Chapter 14

1.3K 124 61
                                    

Suasana restoran yang ramai terasa menegangkan. Kelimanya masih membisu. Beberapa kali Sehun menatap member dan ex member Chinanya secara bergantiian. Ia mencoba meminta penjelasan, namun nihil.

"Suho hyung, sebaiknya kita pulang!" Ucap Sehun dingin. Ia pun menarik tangan Suho, namun ditepis olehnya.

"Biarkan aku berbicara dengan mereka, hun!". Sehun menatap tajam hyungnya. Tatapan Suho pun tak kalah tajam dari sang adik.

"Kau adalah orang paling bodoh hyung!"

"Biarkan ia disini, Hun! Kami hanya bicara....." Kris akhrinya angkat bicara, namun segera terpotong kembali.

"DIAM KAU!" Intonasi Sehun meninggi. Ia menghadiahi Kris dengan tatapan tajam. Kris balas memberikannya tatapan dingin. Tanpa banyak bicara ia pun menyeret Suho keluar. Beberapa kali Suho mencoba memberontak namun genggaman tangan sang adik semakin erat.

Setelah keduanya menghilang dibalik pintu Luhan segera menatap kedua temannya bergantian. Semuanya masih mematung. Kejadian tadi terjadi begitu cepat, namun meninggalkan efek yang berkepanjangan.

"Ada yang ingin menjelaskan padaku kejadian barusan?". Baik Lay maupun Kris masih sama-sama membisu. Kilatan mata keduanya terasa hampa. Luhan pun pasras pada keduanya. Sepertinya hanya ia orang bodoh diantara mereka.

***

Atmosfer dalam mobil terasa sedikit canggung. Keduanya nampak larut dalam pikirannya masing-masing. Sehun tetap fokus mengemudi, sedangkan Suho sibuk memandangi kedua tangannya.

"Sampai kapan kau mau menyakiti dirimu, hyung?". Suho menatap sang adik. ia dapat melihat kilat kemarahan pada mata Sehun. Kedua tangannya menggenggam erat kemudi. Sehun tak berniat untuk menatap hyungnya.

"Sampai mereka puas"

"Berhenti hyung! Jangan menyakiti dirimu lagi. Kami akan ikut tersakit jika kau sakit" Suara Sehun melunak. Ia menatap wajah Suho beberapa detik dan kembali fokus pada kemudinya.

"Kau tau, bahkan aku sudah tidak dapat merasakan sakit" Ucapan Suho sangat dingin, namun syarat akan kesedihan dan keputus asaan.

"Jelaskan padaku kenapa Lay hyung bersama mereka?"

"Kenapa tidak kau tanyakan saja padanya. Aku pun sama terkejutnya denganmu saat melihat ia bersama mereka"

"Hyung, ku mohon Berhentilah berkorban! Kau harus lebih terbuka pada kami. Kau mengganggap kami tidak ada. Kami sangat khawatir dan peduli pada mu". Suho tersenyum mendengar perkataan sang adik. Semarahnya ia pada para member pasti ia akan segera luluh, bahkan hanya dengan melihat wajah mereka.

Sisa perjalanan mereka habiskan dengan larut pada pikiran masing-masing. Mereka pun sampai. Tidak seperti biasanya. Suasana dorm sangat sepi, seperti tidak berpenghuni. Suho segera menuju kamarnya. Sehun hanya mampu menatap punggung hyungnya dan menyusul menuju kamarnya.

*** 

Lay bergerak gelisah dalam tidurnya. Sesekali ia kembali terjaga. Ia tak benar-benar tidur, hanya mencoba untuk berpura-pura. Beberapa kali ia mencoba mengirim pesan namun ia urungkan kembali. Ia terlalu takut atau bahkan ia terlalu pengecut. Tak berapa lama pintu kamarnya pun terbuka. Tampak Luhan yang menyembulkan kepalanya diambang pintu.

"Boleh aku masuk?", Lay hanya menjawab dengan anggukan. Luhan pun masuk dan duduk di ujung kasur. Ia menatap Lay dalam, matanya ada guratan kesedihan.

"Kau tidak tidur, Ge?"

"Kau sendiri tidak tidur? Bukankah besok kau ingin menemui mereka?"

I. When your smile has goneWhere stories live. Discover now