41. Pelaku teror terkuak

1.8K 103 78
                                    

Lo udah menyakiti banyak orang bahkan orang terdekat lo juga menjadi korbannya, kata maaf lo nggak akan bisa menyembuhin rasa sakit hati gue!

~ Bella Sekar Adiyasa ~






Jadi yang neror aku selama ini Bella? Kenapa dia tega melakukan itu kepadaku? Batin Aluna.

Gadis itu tak menyangka ternyata peneror yang ini membuatnya gelisah adalah orang terdekatnya, dia ingin tahu kenapa Bella – sahabatnya itu bisa melakukan hal sekeji itu kepadanya selama ini.

Bella yang sudah selesai berganti pakaian, menghampiri Aluna dan Adara yang sedang duduk mengerjakan tugas mereka di ruang tamu. Aluna sangat penasaran dengan sosok Bella yang terlihat sangat baik selama ini kepadanya, namun di belakangnya justru membuatnya gelisah dan mengancamnya.

"Bell, aku boleh ngomong empat mata sama kamu, nggak?" kata Aluna membuka pembicaraan disaat mereka semua sedang sibuk dengan tugas mereka.

Bella mendongak menatap Aluna yang terlihat serius, dia mengangguk menyetujui permintaan Aluna.

"Kita tinggal bentar ya, Ra? Nggak apa-apa kan kamu ngerjain tugasnya sendiri dulu, ada yang mau aku omongin sama Bella." Aluna meminta ijin kepada Adara yang masih berkutat dengan buku-buku tebal.

Aluna mengajak Bella sedikit menjauh dari Adara, dia tak mau bila Adara mendengar percakapan mereka.

"Bell, aku mau tanya sesuatu yang penting sama kamu, kamu harus jawab dengan jujur ya?" kata Aluna.

Bella yang mendengar perkataan Aluna hanya mengerutkan keningnya karena bingung apa yang akan ditanyakan oleh sahabatnya itu.

"Emang lo mau tanya apa, Lun?" kata Bella.

Aluna langsung mengeluarkan benda yang tak asing untuk Bella, Ya, gadis itu mengeluarkan handphone milik Bella. Dia memang sengaja mengambil handphonel Bella sebagai bukti semua kejadian yang telah terjadi.

"Itu kan hape gue Lun? Kenapa ada sama lo?" kata Bella kaget melihat benda pribadinya ada di tangan sahabatnya.

"Aku mau tanya tentang chat ini, jadi kamu yang selama ini udah neror aku? Maksud kamu apa neror aku? Aku punya salah apa ke kamu?" kata Aluna menunjukan bukti kejahatan Bella.

Bella tersenyum sinis ke arah Aluna, dia tak menyangka bila sahabatnya itu berani membuka benda pribadinya.

"Iya memang selama ini aku yang neror kamu, Lun. Kenapa lo nggak terima? Lo nggak sadar selama ini lo banyak nyakitin banyak orang! Bukan cuma gue yang lo sakiti tapi saudara lo sendiri juga, bahkan ada orang yang rela kehilangan nyawanya karena lo, Lun!" Akhirnya Bella mengakui semuanya bila dia yang melakukan tindakan itu.

Aluna hanya diam, mencoba mencerna kata-kata sahabatnya itu yang selama ini terlihat baik.

"Apa kesalahan yang pernah aku lakuin sama kamu, Bell? Sampai akhirnya kamu melakukan semua ini?" tanya Aluna.

"Masih nggak peka ternyata, lo nggak inget kan kalau sebenarnya kita saling kenal dari kecil? Ya, karena lo emang nggak pernah peka sama orang yang ada di sekitar lo." Bella mulai tak sabar dengan Aluna yang masih belum mengerti maksud perkataannya.

"Kita pernah kenal dari kecil?" Aluna mencoba mengingat masa kecilnya yang tinggal di Bandung di panti asuhan bersama Alana.

Gadis itu terus berusaha mengingat masa lalunya, namun dia teringat bila dia memang tidak pernah peka dengan lingkungan sekitarnya.

Bella mengeluarkan sebuah foto yang ada didompetnya, foto itu menunjukan ada dua orang gadis kecil kembar identik dengan seorang gadis kecil berkacamata. "Lo masih belum ingat ini?"

Takdirku ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang