Tear

4K 528 36
                                    

EOMMAAA!!!

Pekik Taemin saat melihat kamar Ibunya yang seperti lautan darah, lantainya dipenuhi genangan darah. Dan Hana?

Dia terbaring di atas ranjang dengan berbalut selimut hingga sebatas leher. Taemin mendekati tubuh Ibunya, dia menyentuh wajah Hana. Dingin, seperti es.

Eomma, weire? Hiks... Eomma irreona... Eomma jebal... ” Isak Taemin yang terus menepuk-nepuk wajah Ibunya.

Taemin menarik selimut tebal yang menutupi tubuh Ibunya. Dan saat itu, Taemin merasa kalau hidupnya berakhir. Darah berceceran di mana-mana, di seprai, selimut, dan pakaian Hana. Taemin tau, siapa yang harus dia tuju. Setelah melempar tas sekolahnya ke sembarang tempat, dia berlari secepat mungkin. Meninggalkan rumah dan mencari pertolongan untuk Ibunya. Dia pergi ke rumah Jihyun.

“ PAMAN JIHYUN!! INI AKU TAEMIN, TOLONG KELUARLAH!! SESUATU TERJADI PADA EOMMA!! ” Teriak Taemin yang masih terus menggedor pintu dan berteriak.

Sampai orang yang dia nanti muncul, Jihyun dan Ho Seok, juga ada seorang wanita, dan satu orang pria lagi. Yang Taemin tau kalau wanita itu adalah Saeron, sahabat mendiang Ayahnya.

“ Ada apa, katakan perlahan? ” Kata Jihyun.

E... Eomma.. ” Kata Taemin putus asa.

Jihyun paham, ketakutannya kini menjadi kenyataan. Dia segera berlari ke sebrang, secepat mungkin. Dan melihat keadaan Hana yang memprihatinkan.

“ Hana!! ” Jihyun segera merengkuh tubuh itu.

Keadaannya sungguh menyedihkan, pucat, biru, dingin, darah di mana-mana. Hana pasti mengalami pendarahan.

Hyung, panggil ambulan. Sekarang. ” Final Jihyun.

°
°
°

Suara gesekan roda ranjang dan lantai marmer terdengar nyaring disusul dengan suara tangisan seorang bocah laki-laki.

Hiks.... Eomma harus baik-baik saja.... ” Taemin terus mengatakan kalimat itu pada Ibunya.

Sampai dokter memisahkan mereka di pintu ICU.

“ Maaf, kalian harus menunggu di luar. ” Kata dokter sebelum menutup pintu itu.

“ Kau harus baik-baik saja, Hana. Untuk anak-anak. ” Gumam Jihyun.

Hiks.... Harusnya aku tidak meninggalkan Eomma sendirian... Hiks... Bodoh! ” Maki Taemin pada dirinya sendiri sambil terus memukuli kepalanya.

Hyung, bisa tolong kau jemput Yoonji? Aku yakin dia pasti masih di sekolah. ” Jihyun menatap Hoseok penuh harap.

“ Baiklah. ” Jawab Hoseok yang kemudian pergi bersama Namjoon, ya pria yang tadi ada di rumah Jung.

Kini hanya tersisa Jihyun, Taemin, dan Saeron yang masih sedikit syok karena keadaan Hana. Jihyun memandang Taemin yang tengah menangis histeris. Dia duduk di samping Taemin, menyamai posisi bocah itu.

“ Hei, ini bukan kesalahanmu. Ini semua takdir Tuhan. Mungkin Tuhan lebih menyayangi adikmu, jadi Dia mengambilnya kembali. Kau tau? Ibumu pasti— ”

Appa! ” Jihyun terbungkam saat tiba-tiba Taemin memanggilnya Ayah dan menangis di pelukannya.

Jihyun bingung, dia ragu untuk membalas pelukan Taemin. Tapi dirinya yang lain berkata berbeda. Dia bilang, dia harus memeluk Taemin, saat ini. Karena Taemin membutuhkannya.

Hiks.... Aku sudah melanggar janji pada Eomma... Hiks... Dulu Eomma pernah bilang, air mata terakhirku adalah saat Jimin Appa pergi, setelah itu aku tidak boleh meneteskan air mata barang sedikitpun... Dan sekarang... Hiks... Aku melanggarnya... ” Air mata Jihyun menetes membasahi rambut Taemin.

Hiraeth ; PJMWhere stories live. Discover now