Forth's Conflict

2.3K 227 11
                                    


Forth Pov

Beam, nama lengkapnya Baramee Vongpiphat, adalah orang yang aku cintai. Aku melihatnya ketika dia bermain basket dengan teman-temannya di sekolah. Saat itu aku berpikir, bagaimana bisa seorang anak laki-laki terlihat begitu memikat? Caranya menggerakkan tubuhnya berlari di lapangan, caranya melompat riang ketika timnya mencetak beberapa poin, bahkan dengan wajah dan tubuhnya berkeringat dia masih terlihat menarik.

Ini pertama kalinya aku sangat terpesona dengan seseorang. Ku kira itu hanya sekali, tapi sebelum aku menyadarinya, aku akan selalu menemukan kehadirannya. Bahkan aku bisa melihatnya di antara kerumunan orang banyak, dia satu-satunya orang yang bisa ku lihat. Seolah dia memancarkan cahaya hanya untukku menemukannya.

Kadang aku mendapati dia menatapku. Terutama ketika aku sedang tidak menatapnya, aku merasakan tatapan intens yang ditujukan padaku. Bahkan aku merasa percaya diri jika dia memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi bagaimana bisa ketika dia sangat populer di antara para gadis. Dia bisa mendapatkan siapa pun yang dia suka, dia tidak akan menyukai pria besar sepertiku.

Kalau saja aku memiliki bentuk tubuh yang lebih kecil, rambut yang bersinar lebih panjang, kulit halus yang lembut ...

Semua pikiran negatif ini membuatku hampir menyerah. Tapi aku tidak bisa menghentikan perasaan ini, seperti cairan dalam wadah yang meluap karena cinta yang semakin besar. Dan kemudian, dia memberiku sedikit harapan.

"Maaf!" Dia berseru ketika bola basket yang dia gunakan untuk bermain dengan teman-temannya berguling ke arahku dan mendarat di kakiku. Dia bergegas menghampiriku untuk mengambilnya. Saat aku memberikan bola itu, dia menatapku dan wajahnya berubah menjadi putih. Dia tampak tercengang, aku merasa tidak nyaman jika dia benar-benar takut padaku.

Tapi kemudian aku melihat pipinya yang perlahan berubah merah terang sampai menyebar ke telinganya. Aku ingin mengatakan sesuatu tetapi terhenti karena dia dengan cepat bergegas pergi membawa bolanya.

Itu dia. Aku yakin jika dugaanku benar. Dia juga menyukaiku, dan kejadian tadi telah membuktikannya. Aku bertekad menghadapinya, untuk memberitahukan perasaanku yang sebenarnya.

"Apa kau Phana?" Aku bertemu dengan salah satu sahabat Beam yang selalu bersamanya. Pria itu sedikit lebih tinggi dariku. Ketika aku menyapanya, dia sedikit terkejut tetapi kemudian dia segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

"Apa aku mengenalmu?" Dengan malas dia balas bertanya. Aku agak terkejut. Ku kira dia adalah pria yang ramah berdasarkan apa yang aku lihat ketika dia bersama Beam. Sebaliknya, dia bicara denganku begitu dingin. Mungkin dia tidak ramah pada orang-orang yang tidak dekat dengannya. Tapi aku tidak bisa mundur sekarang. Aku telah memutuskan dan aku membutuhkan bantuannya.

"Bolehkah aku minta bantuanmu? Bisakah kau memberikan ini pada Beam, khrub?" Aku mengulurkan sekotak coklat truffle yang aku siapkan untuk Beam. Aku bahkan memasukkan kartu kecil di dalam kotaknya agar Beam tahu itu dariku.

Pha menatap sejenak kotak yang ku berikan tanpa berusaha mengambilnya. Terlihat dia menelan ludah sebelum mengambilnya dari tanganku. Dia tidak mengatakan apa-apa, tapi aku tahu dia bersedia jadi aku berterima kasih padanya sebelum dia pergi. Teman yang aneh.

Setelah itu, setiap hari aku akan menitipkan beberapa hadiah untuk Beam melalui Pha. Kadang camilan biasa, kadang coklat mewah, dengan sedikit catatan berbentuk hati. Aku sendiri berpikir itu terlalu murahan, tapi aku akan melakukan apa saja untuk menyampaikan kesungguhanku.

Ketika aku benar-benar jatuh cinta, aku mengharapkan jawaban. Tapi aku belum menerima balasan apa-apa. Aku mulai merasa cemas. Apa cintaku tak terbalas? Apa mungkin ada kesalahpahaman selama ini?

Lies Between Us (ForthBeam FanFic Bahasa Trans)Where stories live. Discover now