[9]-Saingan

2.6K 95 3
                                    

"Yaampun bil, lo kemana aja sih?!" Nabila baru memasuki kelas setelah tadi dari kantin bersama Septian. Sekarang dia sudah di serang pertanyaan oleh teman-temannya. Nabila duduk di sebelah Natasya yang tadi memberikan pertanyaan kepada Nabila.

"Tadi kan gue di hukum sama pa Usman. Ga boleh masuk sampai pelajaran berakhir. Yaudah gue nunggu di sana, pas bel istirahat gue makan deh ke kantin because gue laper" jelas Nabila berbohong kepada kedua sahabatnya. Ia tidak mungkin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, bisa bisa ia akan di wawancara sampai pulang sekolah oleh kedua sahabatnya itu.

Ketika mereka sedang bercanda tawa, tiba tiba Andre berada di meja mereka, hal itu sontak membuat ketiganya terkejut. Tapi tidak dengan Andre, orang itu hanya cengengesan tidak jelas. Nabila menatapnya dengan tatapan bertanya dengan alis yang di angkat sebelah.

"Kenapa?" tanya Nabila kepada Andre. Seharusnya Nabila tidak perlu bertanya lagi, karena memang setiap hari Andre selalu menyempatkan diri untuk menghampiri Nabila di kelasnya.

"Biasa" Ucapnya sambil tersenyum. Nabila tidak suka senyuman itu! Entah mengapa setiap kali ia melihat Andre, ia selalu merasa risih.

"Elah. Lo tuh ya ndre, mak lo ngidam apaan sih pas ngandung lo? Mak lu ngidam baja ya, kok kuat banget. Udah di tolak beberapa kali juga, masih aja berusaha ngedeketin Nabila" sindir Natasya. Pasalnya ia aneh dengan Andre, sudah di tolak hampir puluhan kali, namun ia tetap bersikukuh untuk mendapatkan hati Nabila.

Natasya temannya saja merasa risih bila tiap hari Andre menghampiri Nabila. Apalagi Nabila!

"Elah, gue itu kan cinta mati sama Nabila. Lo itu harusnya dukung gue, bukannya malahan jatuhin gue" ujar Andre yang di maksudkan kepada Natasya, "Gue kan bentar lagi bakalan jadi 'pacar' sahabat lo ini." Andre dengan percaya diri bisa mendapatkan hati Nabila. Natasya yang mendengar itu pun menampakan wajah jiji nya. Sampai kapan pun ia tidak akan merestui Nabila bersama orang aneh yang satu ini!

"Lo tuh ya. Dateng-dateng ngeganggu ketenangan kita aja. Pergi lo, kembali sana ke alam lo!" usir Rere kepada Andre. Andre yang di usir pun menampakkan wajah so datar nya kepada Rere dan Natasya.

"Muka lo gausah sok datar gitu, gue datarin tu muka sama badan badan lo sekalian baru tau rasa lo" Ucap Natasya. Entah kenapa hari ini ia menjadi sinis terhadap Andre.

"Mulut lo, belum pernah kena bom panci kali ya" kesal Andre. Saking kesalnya arah bicara Andre saja jadi kemana mana. Tidak menentu!

"Mulut lo tu yang belum pernah bom panci" sahut Natasya, "Belajar dulu ngomong sana. Ketua OSIS tapi ngomong masih belopotan" sambung Rere lagi. Andre yang merasa di sindir habis habisan oleh sahabatnya Nabila pun langsung menampakkan wajah datar beneran. Dia kemudian menatap Nabila yang sedari tadi hanya menonton pertengkaran mereka. Nabila tidak ikut mengejek Andre.

"Udah elah! Nabila diem, itu artinya lo di tolak lagi! Pergi sana. Gue mau ngobrol sama Nabila. Penting!" usirnya sekali lagi kepada Andre. Natasya memang kalau sudah sewot suka kelewat batas. Entah apa yang membuat dirinya menjadi badmood seperti ini.

"Iya iya nenek lampir! Bawel lu ah!" akhirnya ia mengalah. Karena bila terus di lanjutkan ia akan terus terusan kalah dengan Natasya. Berbicara dengan Natasya sama saja dengan berbicara dengan 10 orang gadis. Andre pasti akan kalah.

"Yaudah ya bil, gue ke kelas lagi. Lain kali nanti gue kabarin lo kalau gue mau ketemuan sama lo. Gue gamau di kelas lo lagi. Banyak 'pengganggu'." Andre mengucapkan kata penganggu sembari menoleh ke arah Natasya. Dan hanya di balas tatapan tajam khas Natasya.

Sekarang Nabila harus benar benar berterima kasih kepada Natasya. Karena Natasya, ia bebas dari godaan syetan yang terkutuk.

"Tadi lo bilang kalau lo mau ngomong penting sama gue, apa?" tanya Nabila kepada Natasya. Natasya yang di beri pertanyaan seperti itu oleh Nabila hanya cengengesan ngga jelas. Nabila menatap bingung ke arahnya

Annoying BadboyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz