Park Jiyeon, sosok remaja dewasa yang memiliki sifat manja, egois dan keras kepala. Membuat sang ayah, Park Jungsoo yang seorang perdana mentri Korea Selatan, kian lelah menghadapinya. Hingga akhirnya Jungsoo memutuskan untuk mengirim pengawal prib...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah perjalanan panjang dari bandara Incheon, Seoul, Kyuhyun dan Jiyeon juga rombongan lainnya kini tiba di sebuah hotel bintang lima yang telah memiliki nama dengan fasilitas hotel terbaik di Venesia. Gedung nya terlihat sederhana dengan warna perpaduan antara kuning gading, coklat pastel dan putih. Di setiap kamarnya memiliki balkon masing-masing. Dan ketika pintu kamar balkon terbuka, mata akan di manjakan oleh pemandang taman hotel yang asri dengan rerumputan hijau dan pohon-pohon rindang yang dibawahnya terdapat bangku-bangku kayu. Dan tidak kalah indahnya adalah sungai venesia dengan airnya yang mengalir tenang. Ditambah dengan udara yang begitu terasa bersahabat. Dengan keadaan yang sudah cukup lelah Jiyeon dibantu oleh Ahreum dan Qri tampak merapihkan barang-barangnya di kamar hotel. Dindingnya terlihat di cat dengan warna broken white secara menyeluruh. Ada satu buah ranjang berukuran queen dibalut dengan selimut tebal dan beberapa bantal besar dan guling. Di kedua sisi tempat tidur, terdapat buffet kecil dengan lampu payung yang terdapat diatasnya. Dua buffet kecil itu terlihat cantik karena ada bunga-bunga berwarna ungu sebagai pemanisnya yang di pajang melalui vas kaca. Sebuah sofa besar berada di sisi kanan dan pintu balkon nya sendiri tidak jauh dari depan ranjang tidur Park Jiyeon. Pintu balkon terkesan 'classy' karena terdapat dua horden yang menjuntai di setiap sisi pintunya. ,"Hoammm!" Jiyeon merebahkan tubuh diatas ranjang sambil merentangkan ke dua tangannya. Menutup mata dan merilekskan pikiran. Ia merasakan angin malam venesia berhembus dari arah pintu balkon yang terbuka. ,"Nona Park, kau bisa mengganti pakaianmu. Semuanya sudah aku pindahkan ke lemari". Sahut Qri kanan berdiri di sisi tempat tidur Jiyeon. ,"Ne eonnie, semuanya sudah kami selesaikan. Jadi kau tinggal istirahat saja" Sahut Ahreum yang tampak mengambilkan sebuah gaun tidur untuk Jiyeon. Gaun berwarna putih dari bahan satin. Jiyeon, dia memang terlihat seperti seorang ratu kecil di era modern. ,"Ya! Ini masih jam delapan malam, aku akan pergi sebentar dengan kyuhyun. Aku tidak akan tidur cepat. Letakkan saja gaun tidurnya disana" Jiyeon menunjukkan jari telunjuknya ke arah pintu lemari pakaian. ,"ah~~ ne eonnie, mian" ,"Kalau sudah selesai pergilah ke kamar kalian dan istirahat. Aku tahu kalian pasti lelah" Sahut jiyeon yang kini membalikkan tubuhnya. Tengkurap seperti kura-kura dan memainkan ke dua kakinya, terangkat di udara. Jiyeon seperti anak kecil. ,"Gomawo nona park. Kau bisa panggil kami jika kau memerlukan bantuan kami" Sahut qri yang kini meraih tangan ahreum. Mata mereka kini terpaku pada satu sosok yang berdiri di depan pintu kamar. Sorot mata namja itu seakan mengatakan jika ia tengah 'mengusir' Qri dan Ahreum tanpa harus menggunakan kalimat yang ia lontarkan dari mulutnya. Dengan cepat dan tidak menunggu jawaban dari Jiyeon, kedua yeoja itupun pergi meninggalkan kamar hotel karena kehadiran Cho Kyuhyun. Ia terlihat memakai long ourwear berwarna abu-abu dengan kaos putih didalamnya dan mengenakan celana panjang. Ada senyum yang mengembang di bibir Kyu. Ia memperhatikan gerak-gerik Jiyeon yang masih menengkurapkan tubuh di atas layaknya kura-kura dengan matanya yang terpejam. Dan ketika kedua kaki Jiyeon yang terangkat belum mau berhenti bergerak, tiba-tiba kyu mencengkram pergelangan mata kaki gadis manja itu. Meletakkannya di ke dua sisi dada Kyuhyun seolah kyu menahan kaki jenjang yeojachingu nya itu agar berhenti bergerak. Jiyeon membulatkan matanya. Merasakan genggaman itu begitu kuat. ,'Tidak mungkin ini tangan Qri dan Ahreum..Ini pasti...' Pikir Jiyeon membatin. Lalu saat ia ingin menolehkan kepalanya..
