Chapter 9

1.3K 120 25
                                    

"Hai, Joon. Sudah lama kau tidak menghubungiku"

"Bagaimana kabarmu Lay?"

"Sangat baik, ada apa? Tidak biasanya kau menelponku semalam ini"

"Lay... apa akhir-akhir ini mereka menghubungimu?" Tanya Suho takut-takut. Cukup lama ia menunggu jawaban dari seberang telpon sana.

"Ya"

"Lay, apa kau mau berjanji bahwa tak ada yang kau sembunyikan dariku?"

"Maaf Joon"

"Jangan meminta maaf padaku jika kau tidak melakukan kesalahan", cukup lama keheningan terjadi diantara sambungan telpon mereka.

"Yasudah istirahatlah, aku tahu jadwalmu disana sangat menggila, lupakan pertanyaanku tadi. Selamat malam, Yixing". Ia segera memutus sambungan telpon bahkan sebelum orang diseberang sana menjawab.

***

"Maaf Joon, aku tidak bisa memberi tahu semuanya padamu untuk saat ini" monolog Lay tepat setelah sambungan itu terputus. Ia meraih figura yang bertengger manis di meja kerjanya. Tidak hanya sembilan orang, tapi ada dua belas orang yang sedang tersenyum.
Maafkan aku, teman-teman.

***

"Hyung, kau tidak tidur?" Tanya Sehun dengan mulut yang sedikit menggelembung karena pizza yang ia makan.

"Aku ingin keluar sebentar ya"

"Ini sudah malam hyung. Kau ingin kemana?"

"Tidak akan lama, tenang saja" ia meraih jaket yang tak jauh dari sofa dan memasukkan ponselnya kedalam saku.

"Jika ada sesuatu hubungi kami hyung!" Teriak Sehun pada Suho yang berada di depan pintu. Ia hanya menjawab dengan senyum andalannya.

***

Jalanan malam pada hari ini lumayan sepi. Hanya beberapa orang berpakaian kantoran yang berjalan cepat. Sedangkan dibeberapa sudut toko terdapat beberapa gerombolan kecil yang sedang asik menikmati makanan mereka. Angin berhembus perlahan menggoyangkan ranting-ranting kecil, membuat gerombolan itu semakin asik menenggak minumannya.

Kakinya melangkah pelan menyusuri jalan. Matanya asik menikmati gemerlap lampu jalanan. Telinganya sibuk mendengarkan lagu-lagu yang diputar secara acak. Suasana itu semakin melengkapi kesendiriannya malam ini.

Ia pun sampai di tujuannya malam ini. Dilihatnya salah satu jendela pada gedung tersebut. Gelap.  Apa sudah tidur? Ah iya ini sudah terlalu malam. Ia melanjutkan perjalannya menuju  salah satu dari deretan unit apartemen mewah tersebut.

Ia berdiri beberapa menit di depan pintu apartemen tersebut. Tidak mungkin kan ia lupa sandi rumahnya sendiri. Dimasukkannya beberapa digit nomor dengan ragu-ragu. Bingo.

Hampir semua lampu ruangan sudah padam. Ia berjalan menuju kamarnya perlahan. Tepat ia berdiri di depan pintu namanya dipanggil dengan lembut.

"Joon!", refleks ia membalikkan tubuhnya dan memeluk sang ibu. "Ada apa? Tidak biasanya kau pulang semalam ini". Suho semakin menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher sang ibu. Menghirup aroma khas yang menenangkan. "Kenapa kau tak bilang kalau ingin pulang? Eomma kan bisa membuatkan mu makanan"

"Tidak apa-apa eomma"

"Ya sudah sana sapa appa mu dulu, akan eomma buatkan makanan untuk mu". Suho pun mengangguk dan menuju ruang kerja ayahnya. Diketuknya pelan pintu tersebut. Sudah lama sekali ia tidak masuk ke ruangan itu. Terakhir saat ia akan debut. Saat itu bahkan ia tak mengetuk pintu, sampai ayahnya yang sedang fokus membaca buku terkejut.

I. When your smile has goneWhere stories live. Discover now