DIRGA (6)

7K 269 13
                                    

Hari minggu adalah hari yang sangat membosankan untuk Ana. Hanya berdiam di rumah, dan juga tidak mempunyai teman ngobrol. Beginilah nasib jika menjadi anak tunggal. Kadang Ana suka iri ketika ia melihat anak tetangganya yang sering ribut hanya gara-gara hal kecil. Sungguh, Ana sangat menginginkan hal itu.

Setelah membereskan kamarnya, Ana kembali tiduran di kasur coklatnya yang empuk. Sambil sesekali memakan cemilan dan menonton tv.

Percayalah tv itu di nyalakan bukan sepenuhnya untuk ditonton tetapi agar suasana di kamarnya ini tidak terasa sepi.

Tersadar mendengar suara getaran di sampingnya yang berasal dari ponselnya. Dengan cepat ia membukanya. Berharap notifikasi tersebut dari seseorang.

Setelah melihat isi notif. Muka Ana berubah menjadi lusuh. Ana kecewa, bercampur kesal. Karena, isi pesan tersebut ternyata dari Operator yang menyatakan nomornya dalam masa tenggang padahal pulsanya saja masih banyak. "Bilang aja lo mau modus kan sama gue. Dasar om-om operator." rutuk Ana.

Selang beberapa menit tiba-tiba ada sebuah pesan lagi yang masuk. Tenang, kali ini bukan dari Operator tetapi entahlah Ana tidak tahu itu siapa. Karena, hanya terdapat deretan angka saja.

0838045xxx : Hai:).

Ana mengernyitkan dahinya. Ini untuk kedua kalinya nomor itu mengirimkannya pesan.

🍒

"Kira-kira masih di simpan gak nomor gue ya. Semoga aja nggak deh." gumam seseorang yang sedang duduk di balkon kamarnya bingung. Ingin rasanya dia menyapa seseorang di sana, tapi ia merasa ragu, karena ini sudah kedua kalinya.

Setelah berkecamuk dengan pikirannya. Ia pun bertekad mengirimkan pesan itu.

0838045xxx: Hai:).

Tiga menit berikutnya, ponselnya berbunyi dan benar ternyata itu adalah balasan dari pesannya.

0857123xxx: Lo yg waktu itu?

"Masih di simpan ternyata." pikirnya dalam hati.

0838045xxx : Km blm tau sm aku?

0857123xxx : Blm. Emg lo siapa?

Menerima balasan seperti itu, ia hanya tersenyum lega. Pasalnya orang diseberang sana belum mengetahui namanya.

🍒

"Kenapa setiap gue tanya gitu. Gak pernah di balas." ujar Ana curiga. "Siapa sih sebenernya ni orang. Gue yakin dia dekat sama gue."

"Tapi siapa." sambungnya.

Masih bertanya-tanya siapa orang yang mengirimkannya pesan beberapa menit yang lalu. Kemudian terdengar suara bik Imah yang memanggilnya, membuat lamunannya buyar.

"Non." Panggil bik Imah dari luar kamar Ana.

"Iya bik, kenapa." tanya Ana yang sekarang sudah berada diambang pintu bersama bik Imah.

"Itu non ada yang cari non." Ana mengkerut kan dahinya bingung. "Siapa bik?"

"Gak tau saya non. Orangnya cowok, cakep. Pacar non kali." ujar si bibik sambil menggoda Ana.

"Apaan sih bik. Pacar aja Ana gak punya haha." jawab Ana dengan kekehan kecilnya. "Ya udah ayok bik."

Lalu, bik Imah pergi dari situ disusul Ana di belakangnya.

"Eh lo, Ga. Tumben gak bilang-bilang dulu mau kesini." ujar Ana ketika ia berada di ruang tamu. Tempat dimana Dirga menunggu.

Menyadari kedatangan yang punya rumah, Dirga berdiri. "Iya Na. Buru-buru soalnya."

"Kok buru-buru. Emang mau kemana?" tanya Ana.

"Ke rumah lo. Buru-burunya karena emak gue ngebet banget pengen ketemu sama lo." jawabnya.

Ana bingung kenapa Mamanya Dirga pingin bertemu dengannya. Apakah Mamanya mengenal dirinya? Lantas kenal darimana. "Emang mama lo kenal sama gue, Ga? Kok bisa? Dari mana kenalnya?" tanya Ana yang berusaha menjawab kebingungannya dengan beruntut.

"Katanya sih dia pernah ngeliat chat kita. Terus Mama penasaran sama lo. Nih ya tadi aja gue baru mau tidur eh malah di suruh buru-buru jemput lo." ujar Dirga.

"Oh ya udah. Gue ganti baju dulu."

"Iya. Buruan ya Anabel. Keburu malam."

"Iya tunggu bentar ya Dirgahayu." Dirga yang mendengar jawaban Ana langsung menatap Ana tajam. Membuat gadis itu terkekeh. Jarang-jarang kan ia menggoda si tukang bully ini.

Sepuluh menit berlalu, Ana kembali ke ruang tamunya dengan baju yang berbeda. "Yuk." ucap Ana menyadarkan lamunan Dirga.

"Gak izin dulu sama nyokap lo?" tanya Dirga.

"Nyokap gue gak ada di rumah." Dirga hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

Mereka keluar dari rumah Ana dan Dirga menyalakan motornya. Kemudian, Ana langsung menaiki motor besar berwarna merah itu lalu Dirga langsung menancapkan gasnya menuju ke tempat tujuan mereka.

🍒🍒🍒

Dirga💛

Dirga💛

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dirga (Completed)Where stories live. Discover now