Part 23

17.7K 763 11
                                    

Regan sedang berkutat dengan laptop dan tumpukan berkas diruangannya. Dirinya sangat tampan saat ini. Wajah serius, rahang keras yang ditumbuhi bulu-bulu halus serta kaca mata yang menutupi manik mata coklatnya menambah kadar ketampanan yang dimilikinya.

Suara ketukan yang berasal dari pintu ruangannya membuyarkan konsentrasinya.

"Masuk..!!" Titahnya tanpa melihat kesumber suara.

Pintu berbahan kayu jati itu terbuka dan menampilkan sekertaris pribadinya.
"Maaf pak, saya cuma mau memberi tahu. Bapak ada meeting diluar siang ini dengan Hilmawan Corporation" ucapnya.

"Hmm, dimana?"

"Seafood cafe"

'Itukan cafe dekat tempat Karen bekerja. Sekalian nanti aku jemput dia' batin Regan dalam hati.

"Baiklah, kamu siapkan semuanya. Kita pergi lima belas menit lagi" ucap Regan dan diangguki oleh sekertarisnya sebelum ia meninggalkan ruangan bosnya itu.

Lima belas menit berlalu, Regan dan sekertarisnya sudah berada diperjalanan menuju tempat meeting. Butuh waktu hingga dua puluh menit untuk sampai ketempat tujuan.

Regan segera turun dari BMW serinya diikuti oleh sang sekertaris. Didalam cafe, sang klien sudah menunggunya.

"Maaf terlambat Tuan Hilmawan" sapa Regan hangat seraya menjabat tangan rekan bisnisnya. Pria paruhbaya yang masih cukup tampan diusianya saat ini.

"Tidak apa, saya juga baru sampai. Langsung saja, silahkan" jawab pria paruh baya bersetelan formal dan kaca mata bertengger di hidungnya mempersilahkan Regan untuk duduk dan memulai persentasinya.

Saat sedang mengobrol, mata Regan menangkap sesosok wanita yang mengisi hidupnya setahun belakangan ini. 'Sedang apa Karen disini?' Batinnya.

Matanya terus mengikuti kemana istrinya bergerak. Karen menghampiri seseorang yang duduk dimeja paling ujung cafe. Alis Regan berkerut saat melihat siapa yang sedang duduk dimeja paling ujung. Seorang pria dengan setelan jas kantornya. 'Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya' batin Regan.

"Saya sangat menyukai presentasi Anda. Jadi, saya putuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan Anda" ucap klien Regan sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Regan tak bergeming, matanya terus terfokus pada istrinya yang sedang berbincang dengan seorang laki-laki. Ada rasa cemburu terbesit dihatinya. Pasalnya, Karen terlihat sangat bahagia bersama dengan laki-laki itu. Terbukti jika Karen tertawa karenanya.

"Tuan Regan?" Ucap Pak Hilmawan membuyarkan lamunan Regan. "Iya ada apa?" Jawab Regan agak terkejut.

"Selamat untuk kerja sama ini" ulang Pak Hilmawan masih setia dengan uluran tangannya. Regan tersenyum kikuk lalu menyambut uluran tangan Pak Hilmawan.

"Baiklah, saya permisi dulu" ucap Pak Hilmawan lalu berlalu pergi meninggalkan cafe tersebut.

"Kamu langsung kembali saja kekantor. Aku masih ada urusan setelah ini" ucap Regan pada sekertarisnya yang dijawab dengan anggukan sebelum melaksanakan perintahnya.

Regan kembali terfokus pada istrinya. Dilihatnya pria yang sedang bersama dengan istrinya entah siapa itu, sedang mencium punggung tangan istrinya dan langsung memeluknya. Tak ada penolakan dari Karen. Hal itu membuat amarah Regan membuncah.

Bagaimana tidak, ia melihat istrinya sedang bersama dengan pria lain selain dirinya. Berbagai pertanyaan berputar dalam benaknya. Siapa pria itu?. Apakah istrinya sedang berselingkuh darinya? Apakah Karen tega untuk menghianati cintanya?. Pertanyaan demi pertanyaan terus berputar memenuhi pikirannya.

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Where stories live. Discover now