Chapter 5 - Bakti Desa Part 3

5.3K 1K 811
                                    

Semoga bisa bikin kalian seneng ya.

Happy Reading!


******************************************************




Belajar dari kesalahan kemarin, pagi ini Seongwoo bangun jauh lebih awal. Sebelum matahari terbit, dia sudah siap dan duduk manis di ruang tamu. "Lah, udah cantik aja si Seongwoo," ucap Kak Irene yang baru pulang dari rumah panitia.

Seongwoo langsung mengerucutkan bibirnya. Kenapa sih gak Jisung, gak Daniel, gak Irene semua panggil dia cantik. Apa perlu Seongwoo buka celana buat kasih bukti kalau dia itu laki-laki tulen?

"Biar gak telat kayak kemaren kak," jawab Seongwoo sambil makan biskuit yang dicelup ke teh hangat. Tidak lama, semua anak rumah satu beserta Irene sudah melingkar di ruang tamu sambil makan indomie rebus, sebelum memulai kerja rodi mereka.

"Hari ini gak usah bawa sarung tangan kerja sama ember ya. Kita udah gak bikin jalan kok. Rencananya pagi ini kita ke sd buat main bareng dan bersosialisasi sama anak-anak desa. Nanti ikutin aja acaranya." Kak Irene memberikan wejangan untuk anak-anaknya. Seongwoo dan Chanyeol udah sujud syukur mereka gak perlu jadi kuli lagi.

Pukul delapan kurang sedikit, keenam orang tersebut sudah berjalan kaki menuju sekolah dasar yang tak jauh dari rumah. Di lapangan sekolah baru terlihat kakak-kakak panitia aja. "Pagi amat neng irene," teriak Seulgi, membuat senior yang lain menatap ke arah gerombolan Seongwoo.

"Gue kan harus nyamperin rumah satu-satu. Titip anak-anak gue ya. Jangan digangguin. Terutama Daniel tuh, jauh-jauh dari anak gue!" teriak Irene posesif.

Daniel? Tentu saja cuma cengengesan, gak begitu denger apa yang Irene omongin karena fokusnya sudah terpusat sama satu orang yang berdiri gemas dengan kemeja flanel kebesaran. "Neng Seongwoo, sini duduk sama akang Daniel." Pria itu menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya.

"Najis lo! Kayak om-om pedo. Mending sama Bang Sungwoon aja sini, hehe." Seongwoo memberikan tatapan datar kearah senior-senior ganjennya tersebut. Dia memilih untuk berdiri di balik punggung Chanyeol yang tidak kalah lebar.

Setelah semua orang lengkap berkumpul di lapangan sekolah dasar, Jackson mulai menginstruksi dan membagi beberapa kelompok. Seongwoo akan bermain bersama anak kelas dua sd. Dalam kelompoknya ada sekitar lima belas maba dan juga tiga senior, yaitu Seulgi, Leeteuk, dan tentu saja Daniel.

Aktivitas yang dilakukan berbeda-beda di tiap kelas. Untuk di kelas Seongwoo mereka akan menemani anak-anak menggambar. Mereka semua duduk membentuk lingkaran dan Seongwoo sudah berada di antara anak-anak kecil. Bahkan ada satu anak yang hanya mau menggambar kalau duduk di atas pangkuan Seongwoo.

"Nama kamu siapa?" tanya Seongwoo sambil melemparkan senyum manis ke arah anak di pangkuannya tersebut. Seongwoo pada dasarnya memang menyukai anak kecil, jadi sebuluk apapun anak di pangkuannya dan dengan ingus yang beler tanpa henti, ia tetap menganggap anak tersebut menggemaskan.

"Dimas, kak Uwu," ucap anak tersebut. Seongwoo terkekeh geli saat mendengar namanya diucapkan dengan tidak benar. Hampir setengah jam Seongwoo membantu Dimas mewarnai. Belum lagi tiga anak lainnya yang juga menarik-narik lengan pria itu entah untuk membantu gambar maupun mewarnai.

"Ih bagus banget bunganya. Mau dikasih warna apa?" tanya Seongwoo kepada anak di sebelah kirinya.

"Merah! Bantuin ya kak," ucap anak tersebut sambil menyerahkan crayon berwarna ungu ke arah Seongwoo. Pria itu mengerutkan keningnya bingung.

LDR - Long Distance Religion (ONGNIEL)Where stories live. Discover now