Chapter 25: [Kiss]

1.8K 275 18
                                    

Prilly memilih duduk dipinggiran jalan yang terang karena bantuan lampu jalanan, gadis itu menenggelamkan wajahnya diatas kedua tangan yang disangga oleh kedua kakinya.

"Aku merindukanmu Ndra." Lirih Prilly

"Aku juga merindukanmu Prill." Prilly tersentak, gadis itu mendongak dan ia mendapati Aliandra yang kini berdiri dihadapannya.

Senyum Prilly mengembang sempurna dengan mata yang berkaca-kaca, bahkan ini tak seperti bayangannya. Prilly tak mengira ia akan dekat dengan Ali kembali.

Prilly tak melepas pandangannya sedetikpun, karena Prilly ingin memastikan bahwa yang dihadapannya bukan hanya khayalan Aliandra melainkan raga nyata cowok itu.

"Ini bukan khayalan Ali, ini benar-benar Aliandra" batin Prilly

Melihat Prilly yang hanya mematung sembari menatapnya sendu, Ali pun mengambil posisi jongkok didepan gadis itu. Ali bisa melihat mata hazel Prilly yang mulai menangis.

Seolah kehadirannya hanya khayalan gadis itu, berusaha memastikan bahwa ini adalah nyata, Ali pun menangkup kedua pipi Prilly dan menghapus lembut air mata gadis itu.

"Lo kenapa diem ?" Prilly hanya menggeleng pelan

"Jangan pikir ini khayalan gue, ini benar-benar Aliandra." bukannya menjawab, bahu Prilly justru semakin turun naik, ia memukul dadanya sendiri, seolah menahan rasa sesak dalam batinnya saat ini.

"Jangan lakukan itu." Aliandra mencoba menahan tangan Prilly yang semakin keras memukul dadanya sendiri, dan berakhir dengan Ali yang memeluk tubuh mungil Prilly

"Gue takut, nggak akan pernah bisa sama-sama lo lagi, gue takut nggak akan lihat lo lagi Ndra." ucap Prilly pelan

"Gue takut"

Prilly tak pernah sedalam ini mencintai seseorang, hidupnya seolah bewarna sejak mengenal Aliandra, lelaki itu telah membawa kebahagian tersendiri untuk Prilly.

Dan saat takdir seolah mengatakan keduanya takkan dapat bersatu, Prilly hanya dapat berharap akan ada hari dimana ia terlahir sebagai Prilly lain yang dapat memiliki Aliandra tanpa ditentang oleh keadaan.

Rasa yang mulai hadir sejak pertemuan kala itu, membuat Prilly akhirnya merasakan yang namanya kenyamanan kembali.
Dekapan hangat Aliandra saat ini seolah membawa ingatannya kembali saat pertama kali ia bertemu Aliandra.

Hari itu seolah adalah hari dimana ia memang ditakdirkan untuk bertemu dan mengenal Aliandra. Cowok itu duduk didepan kepala sekolah Citra Bangsa dengan wajah yang terlampau dingin dan datar.
Atmosfer disekelilingnya seolah memaksanya untuk menghirup oksigen lebih sedikit.

Ali hanya diam saat pak Hasan memberinya peringatan mengenai tawuran yang tempo hari kerap terjadi antara Tunas dan Citra Bangsa.

Prilly yang notabennya siswa baru di Citra Bangsa tak cukup paham kasus yang dialami Aliandra, seingatnya pak Hasan hanya menyuruh Prilly untuk mengikuti Ali, karena cowok itu memang satu kelas dengannya.

Ditinggal berdua diruang kepala sekolah, Prilly hanya diam sembari memperhatikan Aliandra yang diam dengan memainkan bolpoinnya.
First impression Prilly melihat Ali, ia mengira Aliandra adalah cowok yang dingin dan cuek dengan sekitarnya.

Namun semua itu nampaknya hanya anggapan Prilly semata, kenyataannya cowok itu tidak seperti yang ia perkirakan.(Chapter 5)


📝Flashback On

Prilly point of view

Belati TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang