Part 28

15.7K 703 26
                                    

Sudah seminggu Regan tak kembali ke rumah. Hal itu yang menambah kacau perasaan Karen saat ini. Ditambah lagi, Regan tak memberikan kabar apapun padanya. Sudah puluhan kali Karen mencoba untuk menghubunginya, bahkan ratusan pesan telah dikirimnya. Tapi nihil, tak ada respon dari Regan.

Dua hari setelah kepergian Regan, Karen sempat menghubungi sekretaris Regan, Shinta untuk sekedar menanyakan keberadaan Regan saat ini. Sekretaris Regan sempat bingung dengan pertanyaan Karen, bukankah Karen istrinya, mengapa harus menanyakan keberadaan suaminya itu padanya. Tapi Shinta tetap menjawab pertanyaan Karen bahwa suaminya itu saat ini sedang ada perjalanan bisnis ke Singapura dan akan kembali tiga hari lagi.

Hal itu sedikit membuat lega perasaan Karen. Pasalnya ia mengetahui bahwa suaminya itu baik-baik saja. Walaupun ia sempat kecewa dengan sikap Regan yang terkesan mengacuhkannya. Tapi Karen tetap berpikir positif, mungkin Regan sedang sibuk.

Sesibuk apakah dirinya hingga lupa menelpon bahkan hanya sekedar untuk menghubungi istrinya?

Apakah sebegitu marahnya Regan padanya karena kesalahpahaman ini? Namun ia tak bisa menyalahkan Regan sepenuhnya. Perasaan cemburu sedang menguasai pikiran suaminya itu, pikirnya.

Karen menghela napas berat untuk membuang semua pikiran buruk tentang suaminya itu. Mungkin suaminya itu membutuhkan waktu untuknya menyadari bahwa sebenarnya semua yang dipikirkannya tentang Karen hanyalah sebuah kesalahpahaman.
Ya, pasti begitu. Pikir Karen sambil tersenyum.

Saat ini dirinya sedang berada di ruang tengah sambil menonton televisi. Karen tersenyum bahagia saat melihat acara televisi yang menampilkan kebersamaan sebuah keluarga kecil yang bahagia. Dimana sang ayah sedang bermain bola dengan jagoan kecilnya. Tampak sang anak tertawa sangat bahagia sambil menendang bola ke arah ayahnya.

Tanpa sadar Karen mengusap pelan perut ratanya. Sebentar lagi dirinya alan merasakan kebahagiaan sama seperti mereka.

Ya, Karen tengah mengandung saat ini. Mengandung buah cintanya bersama Regan. Ia baru menyadarinya kemarin saat dirinya pingsan di rumah sakit.

🌻🌻Flashback on🌻🌻

Setelah dua hari tidak masuk kerja karena sakit. Karen memutuskan untuk bekerja hari ini. Meskipun tubuhnya masih terasa lemas, ia tetap pergi bekerja untuk mengusir rasa bosannya yang hanya berdiam diri di rumah.

Dengan memegang kepalanya yang terasa pening, Karen menuruni anak tangga. Bi Ijah yang melihat Karen langsung berlari menghampirinya dan membantu Karen menuruni anak tangga.

"Non Karen mau kemana? Bukannya non masih sakit?"

Karen menggeleng lemah, "Aku ngga apa-apa kok,bi. Aku mau bekerja hari ini. Lagian aku bosan berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun"

"Tapi, Non. Badan non masih lemes, sebaiknya non istirahat saja. Ngga baik buat kesehatan non. Nanti kalau tuan tahu pasti bibi dimarahin non"

Karen tersenyum kecut mendengar perkataan Bi Ijah. Benarkah Regan akan melakukan itu?

"Ngga papa, bi. Lagian aku ngga bisa meninggalkan tanggung jawab begitu saja. Ada banyak orang yang membutuhkanku di rumah sakit"

"Ya udah kalau non maksa. Tapi non berangkatnya diantar sama sopir"

Karen hendak menolak, tapi sebelum mengucapkannya, Bi Ijah sudah memotongnya. Bahwa tidak ada penolakan. Bi Ijah tetap bersikeras. Tak ada gunanya untuk Karen mendebatnya lagi. Akhirnya Karen diantar oleh sopir ke rumah sakit.

Jodoh Dari Sahabatku (E N D) ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora