Chapter 2 -Senior Jahil dan Maba Lucu

7K 1.1K 739
                                    

Sedikit kata-kata mutiara untuk chapter ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sedikit kata-kata mutiara untuk chapter ini.

Have a nice holiday!

*********************************************************

Seongwoo memandang pakaian yang dia gunakan untuk terakhir kali. Dia mendesah dan memukul kepalanya sendiri. "Centil banget sih Woo. Ini kan cuma ke kampus, kenapa bingung sampe kayak gini, sih?" ucapnya bermonolog.

Hari ini hari pertama dimulai perkuliahan dan jantung Seongwoo berdetak excited. Mahasiswa. Seongwoo tersenyum sendiri saat mendengar kata tersebut. Dia membayangkan kehidupan kampus yang menyenangkan. Kata orang, dosen di kampus sangat berbeda sama guru di sekolah. Kita diberikan kebebasan, mereka tidak akan campur tangan banyak terhadap muridnya. Kebebasan yang membuat mahasiswa belajar tentang yang namanya tanggung jawab.

Selain itu, ada satu permasalahan untuk Seongwoo. Waktu sekolah dulu dia wajib pakai seragam, jadi tidak perlu pusing memikirkan baju apa yang mau dipakai. Saat melihat pakaiannya di lemari, Seongwoo mau mengutuk dirinya sendiri yang cuek dengan penampilan. Dia merasa baju-bajunya tidak ada yang layak untuk dipakai ke kampus. Alhasil, dari tadi selesai mandi, Seongwoo belum selesai juga memilih baju. Saking bingungnya, hampir saja dia pakai sendal jepit, untungnya tidak beneran dipakai.

Pemuda itu menyambar ranselnya dan memakai gelang FISIP warna putih di tangannya. Semua maba wajib pakai gelang itu untuk menunjukkan identitas sampai acara Bakti Desa bulan depan. Tidak lupa, dia juga memasukkan buku putihnya. Mulai hari ini sampai sebulan ke depan, maba punya tugas untuk mengisi biodata dan tanda tangan temen-temen satu angkatan. Juga ada bagian untuk isi biodata senior per angkatan sama kakak-kakak panitia ospek kemaren. Katanya sih supaya maba berani ngajak ngobrol dan kenalan sama senior.

Seongwoo sih seneng aja. Toh, dia juga lumayan supel dan gak canggung sama orang baru. Sedangkan Jisung sudah heboh kemaren dichat, pokoknya dia mau kenalan sama senior-senior ganteng sekalian modus minta tanda tangan. Udah gitu minta ditemenin lagi sama Seongwoo. Malas dianggap tidak solid, Seongwoo cuma iya iya aja. Palingan juga Jisung gak berani ngajak kenalan senior.

Kelas pertama Seongwoo dimulai hari senin jam 10. Nama mata kuliahnya ilmu politik di lantai 4. Karena lokasi kampus dan kosan yang sangat dekat, pria itu baru berangkat pukul setengah sepuluh lebih sedikit. Di waktu yang tidak bisa dibilang pagi itu, matahari sudah bersinar terik sekali, namun angin di Kota Bandung masih begitu sejuk. Belum lagi udara yang segar, beda dengan Jakarta.

Pemuda itu tersenyum sedikit, belum seminggu dirinya berada di Bandung, tapi dia sudah se-jatuh cinta itu sama kota ini.

Sebelum masuk ke area kampusnya, Seongwoo menyempatkan diri untuk beli air minum di KKBM atau koperasi kampus. Dia melangkahkan kaki melewati selasar fakultas hukum. Matanya membulat kaget saat melihat banyak senior-senior hukum yang duduk di lorong. Mukanya juga serem-serem. Tidak mau cari masalah, dia semakin cepat melangkahkan kakinya untuk masuk ke daerah FISIP.

LDR - Long Distance Religion (ONGNIEL)Where stories live. Discover now