Denial

2.5K 229 29
                                    




Mata Beam perlahan terbuka untuk melihat langit-langit putih di atasnya. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi kepalanya berdenyut sakit hingga dia tidak bisa memikirkan apapun. Hal terakhir yang dia ingat adalah suara Park, dan suara seseorang memanggil namanya. Tidak, bukan hanya satu suara, tapi ada dua suara yang tidak asing. Salah satu dari mereka terdengar hangat, sementara suara yang satunya menyakitinya. Dan yang lebih penting, di mana dia?

Beam duduk di tempat tidur ketika wajah yang dikenalnya muncul dari pintu. Yang paling tidak terduga, orang itu adalah Forth. Dan lebih mengejutkan lagi, Forth mendekat dan memeluknya.

"Aku senang kau baik-baik saja, Beam!" Kata Forth lega, sementara Beam sangat bingung. Dia memberi tatapan memohon pada kekasihnya yang hanya berdiri beberapa meter darinya. Apa yang dia lakukan di sana, terlihat menyedihkan sambil hanya melihat pria lain memeluk kekasihnya sendiri? Jika dia tidak suka, harusnya dia menghentikannya.
Beam kemudian melirik Kit. Kit yang berdiri tepat di belakang Forth menatapnya dengan prihatin. Kit tampaknya juga tidak memiliki niat untuk memisahkan Forth darinya.

"Kau baik-baik saja, Beam?" Forth melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Beam dengan kedua tangannya. Mata Beam beralih dari Pha dan Kit ke wajah di depannya. Melihat wajah itu membuat hatinya berdebar begitu menyakitkan. Seakan ditarik keluar dari halusinasi yang dalam, Beam dengan cepat menepuk tangan Forth dari pipinya. Semua orang di dalam ruangan itu terkejut oleh tindakannya yang tak terduga, termasuk Pha.

"Ada apa, Beam? Apa kau merasa sakit?" Forth bertanya, suaranya dipenuhi kekhawatiran sambil dia memeriksa tubuh Beam dengan matanya, tanpa menyentuh Beam dengan tangannya.

"Ai'Pha." Beam memanggil dengan lembut, dan orang yang namanya dipanggil memandangnya dengan heran. Kenapa dia melihat Beam seperti itu? Beam mengangkat kedua tangannya ke arah Pha. Dia tidak tahu mengapa dia merasa sangat membutuhkannya sekarang. Yang ia inginkan adalah merasa aman di tangan kekasihnya. Tapi kekasihnya sendiri tidak menyadari itu. Pha tertegun sambil masih menatapnya dengan aneh. Jadi, Beam harus memberitahunya.

"Pha, peluk aku." Forth melangkah mundur dari ranjang Beam. Matanya menatap Beam dengan kesakitan. Sedang Beam bertanya-tanya mengapa. Kit berbalik untuk menatap Pha dan mendorongnya untuk melakukan apa yang dikatakan Beam. Dengan ragu, Pha mendekat dan duduk di tepi ranjang, membawa Beam ke pelukannya. Beam mendesah lega ketika dia merasakan kehangatan Pha di kulitnya sementara lengannya memeluk tubuh Pha dengan erat. Dia membenamkan wajahnya di dada Pha, mendengarkan bunyi detak jantungnya. Akhirnya dia merasa tenang.

"Bagaimana perasaanmu, Beam?" Adalah kata pertama yang dikatakan Pha setelah hanya diam sejak tadi.

"Rasanya lemas sekali. Tapi aku baik-baik saja sekarang karena kau ada di sini." Beam bergumam. Dia memejamkan mata sambil menikmati perasaan cinta dan kenyamanan dalam pelukan Pha.

Setelah beberapa saat terdiam, Beam sedikit melepaskan pelukannya pada Pha dan mengangkat wajahnya untuk menatap kekasihnya dengan penasaran.

"Tapi, kenapa aku berada di rumah sakit? Apa yang terjadi padaku?" Pertanyaan yang keluar dari bibir Beam menyebabkan tiga orang lainnya melihat Beam dengan shock.

"Beam, kau tidak ingat apa-apa?" Kit bertanya.

"Ingat apa?" Beam mengembalikan pertanyaannya.

"Aku akan memanggil dokter." Pha bangun dari tempat tidur, ingin memanggil dokter. Tapi sebelum dia melangkah, sebuah tangan pucat meraih pergelangan tangannya, menghentikannya untuk pergi.

"Jangan tinggalkan aku, Ai'Pha." Beam memohon.

"Tapi..."

"Tetap bersamaku." Potong Beam, tidak memberi kesempatan bagi Pha untuk menolak. Pada akhirnya, Pha duduk kembali di ranjang dan Beam memeluknya lagi.

Lies Between Us (ForthBeam FanFic Bahasa Trans)Where stories live. Discover now