Part 4: "Fake Boyfriend"

785 58 13
                                    

(Cho Kyuhyun POV)
@FourSeason Hotel, Seoul.

Aku rasa aku sudah kehilangan akal sehat ku. Dengan mudahnya aku menuruti semua kemauan ratu kecil keras kepala ini. Jiyeon memintaku untuk berpura-pura menjadi namjachingu nya, memanggil ku dengan sebutan oppa..dan kami juga bergandengan tangan. Melihat jiyeon yang bersikap manis seperti ini, membuat ku semakin menyukainya meskipun kami sering berselisih paham. Mungkin orang lain benci jika memiliki pasangan seperti jiyeon dengan sifatnya yang sulit diatur dan egois, tapi bagiku itu bukan masalah besar. Aku justru menikmati moment pertengkaran ku dengan Jiyeon, itu membuat hubungan kami lebih berwarna dan aku bukan typical namja yang romantis.

AKU MEMILIKI CARAKU SENDIRI UNTUK MEMBUAT PARK JIYEON BAHAGIA..

Aku dan Jiyeon kini tengah berjalan memasuki ballroom hotel. Ku lihat sudah banyak para tamu yang datang dan mayoritas mereka adalah orang-orang yang bekerja di pemerintahan seoul juga para menteri. Tuan Park mengatakan padaku jika kehadiran Jiyeon malam ini hanya sebagai perwakilan karena Tuan Park sedang berada amerika untuk pertemuan penting. Dan mungkin saja ada alasan lain mengapa tuan park menyuruhku untuk menemani putrinya malam ini..

(Flashback)
@Baekun Hill's

,"kalau begitu aku pamit dulu, minggu depan aku akan menjenguk appa lagi. Annyeong.."
Aku membungkukkan badan ku di depan makam mendiang appa ku. Memberi hormat di depan makan appa sebelum aku beranjak pergi.
Namun saat aku baru saja membalikkan tubuhku, seseorang muncul di hadapan ku dan sepertinya ia sudah tiba disana saat aku tengah berdoa untuk kedamaian arwah Appa.
Sosok itu tampak menggenggam sebuah buket bunga ditangannya. Ia tersenyum ke arahku yang baru saja berziarah ke makam appa.
Sosok itu mampu membuat aku cukup terkejut.
,"Jadi itu pendapatmu tentang Park Jiyeon?"

Deg!Aku melihat Tuan Park tengah tersenyum ke arahku dan ada lesung pipi yang menghiasi di kedua ujung mulutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deg!
Aku melihat Tuan Park tengah tersenyum ke arahku dan ada lesung pipi yang menghiasi di kedua ujung mulutnya. Ia berjalan ke arahku dengan membawa sebuah buket bunga lily putih
,"Eoh annyeong tuan park"
Aku langsung membungkukkan tubuhku. Memberi hormat pada beliau.
,"ne annyeong, ku pikir kau ada di rumah menemani putriku"
Tuan Park kini berdiri di hadapanku.
,"aku pergi meninggalkannya sebentar. Setelah itu aku akan kembali ke rumah menemui putri anda"
Jelasku padanya. Bagiku Tuan Park masih sangat muda untuk menjadi seorang appa. Ku dengar ia dan istrinya, Ny. Park menikah di usia muda dan melahirkan Jiyeon satu tahun kemudian.
Tuan Park lantas berjalan mendekati makam appa ku. Aku kemudian menyusul dan ikut berdiri berdampingan dengannya. Sesaat aku melihat Tuan Park menarik nafas ringan. Memandangi makan appa dan tersenyum seolah-olah appa ku tengah duduk dihadapan kami.
,"Kau baik-baik saja sahabatku?. Mianhae, aku baru sempat mengunjungi mu, pekerjaan ku sangat banyak".
Ya, benar Tuan Park adalah sahabat appa ku. Mereka berteman sejak usia mereka masih remaja. Sama-sama berkuliah di Inha University dan mengambil jurusan yang sama, ilmu kedokteran. Hanya saja Tuan Park, dia memutuskan untuk berhenti menjadi seorang dokter ketika Ny.Park meninggal. Berbalik arah dan terjun di dunia politik.
,"Kyuhyun, mianhae jika putri ku membuat mu kesal karena sifatnya yang kekanakkan itu. Aku harap kau tidak marah padaku karena aku berhasil menemukanmu setelah kau menyelesaikan tugas wajib militermu. Aku hanya ingin kau membahagiakan appa mu. Maaf jika pesan terakhir nya yang ia sampaikan padamu malah membebani hidupmu. Aku tahu jika perasaan itu tidak dapat dipaksakan, tapi yang aku tahu perasaan cinta itu akan datang seiring waktu. Aku harap rasa kesalmu terhadap putriku akan berubah menjadi rasa cinta. Dengan begitu, appa mu tidak akan terus menyalahkan dirinya sendiri karena ia gagal menyelamatkan nyawa istriku di meja operasi"
Kulihat Tuan Park tersenyum getir tanpa memandang ke arahku. Aku rasa beliau amat sangat mencintai nyonya park sehingga ia tidak pernah kembali menikah karena tidak ingin membuat jiyeon merasa sedih dan berpikir jika appa nya telah melupakan Ny.Park.
Tuan Park sudah mencari keberadaan ku sejak appa ku tiada. Ia baru menemui ku saat aku di bebaskan dari program wajib militer. Bertemu denganku di jeounju dan menyampaikan pesan terakhir appa ku yang beliau simpan dari sebuah alat perekam suara.
Appa merasa sangat bersalah saat dirinya gagal menyelamatkan nyawa Ny.Park di meja operasi setelah kecelakaan mobil itu terjadi. Park Jungsoo hanya mempercayakan appa untuk mengambil tindakkan operasi agar nyawa istrinya terselamatkan. Tuan dan Ny. Park adalah sahabat baik appa ku. Sudah pasti appa akan berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa istri tuan park. Ditambah lagi, appa melihat Jiyeon kecil meraung histeris. Appa, dia bahkan sangat menyayangi Jiyeon.
Dan semenjak itulah, appa berusaha untuk menebus 'dosanya'. Menaruh 'beban' di pundakku agar kelak aku bisa membahagiakan Park Jiyeon karena appa merasa telah merebut kebahagiaannya. Membiarkan Jiyeon hidup tanpa ibu.
Sebenarnya aku pernah bertemu dengan Jiyeon saat ia masih berusia 6 tahun sedangkan usia ku sudah menginjak 11 tahun. Tapi aku tidak mengenal dekat sosoknya karena aku hidup terpisah dengan appa. Aku tinggal bersama eomma karena perceraian ke duanya. Dan saat beliau memutuskan untuk pergi menetap di cina, aku..kembali pada appa meski kami jarang bertemu. Saat aku remaja, aku memutuskan untuk pergi dari rumah dan hidup mandiri. Bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahku meski appa seorang dokter yang sudah memiliki 'nama' di seoul.
Dan saat appa tengah melawan maut, Tuan Park terus berada di samping appa ku.
Menyampaikan pesan terakhirnya dan appa ingin Tuan Park melanjutkan impiannya.
Menemui ku setelah program militer ku selesai dan...menjadikan ku sebagai 'penebus dosa' nya, membahagiakan dan kembali menceriakan hidup Park Jiyeon..
,"Tuan Park itu bukan salahmu juga appa. Aku rasa appa hanya ingin hidup tenang saat ini. Mungkin sekarang appa sudah bisa tidur dengan damai karena aku...aku..sudah menerima keberadaan putri anda di hidupku. Aku rasa aku..jatuh cinta dengan..Jiyeon"
Aku mengakui perasaan ku di depan Tuan Park dan makam appa. Dua orang yang sangat aku hormati.

"I Got You Drama Queen!"Where stories live. Discover now