👮

499 30 0
                                    

Happy Reading!

Votement yaa

.

.

Remaja berpakaian seragam taekwondo itu mendudukkan pantatnya dibantalan kursi rumah sakit, persis didepan ruangan tempat ibunya dioperasi. Pandangannya memburam, nafasnya memburu, dan dadanya semakin sesak tatkala mendengar penuturan dokter bahwa hidup sang ibu mungkin tak lama lagi. Pandangannya beralih pada adik perempuannya yang tertidur lelap dalam dekapannya, bahunya bergetar dan akhirnya liquid bening itu meluncur indah menyusuri pipi tembam Jeon Jungkook. Remaja tampan itu menggigit bibir bawahnya, menahan isakan agar tak lolos dari mulutnya dan membangunkan adik kecilnya. Jika saja ayahnya masih hidup, keadaan mungkin tidak akan menjadi sesulit ini bagi keduanya.




Pemuda berpostur tubuh tunggi tegap itu berlarian di lorong rumah sakit, mengabaikan teriakan perawat dan orang-orang yang mengumpat padanya. Choi Siwon bahkan masih menggunakan seragam kepolisian lengkap saat ini, tujuannya hanya satu, melihat wajah wanita yang ia damba sejak lama untuk yang terakhir kalinya. Langkah tegasnya terhenti tepat beberapa meter didepan Jungkook yang tengah berusaha meredakan tangis adik perempuannya. Hatinya tersayat-sayat melihat kondisi keduanya, begitu lemah dan rapuh. Kedua kaki besarnya membawa Siwon ke sisi Jungkook.

"Paman Siwon!!" panggil Jungkook tak tertahankan ketika sang empunya nama menggendong Somi dan menenangkannya dalam dekapan besar miliknya. Siwon menatap hangat Somi dan Jungkook bergantian lalu tersenyum lebar hingga tangis gadis itu mereda, bahkan Somi langsung mengalungkan tangan kecilnya di leher Siwon, tangan kanannya yang bebas ia gunakan untuk mengelus pelan kepala Jungkook.


"Jangan menangis Jeon muda, bahkan jika Yoona juga pergi meninggalkan kalian selamanya, selalu ada paman Siwon disini, arra?" Jungkook mengangguk lalu punggung tangannya menghapus sisa air mata di kedua pipinya, menyisakan ketegaran dan ketabahan yang sempat hilang sesaat.


"Anak pintar!" ujar Siwon seraya menepuk pundak Jungkook, manik bambinya berputar ke arah pintu besar berwarna putih gading yang tertutup rapat, membayangkan wanita yang ia cintai, Jeon Yoona tengah berjuang untuk hidupnya di dalam sana.


Selama ini Siwon telah mengalah pada takdir, saat perasaannya pada Yoona tak pernah terbalaskan, saat gadis yang menjadi candu baginya itu menikah dengan orang lain, saat Yoona mengandung anak yang bukan dari miliknya, semua itu telah ia relakan. Siwon cukup puas hanya dengan mengamati dan menjaga gadis itu dari kejauhan, tapi salahkah jika kini hati kecil Siwon ingin melawan takdir? Salahkah jika pemuda itu ingin Yoona tetap hidup meski tak pernah ada disisinya? Siwon menghela nafas berat lalu mengalihkan pandangannya ke langit-langit rumah sakit. Dadanya terasa sesak, dan ia takut akan ikut menitikkan air mata jika berlama-lama bergulat dengan batinnya.

Kini yang bisa ia lakukan adalah menggunakan semua cinta dan kasih sayangnya pada Yoona untuk menjaga kedua anak itu. Mendedikasikan semua perasaannya untuk Jeon Jungkook dan Jeon Somi.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mascherare |LISKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang