan pink yang mendominasi terlihat sangat cantik, kontras dengan langit biru. Pandangan matanya tetap kosong. Hamparan bunga cantik itu sangat menggambarkan suasana hatinya, membuat ia sedikit tersenyum menggingat makna bunga itu.

Sehun muncul dari balik pintu kamar mandi sambil mengusak rambutnya yang basah. Ia berjalan mendekat ke arah Suho dan ikut memandang ke arah hamparan bunga.

"Sangat cantik ya, hyung."

Suho diam tak menanggapi ucapan Sehun. Bagi Sehun itu sudah menjadi hal yang biasa. Suho sekarang memang lebih banyak diam dan tak menanggapi orang sekitarnya. Pandangan matanya pun masih tetap kosong. Seolah ia benar-benar kehilangan jiwanya.

Sehun hanya menatap sang kakak dengan sendu.

"Ayo bersiaplah hyung, kita akan segera berangkat."

***

Kedelapan pemuda itu berdiri diatas panggung. Mereka memainkan melodi yang sangat indah, bagai sesebuah lullaby pengantar tidur. Senyum pun terus mengembang di bibir. Mata mereka memancar bagai sebuah kristal indah.

Tawa, luka, sakit, bahagia dan dendam seolah bercampur aduk menjadi satu untuk sementara. Membuat hati mereka merasakan sesuatu yang aneh. Jantung mereka berdegup kencang bahkan hanya dengan mendengar suara riuh penonton.

Suho tersenyum dan terus melambaikan tangannya kearah penonton. Ia sangat baik dalam bersandiwara. Tentu saja ia sudah beberapa kali membintangi drama, bermain peran hanya sebuah hal mudah baginya.

Hari ini mereka melangsungkan sebuah fanmeeting di negeri sakura. Sudah hampir lima hari mereka berada di negara ini dan selama tiga hari berturut-turut pula mereka harus terus menyapa para penggemar yang berada di dome.

"Minna-san!"

Nee..

"Sayang sekali waktunya sudah habis. Kami ingin kalian setelah ini pulang, hati-hati dijalan. Kalian harus makan dengan banyak. Kami akan sedih jika kalian sakit, arraso?"

Nee..

"Okey, minna-san arigatou gozaimasu. WE ARE ONE, EXO SARANGHAJA. KAMSAHAMIDA!!"

Suara teriakan memenuhi gedung, menyambut layar yang tertutup. Riuh suara terdengar seperti gemuruh yang sangat keras. Lampu-lampu yang semula redup kembali bersinar terang. Beberapa orang mulai melangkah ke arah pintu keluar. Namun banyak diantara mereka yang masih duduk ditempat dan melakukan aktifitas masing-masing.

I. When your smile has goneWhere stories live. Discover now