48. Flashback

1.7K 113 98
                                    

Aku hanya bisa melihatnya dari jauh, tapi itu sudah membuatku bahagia. Dia salah satu orang yang menjadi semangat hidupku selama ini, hatiku memang tak bisa melupakannya walaupun aku ingin menjauhinya tapi takdir seolah menuntunku selalu mendekat ke arahnya.

~ Aluna Anastasya ~

Beberapa hari kemudian, Aluna terdiam di dalam mobil sambil memerhatikan seseorang yang sangat dia rindukan. Ingin rasanya dia menghampiri orang itu, yang sudah mengisi ruang hatinya. Namun apa daya, dia tak bisa melakukan itu karena keadaannya sekarang yang membuat dia mengurungkan niatnya mendekati cowok itu.

Aku hanya bisa melihatnya dari jauh, tapi itu sudah membuatku bahagia. Dia salah satu orang yang menjadi semangat hidupku selama ini, hatiku memang tak bisa melupakannya walaupun aku ingin menjauhinya tapi takdir seolah menuntunku selalu mendekat ke arahnya. Batin Aluna.

Gadis itu tersenyum, dia teringat saat pertama kali dia bertemu dengan cowok itu. Dulu, hatinya langsung terbuka dengan sendirinya. Pertemuannya yang tak sengaja, cowok itu menolongnya di saat dia membutuhkan pertolongan, disitu lah dia mulai mempunyai perasaan spesial untuk cowok itu.

Bruk!

Gadis itu terjatuh ke dalam lubang di pinggir jalan, dia memang gadis yang ceroboh sampai dia tak tahu bila ada lubang di depannya.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya, orang itu menawarkan pertolongan kepada gadis itu.

"Lo nggak apa-apa, kan?" tanya cowok itu.

Aluna mendongak, dia hanya terdiam memerhatikan cowok itu. Dia terpesona melihat cowok itu, dia tak menyangka bila di jaman modern seperti sekarang masih ada orang yang baik.

"Lain kali, kalau jalan hati-hati ya. Lihat sekitar lo, biar lo nggak jatuh masuk lubang lagi," kata cowok itu.

Gadis itu mengangguk, dia tersenyum kepada cowok itu. Namun, setelah menolong Aluna. Cowok itu langsung meninggalkan gadis itu begitu saja, membuat Aluna mendengkus kesal. Untung saja, gadis itu sudah sempat melihat nametag cowok itu.

"Bryan Samudra."

Hatinya entah kenapa berdetak lebih kencang dari biasanya, saat cowok itu menolongnya tadi. Matanya seolah terhipnotis saat orang itu menatap matanya.

Aku rasa langsung jatuh cinta kepadanya, cinta memang datangnya tak bisa ditebak. Batin Aluna.

Gadis itu bahagia, karena dia tahu cowok itu satu sekolah dengannnya karena dia melihat seragam yang dipakai cowok itu. Dan itu kesempatan untuknya agar bisa dekat dengan Bryan yang sudah menolongnya.

***
Bryan pulang sekolah, kaget melihat keadaan Papanya yang sudah luka-luka. Dia penasaran apa yang sudah terjadi kepada Papanya itu, dia berusaha tak peduli namun sebagai anak dia tak bisa mengacuhkan Papanya itu.

"Papa kenapa? Kenapa luka-luka?" tanya Bryan.

"Papa nggak apa-apa," kata Ivan Hermansyah singkat.

"Udah di periksa ke rumah sakit, belum?" kata Bryan.

"Nggak perlu, Nak. Lukanya nggak parah," kata Ivan.

Bryan memerhatikan Papanya, dia merasa ada yang berbeda dengan Papanya saat ini. Namun, dia tak mau memusingkan itu, karena itu bukan urusannya bila berhubungan dengan bisnis. Mengetahui keadaan Papanya yang terlihat baik, cowok itu memutuskan masuk ke dalam kamarnya.

Dia berbaring di ranjangnya, dia mengingat seseorang yang beberapa hari ini tak terlihat batang hidungnya.

Dia kemana? Apa dia sengaja menghindar dari gue, padahal gue udah berusaha mempertahankan perasaan yang gue punya untuknya. Batin Bryan.

Takdirku ( Completed ) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora