Look At Me

2.1K 212 15
                                    


Pha Pov

Sejak kapan itu dimulai? Aku melihat Beam dan si brengsek Forth itu semakin dekat. Tidak dekat seperti teman, karena kadang mereka masih bertengkar. Tapi argumen mereka tampaknya lebih menyenangkan tanpa ketegangan seperti dulu.

Seolah mereka saling bercanda dan tampak menikmatinya meski Beam tidak akan pernah mengakuinya. Bagaimana bisa menjadi seperti ini? Aku ingat beberapa hari yang lalu Beam kembali ke fakultas bersama Forth. Pasti terjadi sesuatu di antara mereka. Forth tidak mengatakan apa-apa pada Beam, bukan?

Jika dia melakukannya, semua akan sia-sia. Kesalahan yang aku lakukan di tahun terakhir kami di sekolah menengah tidak akan berarti apa-apa. Kesalahan yang tidak pernah ingin aku lakukan.

Flashback on

Beam dan aku bertemu ketika kami berusia sekitar empat tahun, keluarga kami baru saja pindah dari China ke lingkungan tempat tinggal keluarganya. Kebetulan, ayah kami teman baik saat mereka masih di universitas hingga Beam dan aku secara alami menjadi teman bermain.

Kalian tidak akan pernah percaya, tapi ketika masih kecil, aku sedikit lebih kecil dan manja dari Beam. Beam bersikap seperti seorang pemimpin di antara anak-anak seusia kami di lingkungan itu. Dia memimpin di setiap pertandingan yang kami mainkan, sementara aku mengikutinya seperti anak perempuan. Anak-anak lain menganggapku menyebalkan, tapi dia tidak pernah menyuruhku pergi. Sebaliknya, dia akan selalu menarik tanganku ketika aku ditinggalkan dan melindungiku dari anak-anak yang nakal.

Sama seperti bagaimana Kit diselamatkan oleh Beam saat di SMA karena dibully sebagai anak gendut, aku diselamatkan oleh kebaikannya. Dia adalah pahlawanku. Aku kagum padanya, berpikir dia sempurna karena tidak takut pada apapun. Aku menjadikannya panutanku, tujuan yang ingin ku capai di masa depan.

Namun, suatu hari terjadi sesuatu yang mengubah pikiranku terhadapnya. Saat itu kami berusia 9 tahun. Seperti biasa, aku menjadi sasaran bullying oleh kakak kelas di sekolah. Beam datang untuk menyelamatkanku, tapi kemudian dia dipukuli. Ketika aku mencoba untuk menyelamatkannya, aku juga dipukul oleh mereka. Kami terselamatkan ketika seorang guru menemukan kami.

Kemudian kami dijemput oleh pengasuhku dan selama di perjalanan, Beam menghiburku yang terus menangis. Setelah kami sampai di rumah masing-masing, aku bersama ibuku pergi ke rumah Bean untuk meminta maaf karena melibatkannya. Tapi pemandangan yang kulihat mengejutkanku. Beam menangis di dada ibunya dengan ibunya membelai kepalanya lembut. Ini pertama kalinya aku melihat dia menangis dan terlihat rapuh. Sejak itu, aku berusaha menjadi kuat secara fisik dan mental agar aku bisa menghentikan air matanya. Aku berjanji pada diriku akan menjadi orang yang melindunginya.

Akhirnya, aku berhasil. Aku menjadi jauh lebih tinggi darinya. Tubuhku lebih besar dan lebih kuat. Saat kami memasuki sekolah menengah atas, aku selalu melindunginya dari apapun. Sebelum aku menyadari, dia sangat bergantung padaku. Sampai orang-orang mengatakan Beam tidak bisa hidup tanpaku. Dan itu membuatku merasa lebih unggul darinya.

Salah. Ternyata aku salah. Orang-orang itu salah. Ketika aku berpikir Beam akan bersamaku selamanya, dia hampir menjauh dariku.

Setelah dia meminta saranku tentang Forth, akhirnya aku menyadari perasaanku terhadapnya bukan sekedar sebagai teman. Rasanya sakit mendengar nama pria lain keluar dari mulutnya. Dan lebih menyakitkan saat aku tidak bisa memahami perasaanku sendiri.

Sampai malam itu terjadi. Malam dimana aku memiliki nafsu terhadap sahabat baikku sendiri, dan aku meluapkannya pada perempuan asing. Itu adalah  pertama kali bagiku, dan aku gagal melindunginya untuk Beam.

Lies Between Us (ForthBeam FanFic Bahasa Trans)Where stories live. Discover now