♡ BAB 18 ♡

210 47 4
                                    

Sudah dua hari setelah Suga menjelaskan apa yang ia ketahui tentang Taehyung pada Ji Eun. Namun, gadisnya itu sekarang jadi mogok bicara pada Suga. Ah, ia sudah terbiasa didiamkan oleh Ji Eun sekarang.

Tapi, sepertinya Ji Eun masih tidak mempercayai ucapan Suga. Ia saat ini masih tetap jalan bersama Taehyung di sekolah. Suga selalu mendapatinya sedang minum cappuccino di kafe seperti biasa.

Dan sekarang, Suga juga masih belum menemui Taehyung untuk menunaikan janjinya. Ya, janji untuk menghancurkan Taehyung karena telah mempermainkan Ji Eun. Mungkin, Suga akan menunggu bagaimana reaksi Ji Eun saat mengetahui semua kebenaran yang ia ucapkan. Tapi, menunggu hal itu rasanya seperti menyakiti Ji Eun diam-diam.

***

Taehyung sejak tadi terus saja memainkan handphonenya, meskipun di hadapannya ada Ji Eun. Keduanya sekarang sedang istirahat makan siang di kantin sekolah. Untungnya tidak ada keberadaan Jungkook sekarang, kalau ada mungkin dia akan merecoki mereka berdua dengan omongannya yang tidak habis-habis.

"Taehyung," panggil Ji Eun. Ia kesal karena sejak tadi kekasihnya itu hanya memainkan handphone, seperti di hadapannya tidak ada Ji Eun saja.

"Mwoya?" Taehyung menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Aish, simpanlah handphonemu, Taehyung."

"Ji Eun, aku sedang sibuk. Sebentar lagi saja, baru aku akan menyimpan handphoneku," pinta Taehyung.

Ji Eun mengernyitkan keningnya, otaknya berpikir jika Taehyung menyembunyikan sesuatu di handphonenya. Ia jadi teringat saat Suga berkata bahwa Taehyung sempat bertemu dengan perempuan lain. Apa sekarang Taehyung sedang menghubungi perempuan itu?  Pikir Ji Eun.

"Coba aku lihat." Ji Eun merebut paksa handphone milik Taehyung. Sementara pemiliknya menatap Ji Eun dengan pandangan kesal bercampur bingung.

"Ya! Apa yang kau lakukan Ji Eun? Game yang kumainkan sebentar lagi menang, kenapa kau merebutnya?!" protes Taehyung.

Mencoba memastikan ucapan Taehyung, Ji Eun kemudian melihat handphone milik kekasihnya tersebut. Dan benar saja, layarnya menunjukkan kalau saat ini Taehyung sedang memainkan sebuah game online.

Ji Eun menatap Taehyung dengan pandangan yang menyelidik. Kemudian handphone milik Taehyung ia kembalikan. Kekasihnya menerima handphone ber-case hitam itu dengan jengkel.

"Kau mengira aku sedang menghubungi perempuan lain?" tebaknya.

Tidak menjawab, Ji Eun lebih memilih untuk meminum jus yang tadi dipesannya. Sementara Taehyung masih tetap menatap Ji Eun sambil menunggu jawaban dari pertanyaannya.

"Kalau tebakanku benar, berarti kau memang tidak mempercayaiku. Jadi, selama ini, kau menganggapku seperti apa?"

"Aku hanya memastikan jika kau benar-benar setia denganku, tidak bermain-main dengan perempuan lain. Bukan tidak mempercayaimu, hanya saja, kemungkinannya sangat kecil jika seorang laki-laki hanya setia pada satu perempuan saja," jelas Ji Eun.

Tidak dapat dipungkiri, ucapan Suga saat itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Ia benar-benar takut jika ucapan itu benar-benar terbukti.

"Jika pikiranmu seperti itu, kenapa kau menerimaku sejak awal? Kenapa kau tidak mencari tahu lebih jauh seberapa besar setiaku pada seorang perempuan. Kenapa rasa ragumu muncul ketika kita sudah berjalan lebih jauh seperti ini?" desak Taehyung.

Ji Eun mengulum bibirnya, dia tidak tahu harus menjawab pertanyaan Taehyung seperti apa. Saat ini, ia hanya bisa menunduk, terlalu takut untuk sekedar menatap kedua mata Taehyung.

Karena baru-baru ini, seseorang memberitahuku jika kau bukanlah laki-laki yang baik. Batin Ji Eun.

Jika saja Suga memberitahunya lebih awal, mungkin Ji Eun akan berpikir dua kali untuk menerima Taehyung menjadi kekasihnya. Mungkin juga, ia akan meredam perasaannya karena pada kenyataannya, Taehyung bukanlah laki-laki seperti yang ia pikirkan.

"Bukan hal yang salah apabila aku meragukanmu meski kita sudah berjalan sejauh ini. Tapi pada nyatanya, aku memang benar-benar meragukan setiamu padaku. Bagaimana bisa kau berjalan dengan perempuan lain setelah menemuiku tempo hari di kafe yang sama?" Akhirnya, setelah berdebat sekian lama dengan batinnya, ia mengatakan hal serupa yang diucapkan oleh Suga. Mencoba mencari kebenaran dari apa yang diucapkan sahabatnya itu.

Sepersekian detik, Ji Eun melihat reaksi Taehyung yang tampak terkejut dengan semua perkataannya. Mata kekasihnya itu sedikit membelalak ketika Ji Eun mengucapkan kalimat terakhirnya. Dan sekarang, Ji Eun benar-benar takut jika semua yang dikatakan Suga memanglah sebuah kenyataan.

"Ternyata dugaanku benar. Kau mengira aku bermain dengan perempuan lain. Sepertinya, kau memang tidak mempercayaiku. Bagaimana bisa kau menuduhku berjalan dengan perempuan lain, sementara pada waktu yang bersamaan aku mengantarmu pulang ke rumah? Kau bisa menjelaskannya, Ji Eun? Atau, kau hanya mengada-ada?" Taehyung akhirnya berkata setelah berhasil menetralkan raut wajahnya kembali seperti biasa.

Ji Eun sedikit tersentak. Benar juga, pikirnya. Setelah pertemuannya di kafe dengan Taehyung, kekasihnya itu segera mengantarnya pulang. Apa ini hanya akal-akalan Suga saja agar ia memutuskan hubungannya dengan Taehyung?

Setelah berpikir keras, akhirnya Ji Eun menemukan sebuah kalimat yang tidak bisa disebut jawaban. Tapi bisa membuatnya berkelit dari pertanyaan yang diajukan oleh Taehyung.

"Aku mengikutimu. Kenapa? Ada yang salah? Aku kembali ke kafe itu dan kemudian melihatmu dengan gadis lain. Kalimatmu tentangku yang mungkin berselingkuh diam-diam dengan Yoongi ternyata tidak terbukti. Justru kenyataannya, kaulah yang mencoba selingkuh di belakangku diam-diam. Benar-benar hebat."

Dan kini, giliran Taehyung yang terdiam. Bibirnya kelu untuk membalas ucapan Ji Eun. Bagaimana bisa gadis ini mengetahuinya, batin Taehyung bersuara.

***

Maafkan bab ini sedikit pendek. Terima kasih sudah berkenan membaca dan memberi vomment.💕

Stay With Me [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt